tag:blogger.com,1999:blog-3813379089123345702024-03-12T16:19:04.778-07:00aiiu poenya blogSRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-45941293148374310262012-05-18T04:57:00.000-07:002012-05-18T05:09:53.344-07:00profil + foto yessung suju<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhevRHUWTxQlh6FkwcwYXdS0bcWv0gwYfpqQfPLfnCzp2WdrU9oiD_jTIX8bi6vNSygP6Dhja2JkDKhk7KBJyP7I68OfVeX38Tw-wjhmVHs4ieP9KTKtuNBQS3muexv8Fy-Lkd2LSoa6YUX/s1600/imankikuk.blogspot.com_Profil_Yesung_Super_Junior_09.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="202" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhevRHUWTxQlh6FkwcwYXdS0bcWv0gwYfpqQfPLfnCzp2WdrU9oiD_jTIX8bi6vNSygP6Dhja2JkDKhk7KBJyP7I68OfVeX38Tw-wjhmVHs4ieP9KTKtuNBQS3muexv8Fy-Lkd2LSoa6YUX/s320/imankikuk.blogspot.com_Profil_Yesung_Super_Junior_09.jpg" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjehMNEG8_JfO3VAI8lS_dZm5cDql7suYUSITjQ-otm4vygUaiWAKhXkSEbfX5Ha2rwt917ZcqgScu-Ie0nzyxFa3i34v2Nf7-Lw1tBArXuFGoqfTXeJzbUtKGuLUWpCcjIGE410Sit6AIG/s1600/yesung-suju-7.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="240" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjehMNEG8_JfO3VAI8lS_dZm5cDql7suYUSITjQ-otm4vygUaiWAKhXkSEbfX5Ha2rwt917ZcqgScu-Ie0nzyxFa3i34v2Nf7-Lw1tBArXuFGoqfTXeJzbUtKGuLUWpCcjIGE410Sit6AIG/s320/yesung-suju-7.jpg" /></a></div>
<b>Profil Yesung Super Junior
Nama asli: Kim Jongwoon
Nama Mandarin: Yi Xing
Nama panggilan: Cloud, Dog/Anjing (dari Shio China), Rabid Dog/Anjing Rabies (nama panggilan Yesung dari Heechul)
Tanggal lahir: 24 Agustus 1984
Tempat lahir: Chunahn, Provinsi Choongchung Selatan
Tinggi badan: 178 cm
Berat badan: 64 kg
Golongan darah: AB
Agama: Katolik
Posisi: lead vocal
Saudara: adik laki-laki Kim Jongjin (1987)
Keahlian/Hobi: nyanyi, dengerin musik, latihan di gym (?)
Pendidikan: Chungwoon University, kemungkinan pindah ke Sunmoon University; lulus awal taun 2009.
Cewek ideal: kayak Moon Geungyoung
Fakta Yesung Super Junior
1. 김종운 adalah Hangeul untuk Kim Jongwoon. Dan예성 adalah Hangeul untuk Yesung.
2. Nama panggungnya “Yesung” yang artinya ′Art of Voice′.
3. Lahir pada tanggal 24 Agustus 1984. Tingginya 178. Golongan darahnya AB
4. Arti namanya adalah kekuatan, artistik dan kehidupan rumah tangga yang tentram.
5. Orangnya parno abis.
6. Yesung punya jari tangan yang kecil.
7. Yesung suka musim gugur.
8. Saat makan, Yesung sering megangin sumpit sambil mengangkat pinggir makanan.
9. Sekamar sama Ryeowook.
10. Suka sama cewek berkepribadian polos.
11. Yesung sering merasa bosan dan iri sama Heechul karena Heechul bisa bermain-main dengan kucing peliharaannya. Akhirnya dia membeli seekor kura-kura 300 ribu won dan diberi nama Ttatkoma dan ditaruhnya di akuarium. Tapi ternyata kura-kuranya itu tidak pernah bergerak dan hanya diam saja sehingga Yesung malah makin bosan.
12. Ada sifat Yesung yang ngebuat member SJ sebel sama dia. Yesung suka megang – megang muka orang. Yesung bilang “aku memang dari kecil suka megangin muka orang dan memang aku suka megangin muka member SJ kalau lagi tidur. Soalnya saat tidur, anak SJ sangat lucu dan terlihat polos “.
13. Kyuhyun sempat menjadi korban Yesung, Kyuhyun ngaku kalau Yesung suka mengrepe-grepein dia.
14. Eunhyuk paling malas masuk kamar Yesung karena, menurut Eunhyuk kamar Yesung mempunyai aura yang berbeda.
15. Begitu juga menurut Shiwon, “kalau Yesung berdiri dibelakangmu, auranya berbeda sekali. Hawa dingin yang keluar”.
16. Kalau sudah pensiun dari SJ, Yesung ingin berbisnis.
17. Sangat sayang pada Ttatkoma dan merasa sedih karena kura-kura bisa hidup hingga 80 tahun, karena bila Yesung meninggal , siapa yang akan mengurus Ttatkoma??.
18. Bila sedang bosan, sering kali Yesung mengajak ngobrol Ttatkoma.
19. Pernah Eunhyuk melihat Yesung memandangi Ttatkoma dan berkata, “Hyung, kenapa?” dan Yesung menjawab, “tujuanku memelihara dia agar tidak bosan, sekarang kenapa aku merasa tambah bosan ya??”
20. Yesung merupakan satu – satunya member yang jago dalam hal potret memotret, apalagi cute self potret. Dia sering kali berkomentar bila melihat orang – orang memotret dengan tekhnik yang salah “ arrrghh, aku ingin membunuh mereka semua. Tekhnik pengambilan mereka semua salah. Seharusnya itu seperti ini. Terutama untuk orang yang bermata kecil seperti aku. Mereka harus meletakkan kamera beberapa cm diatas kepala, lalu arahkan pandangan kalian ke atas, miringkan kepala beberapa derajat, kemudian tersenyum. Tekhnik potret seperti ini akan membuat mata kita lebih besar dan berbinar.
21. Yesung pernah bicara selama 2 jam nonstop dalam salah satu tayangan televisi, tapi setelah itu naas bagi Yesung, ujung – ujungnya sang produser malah mengcut 90 % bagian Yesung. Sampai sekarang Yesung tidak bisa melupakan peristiwa itu.
22. Kalau tidur, Yesung suka pindah – pindah. Yesung punya kebiasaan suka bangun dan tidur di kasur yang berbeda setiap 20 menit. Jadi ini terjadi waktu di hotel kalau malam. Yesung suka pindah tempat tidur setiap 20 menit ke kasur member yang lainnya. Dan bukannya hanya numpang tidur,dia suka meraba – raba bibir member yang lain.
23. Sifat aneh Yesung, mungkin keturunan dari ibunya. Ibunya Yesung, sering sekali datang pagi-pagi ke dormnya SJ dan mencium member-member SJ yang lain.
24. Kangin pernah cerita bahwa bapaknya shock berat sama ibunya Yesung. Waktu itu ada pertemuan orang tua SJ. Ibunya Yesung ngobrol sama orang tua SJ yang lain. Ibunya juga ngobrol sama bapaknya Kangin. Tiba – tiba Ibunya Yesung bilang gini ke bapaknya Kangin “ Hai, kamu kan seumuran sama saya. Ayo, kita berteman “. Bapaknya Kangin langsung stress dan akhirnya bapaknya Kangin tidak pernah datang lagi ke pertemuan orang tua SJ.
25. Yesung merupakan kebalikan dari Eunhyuk, dia tidak makan terlalu banyak.
26. Punya saudara cowok namanya Kim Jongjin.
27. Pada tanggal 10 Mei 2008, Yesung masuk rumah sakit karena pingsan setelah berlari70 km untuk Charity Marathon.
28. Pernah sekali Yesung ngaku kagum sama Moon Geun Young lalu mereka berdua tampil di acara show. Para ELF sendiri memberikan dukungan pada Yesung untuk mendekati cewek itu. Tapi di suatu acara, Yesung yang akan menyapa Moon, kalah cepat dengan ELF yang berteriak ke Moon. “ Moon, ada Yesung disini “ dan langsung membuat Yesung mundur dengan wajah memerah karena malu. Dan sebenarnya para ELF setuju jika mereka pacaran.
29. Yesung pernah mengigau menyanyikan sebuah lagu.
31. Yesung suka menyelinap ke kamar member lain ketika mereka sedang tidur, terus pindah ke kamar tidur lain. Kangin bercerita “Rasanya aku mimpi ada Yesung. Begitu melek gak ada siapa-siapa. Serem kan?”
32. Saat kecelakaan yang menimpa SJ tahun 2007, Yesung menangis atas kecelakaan yang menimpa Leeteuk, Eunhyuk, Shindong, dan Kyuhyun. Dia bahkan berkata pada Leeteuk agar jangan khawatir sebab ada dirinya yang akan menjaga seluruh member SJ. Dan melihat keadaan Kyuhyun yang paling parah itu Yesung tidak kuat menahan tangis. Yesung termasuk member yang cukup akrab dengan Kyuhyun, dikarenakan usia Kyuhyun yang hanya berbeda setahun dari adiknya sendiri. Kata Yesung “ Kalau kau sembuh, aku tidak akan marah lagi meskipun kau selalu berbuat iseng padaku.”
33. Yesung ingin pergi ke kanada untuk honey moon.
34. Saat Yesung SMA hobinya nyanyi sampai-sampai Yesung rela di musim panas tidak jajan es selama berbulan-bulan karena dia sedang mengumpulkan uang untuk membeli sebuah radio. Tapi setelah membeli radio, dia malah malas belajar dan nilainya turun akhirnya mamanya Yesung membuang radio tersebut hingga Yesung nangis-nangis dan mau kabur dari rumah.
35. Dulu bagi ELF korea yang search gambar Yesung di google, mereka malah menemukan gambar perusahaan – perusahaan yang namanya sama. Jadi dalam pencarian harus ditambah “ Yesung kepala besar “ baru mereka akan menemukan gambar Yesung.
36. Yesung sangat sayang dengan Ibunya. Bahkan dia sempat menangis saat menceritakan tentang Ibunya di sebuah acara bernama “Super Junior Happy Day”. Ibu Yesung dulunya yang mendaftarkan Yesung ke audisi SM tanpa sepengetahuannya. Pokoknya bagi Yesung, Ibunya sangat berpengaruh pada dirinya dan karirnya.
37. Setelah bergabung dalam SJ H, tampaknya jalan terang Yesung mulai terbuka. Dirinya sering diundang tampil dalam acara Star Golden Bell bersama Leeteuk dan Eunhyuk. Dan sisi lain Yesung mulai tampak setelah kerap kali muncul di SGB. Yesung adalah member SJ yang paling piawai sekaligus paling bernafsu dalam permainan accent relay (Tongue twister ala korea, yang bermain di nada pengucapan). Tak jarang karena ingin menunjukkan kepiawaiannya bermain accent relay, lidahnya kerap kali keseleo dan nadanya melenceng. Bila sudah begitu, Yesung akan panas sendiri. Bukannya bersikap tenang, Oppa malah tambah semakin menggebu – gebu dan akhirnya lidahnya semakin keseleo di awal kata.
38. Yesung paling suka koleksi kalung-kalung, gelang, cincin yang harganya selangit.
39. Di kamar Yesung ada hair dryer, catokan dan bando pink garis2. tentu saja semua member tidak perlu beli karena mereka bisa pinjem yesung. Bandonya itu buat cuci muka.
40. First kissnya waktu Yesung kelas 2 sma.
41. Warna favoritnya Yesung merah.
<i><i></i></i></b>SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-68323873380807605182012-05-09T22:19:00.000-07:002012-05-09T22:29:14.024-07:00super junior rokkugo by ayu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoejWZO_e7mp1u3nDtKvNyFk_Uchl78WkTV5daFetDzAIN61vGDJFIyUvZjxfmjOa3jf7Bv3lYHpNFb7zBMTF_WONGPFY6F0f4J_KcBuxg6GIbpIarproK2TVSSi58nzXDhjvzDrM_2U1t/s1600/bonamana-super-junior-14168465-1023-516.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="162" width="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoejWZO_e7mp1u3nDtKvNyFk_Uchl78WkTV5daFetDzAIN61vGDJFIyUvZjxfmjOa3jf7Bv3lYHpNFb7zBMTF_WONGPFY6F0f4J_KcBuxg6GIbpIarproK2TVSSi58nzXDhjvzDrM_2U1t/s320/bonamana-super-junior-14168465-1023-516.jpg" /></a></div>
Lirik Lagu Super Junior Trot-Rokkugo
[All]
Rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
[Heechul]
Anmanhda manhda manhda manha
da ippun ippun ippunida
yoboge jogi joge boyo
[Shindong]
Yobo angyong anboyo
[Kangin]
Tongsuljibsultong sojumanbyongmanjuso
daishimjonshimida ppo ppo ppo
ajohdajoha subagibagsu
[Heechul]
Dashi habchanghabshida
[All]
Rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
[Eeteuk]
Niganundegani ilyoil swissu
surisurisu mullongmullongmul
ajohdajoha subagibagsu
dashi habchanghabshida!
[Sungmin]
Ojedo gokkuro onuldo gokkuro
modun gon gokkuro doragago isso
neiri wayahe hengboge shigyega
chekkag chekkag dorakagetji
[All]
Chekkag chekkag chekkag
one two three four five six GO!
[All]
Rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
[Eunhyuk]
Hapatakachaja-a sabamaradanaga
[Shindong]
Shib gu pal chil yuk o sa sam i il teng
[Eunhyuk]
Areso wiro dwieso aphuro
[Shindong]
Modun gon gokkuro rokkugo!!
[Eunhyuk]
Haraboji
[Shindong]
Halmoni
[Eunhyuk]
Ajosshi
[Shindong]
Ajumma
[Eunhyuk]
Namnyonoso chanchanchan!!
olsshigu jolsshigu
[Shindong]
Parabarabappam
[Eunhyuk]
Modun gon gokkuro rokkugo!!
[Eeteuk]
Nagatda ona naodagatna
adultari dakotdai taldura
[Sungmin]
Dagathun byorun byorun gathda
[Eunhyuk]
Jakkuman kkummankkuja
[Shindong]
Janggagan gajang shijibganjibshi
dadoenjanggug chonggugjang doenda
ajohdajoha subagibagsu
dashi habchanghabshida
[Heechul]
Ojedo gokkuro onuldo gokkuro
modun gon gokkuro doragago isso
neiri wayahe hengboge shigyega
chekkag chekkag dorakagetji
[All]
Chekkag chekkag chekkag
one two three four five six GO!
[All]
Rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!
ajohdajoha subagibagsu
dashi habchanghabshida
rokkugo! rokkugo! rokkugo!
rokkugo! rokkugo! rokkugo! marhe mal!SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-87865988470511102162012-05-09T22:11:00.000-07:002012-05-09T22:11:24.775-07:00laporan lengkap praktikum fisiologi tumbuhan universitas tadulako paluHALAMAN PENGESAHAN
Judul : Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan
Tujuan : Untuk mengetahui potensial osmotik dari umbi kentang (Solanum tuberosum.L), untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan pada laju transpirasi tumbuhan, untuk mempelajari pengaruh turgor terhadap mekanisme membuka dan menutupnya stomata, untuk menentukan kadar klorofil daun dengan pengukuran menggunakan Spektrofotometer, untuk mendeteksi jenis-jenis pigmen pada suatu daun tumbuhan, untuk mengetahui pengaruh pada larutan terhadap proses imbibisi pada biji, untuk mengetahui berbagai zat pengatur tumbuh pada kecambah biji, dan untuk mengetahui hormon auksin dalam pengontrolan pemanjangan jaringan.
Nama : Sri Rahayu Lestari
Stambuk : E 281 10 027
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako
Palu, November 2011
Menyetujui,
Koordinator Praktikum Asisten Penanggung Jawab
Muhamad Ridwan Muhamad Ridwan
E 281 08 034 E 281 08 034
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, serta junjungan kami Rasulullah SAW karena atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan dengan lancar dan baik tanpa adanya hambatan.
Dengan adanya pembuatan laporan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen penanggung jawab Praktikum Fisiologi Tumbuhan ini, serta tak lupa juga kepada para asisten Fisiologi Tumbuhan khususnya koordinator praktikum sekaligus sebagai asisten penanggung jawab, serta asisten-asisten yang lainnya yang tidak dapat yang telah membimbing dan membantu praktikan dalam menyelesaikan laporan praktikum Fisiologi Tumbuhan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan lengkap praktikum Fisiologi Tumbuhan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapakan demi kesempurnaan laporan ini.
Palu, November 2011
Penyusun
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kita haturkan kehadirat Allah SWT, sebagai penguasa yang Akbar bagi seluruh alam semesta karena atas rahmat dan berkat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Fisiologi Tumbuhan ini dengan waktu yang telah ditentukan.
Laporan ini dibuat semaksimal mungkin dan dengan berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan. Karena penulis menyadari, bahwasanya manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikkan penulisan laporan selanjutnya.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhirnya semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua agar apa yang kita cita-citakan menjadi sukses. Amin-amin ya rabal alamin.
Palu, November 2011
Penyusun
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum .L) merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim karena hanya satu kali berproduksi setelah itu mati, berumur pendek antara 90-180 hari, dan berbentuk semak/herba. Batangnya yang berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua. Akan tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh.
Tanaman ini berasal dari daerah subtropis di Eropa yang masuk ke Indonesia pada saat bangsa Eropa memasuki Indonesia di sekitar abad ke 17 atau 18. Pusat tanaman kentang utama di Indonesia adalah Lembang dan Pangalengan (Jawa Barat), Magelang (Jawa Timur), Bali. Di Indonesia kentang sangat digemari hampir semua orang. Bahkan di beberapa daerah, ada yang menjadikannya makanan pokok. Selain itu, kentang juga banyak mengandung vitamin B, vitamin C, dan sejumlah vitamin A. Sebagai sumber karbohidrat yang penting, kentang masih dianggap sebagai sayuran yang mewah (Inaw,2010).
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system. Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut, matriks. Mengukur metode air dengan metode volume jaringan, metode chordate, metode tekanan uap. (Dnabi, 2010)
Mengukur Potensial air umbi kentang (Solanum tubersum .L) yaitu untuk mengetahui adanya potensial osmotic pada tanaman tersebut sehingga dapat mengukur potensial air pada tanaman tersebut.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui potensial osmotic dari umbi kentang (Solanum t.L). Kegunaan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengukur potensial umbi kentang (Solanum t.L) agar mampu melakukan potensial air, serta mampu menjelaskan konsep osmotic pada sel hidup.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Kentang
Kentang (Solanum tuberosum .L) adalah salah satu jenis sayuran subtropis yang sudah cukup populer di Indonesia. Daya tarik sayuran ini terletak pada umbi kentang yang kaya karbohidrat dan bernilai gizi tinggi. Di Indonesia kentang sudah dijadikan bahan pangan alternatif atau bahan karbohidrat substitusi (pengganti), terutama dalam pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan masyarakat Indonesia di samping beras. Menurut FAO pada tahun 1998 produksi kentang di dunia masih didominasi oleh negara-negara subtropis seperti Amerika Serikat yang produktivitasnya sebesar 38.43 ton/ha, Belanda 37.80 ton/ha, Selandia Baru 35.21 ton/ha, dan Jepang 32.69 ton/ha. Sementara di Indonesia produktivitasnya masih tergolong rendah yaitu rata-rata 17.39 ton/Ha meskipun berdasarkan hasil penelitian potensi produksi Indonesia bisa mencapai 30 ton/Ha (Ria cahya, 2011).
Kentang merupakan tanaman semusim berbentuk herba dan termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae dari famili Solanaceae yang menghasilkan umbi. Solanum tuberosum subsp tuberosum, kentang komersial adalah tetraploid (2n=2x=48) tetapi sekitar 70% dari kentang liar adalah diploid (2n=2x=24) dengan sifat self incompatible, dan sekitar 15% adalah tetraploid dengan sifat self fertil. (Ria cahya, 2011).
Tanaman Kentang merupakan tanaman dikotil bersifat semusim, berbentuk semak atau herba dengan filotaksis spiral. Tanaman Kentang diklasifikasikan sebagai berikut : Kelas: Dicotyledonae, Ordo: Tubiflorae, Famili: Solanaceae, Genus: Solamun, Spesies: Solamun tuberosum L. Di Jawa terdapat tanaman mirip Kentang yang disebut Kentang Hitam (Jawa Kentang Ireng). Kentang jenis ini tidak termasuk dalam Genus Solamun tetapi dalam genus Coleus, famili labiatae, dan spesiesnya disebut Coleus tuberosus Benth (Anggabhandel, 2010).
Adapun beberapa morfologi tanaman kentang yaitu Batang tanaman kentang berongga dan tidak berkayu, kecuali pada tanaman yang sudah tua bagian bawah batang dapat berkayu. Batang ini umumnya barsudut dan bersayap. Tergantung pada kultifarnya, sayap pada batang ini berbeda-beda, ada yang tampak jelas dan ada pula yang kurang jelas. Pada yang jelas bersayap, sayapnya sempit atau lebar, tepinya lurus atau bergelombangdan berjumlah satu atau lebih.Pertumbuhan batang memiliki tiga tipe tumbuh sebagai berikut:
Tegak : membentuk sudut > 45 dari permukaan tanah, menyebar membentuk sudut antara 30 - 45 dari permukaan tanah dan menjalar pada tanaman non budi daya atau non komersial, kecuali pada tanaman yang sudah tua (Anggabhandel, 2010).
Daun pada tanaman Kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun utama (rachis), anak daun primer (pinnae), dan anak daun sekunder (folioles) yang tumbuh pada tangkai daun utama diantara anak daun primer. Bagian rachis dibawah pasangan daun primer yang terbawah disebut petiola. Daun majemuk tanaman kentang, pada dasarnya tangkai daunnya mempunyaitunas ketiak yang dapat berkembang menjadi cabang sekunder dengan sistem percabangan simpodial (Anggabhandel, 2010).
Bunga Kentang adalah zigomorf ( mempunyai bidang simetris), berjenis kelamin dua (hermaproditus atau bunga sempurna), warna mahkota bunga (corolla) putih, merah jambu, atau ungu. Daun kelopak (calyx), daun mahkota (corlla) dan benang sari (stamen) masing-masing berjumlah lima buah dengan satu bunga putik (pistilus). Mahkota berbentuk terompet dengan ujung seperti bintang. Lima buah benang sari berwarna kuning melingkari tangkai putiknya (Anggabhandel, 2010).
2.2 Mengukur Potensial Air
Potensial Air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah (dari larutan encer ke larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung air daripada larutan pekat) (Dnabi, 2010).
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda-beda sesuai dengan jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu. Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya (Dnabi, 2010).
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system. Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek larutan terhadap potensial kimia pelarut, matriks. Mengukur metode air dengan metode volume jaringan, metode chordate, metode tekanan uap. Hubungan antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose karena osmose merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya difusi dipisahkan oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau membrane protoplasma adalah merupakan membrane pembatas antara zat yang berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan proses osmose. Pada fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas yang di kandung di dalam air dalam bentuk potensial air (ψ) (Heddy.S, 2000).
Definisi dari potensial air adalah energi per unit volume air, potensial air berbanding lurus dengan suhunya. Potensial osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang terlrut. Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini disebabkan karena cenderung bergerak menyebrangi membrane semi permeable dari air murni menuju air yang mengandung zat terlarut (Heddy.S, 2000).
Besar jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam komponen potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi bergantung pada air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung pada kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Heddy.S, 2000).
III. METODOLGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek Fisiologi Tumbuhan tentang Mengukur Potensial Air Umbi Kentang dilakukan pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2011 mulai pukul 14.00 - selesai WITA di Laboratorium Holtikultura Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah Pisau, silet, atau cutter, Antena radio, botol selai, mistar dengan skala milieter dan kertas label. Bahan-bahan yang digunakan adalah Umbi kentang (Solanum tubersum .L) yg berukuran besar dan sari larutan sukrosa.
3.3 Cara Kerja
Memilih umbi kentang (Solanum tubersum .L) yang besar, lalu membuat silinder umbi dengan alat pengebor (antena radio) sepanjang 40 mm sebanyak 4 buah. Menyiapkan 4 botol yg masing-masing telah diisi larutan satu konsentrasi, kemudian memasukkan potongan umbi ke dalam botol, masing-masing di isi 4 potongan umbi, mengerjakan dengan cepat untuk mengurangi penguapan.
Menutup botol dengan rapat dan menggunakan alumunium foil selama percobaan berlangsung. Membiarkan silinder umbi dalam larutan selama 2 jam untuk member kesempatan pada umbi melakukan keseimbangan dengan larutan sukrosa. Setelah 2 jam, umbi dari botol di ambil dan di ukur kembali panjang masing-masing umbi tersebut. Kemudian mencatat hasil pengukuran pada buku, lalu menghitung panjang rata-rata dari keempat umbi yang ada. Membuat grafik dari data yang di peroleh dengan hasil molaritas sebagai sumbu X dan rata-rata sebagai sumbu Y. Terakhir menentukan grafi pada konsentrasi berapa molar silinder umbi yang tidak mengalami perubahan panjang.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 1. Pengamatan potensial air umbi kentang (Solanum tuberosum .L)
No Perlakuan kontrol X2 X1 Xselisih
1 0,2 4 4,17 0,17
2 0,4 4 3,8 -0,2
3 0,6 4 3,84 -0,16
4 0,8 4 3,57 -0,43
5 1,0 4 3,65 -0,35
Grafik 1. Pengamatan potensial air umbi kentang selama 2 jam
Hasil rata-rata = total hasil akhir – total hasil awal
= 19.03-20
= -0.97
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini menggunakan umbi kentang yang telah dilubangi dengan menggunakan alat pengebor (Antena radio). Umbi yang telah dimabil masing-masing di potong dengan panjang 4 cm. Kemudian dimasukkan ke dalam botol yang telah diisi dengan larutan sukrosa dengan konsentrasi molaritas yang berbeda-beda. Kentang yang telah direndam kemudian didiamkan di dalam botol selama 2 jam dengan ditutup alumunium foil, supaya tidak terjadi penguapan yang terlalu besar. Setelah 2 jam, umbi kentang (Solanum tubersum .L) diukur panjangnya kembali. Dari pengamatan ini, diketahui kentang mengalami perubahan panjang, ada yang bertambah panjang, namun juga ada yang mengalami pengurangan panjang. Di sini kentang tidak begitu mengalami perubahan panjang, hanya beberapa umbi kentang saja yang bertambah panjangnya. Dari hasil keseluruhan diperoleh rata-rata panjang setelah proses osmosis. Hal ini berarti ada sebagian molekul air yang berpindah ke dalam potongan kentang selama kentang direndam di larutan sukrosa.
Pada pengamatan ini diperoleh hasil pada perlakuan awal 0.2 dengan rata-rata 0.17, 0.4 dengan rata-rata -0.2, 0.6 dengan rata-rata -0.16, 0.8 dengan rata-rata -0.43, dan 1.0 dengan rata-rata -0.35.
Kentang (Solanum tubersum .L) adalah tanaman dikotil yang bersifat semusim karena hanya satu kali berproduksi setelah itu mati, berumur pendek antara 90-180 hari. Berbentuk semak/herba. Batangnya berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna hijau, kemerah-merahan, atau ungu tua.Tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering, biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berkayu. Sedangkan batang tanaman muda tidak berkayu sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh (Inaw, 2010)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Mengukur potensial air umbi kentang diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Terjadi perubahan panjang pada umbi kentang setelah proses osmosis.
b. Sebagian molekul air yang berpindah ke dalam potongan kentang selama kentang direndam di larutan sukrosa.
c. Kentang juga merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim karena hanya satu kali berproduksi setelah itu mati.
d. Dari hasil keseluruhan diperoleh rata-rata dari perlakuan kontrol yaitu 0.2 dengan rata-rata 0.17, 0.4 dengan rata-rata -0.2, 0.6 dengan rata-rata -0.16, 0.8 dengan rata-rata -0.43 dan 1.0 dengan rata-rata -0.35.
5.2 Saran
Alat dan bahan yang di laboratorium perlu dilengkapi. Pada saat melakukan pengamatan mengenai Mengukur Potensial Air Umbi Kentang (Solanum tubersum .L). Sehingga menyebabkan kesalahan pada perhitungan dan hasil pengamatan.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transpirasi adalah proses menghilangnya air berbentuk uap melalui stomata pada setiap tumbuhan. Besar uap air yang menghilang dari dalam jaringan tanaman berlangsung selama tumbuhan masih hidup.
Transpirasi dapat dikatakan proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui kegiatan tanamn yang dapat terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang oleh stomata oleh sebab itu dalam perhitunganya besarnya jumlah air yang hilang dari jarinagn tanaman umumnya difokuskan untuk air yang hilang melalui stomata. Proses transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup (Lakitan, 2007).
Pengangkutan garam mineral dari akar ke daun terutama lewat xilem dan kecepatanya dipengaruhi oleh kecepatan transpirasi. Transpirasi itu pada hakikatnya sama dengan penguapan akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Transpirasi tidak melalui kutikula, stomata, dan inti sel sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi akan tetapi biasanya yang dibicarakan transpirasi lewat daun tersebut. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah membuka dan menutupnya stomata, Suhu daun dan Suhu daun tanaman (Lakitan, 2007).
Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi jika udara melewati permukaan daun tersebut lebih kering dari udara tumbuhan sekitar tersebut. Transpirasi menguntungkan tanaman, untuk beberapa alasan yaitu dapat menumbuhkan tanaman penghisapan dan pengangkutan serta meningkatkan hormon, mempengaruhi tanaman difusi secara langsung tidak langsung memperlancar difusi sel mempengaruhi absorbsi air dan mineral oleh akar, berperan penting dalam transportasi zat hara dari suatu bagian tanamn kebagian tanamn lainnya, mempengaruhi evaporasi dalam sejumlah air, memepertahankan kesetabilan suhu daun, dan berkaitran dengfan membuka dan menutupnya stomata yang secara tidak langsung tidak mempengaruhi teranspirasi dan respirasi (Lakitan, 2007).
Pengetahuan mengenai hubungan air dengan iklim, air dan tanah telah banyak diperoleh selain dari penelitian juga dari pengamatan peradaban kuno. Umpanya di Israel dan afrika Utara. Masih banyak yang harus kita lakukan dalam bidang pemanfaatan dan pengawetan air oleh tumbuhan agar Bumi dapat memenuhi penduduknya yang berkembang dengan pesat (Lakitan, 2007).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan Pada laju transpirasi tumbuhan. Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui proses transpirasi tumbuhan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Jarak Pagar
Jarak pagar (Jatropha curcas .L) merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya. Peran yang agak serupa sudah lama dimainkan oleh kerabatnya, jarak pohon (Ricinus communis), yang bijinya menghasilkan minyak campuran untuk pelumas (Akbar yakob, 2009).
Tumbuhan ini dikenal dengan berbagai nama di Indonesia: jarak kosta, jarak budeg (Sunda) jarak gundul, jarak pager (Jawa) kalekhe paghar (Madura) jarak pager, (Bali) lulu mau, paku kase, jarak pageh, (Nusa Tenggara) kuman nema, (Alor) jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene, (Sulawesi) ai huwa kamala, balacai, kadoto (Akbar yakob, 2009).
Klasifikasi tanaman jarak pagar adalah Divisi: Spermatophyta, Subdivisi: Angiospermae, Kelas: dicotyledonae, Ordo: Euphoebiales, Famili: Euphorbiaceae, Genus: Jatropha, dan Species: Jatropha curcas linn (Ekyowinners, 2010).
Tanaman jarak pagar tegolong dalam famili Euphorbiaceae, satu famili dengan karet dan ubi kayu.. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 – 7 meter, bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris, dan akan mengeluarkan getah bila terluka. Bagian bagian yang terdapat pada tanaman jarak pagar adalah sebagai berikut Daun tanaman jarak pagar adalah daun tunggal berlekuk dan bersudut 3 atau5 daun tersebar di sepanjang batang. Permukaan tas dan bawah daun berwarna hijau dengan bagian bawah lebih pucat daripada bagian atas. Daunnya lebar dan berbentuk jantung atau bulat telur melebar dengan panjang 5 -15 cm . helai daun menjari dengan jumlah 5 – 7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun. Panjang tangkai daun antara 4 – 15 cm (Ekyowinners, 2010).
Batang jarak pagar berkayu, silindris, dan akan mengeluarkan getah bila terluka, dan bercabang tidak teratur. Batang berwarna hijau kecoklatan (Ekyowinners, 2010).
Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal, serta putik dan benang sari berada dalam satu tanaman. Bunga betina 4 – 5 kali lebih banyak dari bunga jantan. Bunga jantan maupun bunga betina tersusun dalam satu rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun. Bunganya mempunyai lima kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang kurang lebih 4 mm. benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna kuning. Bunganya mempunyai lima mahkota berwarna keunguan. Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga. Jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya uniseksual. Kadang kala muncul bunga hermaprodit yang berbentuk cawan berwarna hijau kekuningan (Ekyowinners, 2010).
Buah yang terdapat pada tanaman jarak pagar berupa buah kotak berbentuk bulat telur dngan diameter 2 – 4 cm. panjang buah 2 cm dengan ketebalan 1 cm. buah berwarna hijau ketika muda serta abu abu kecoklatan atau kehitaman apabila sudah masak (Ekyowinners, 2010).
Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna cokelat kehitaman. Biji inilah yang banyak mengamndung minyak dengan rendemen. Akar jarak pagar merupakan akar tunggang. System perakaran pada tanaman jarak pagar mampu menahan air dan tanah sehingga tahan terhadap kekeringan serta berfungsi sebagai tanaman penahan erosi (Ekyowinners, 2010).
2.2 Mengukur Laju Transpirasi
Laju transpirasi ialah laju kehilangan air dari tumbuhan yang dihitung dalam satuan waktu. Laju hilangnya air dalam tumbuhan sangat beragam dipengaruhi siang hari, musim, struktur daun dan beberapa faktor lingkungan yang lain.laju kehilangn air pad abeberapa tumbuhan bunga pada tengah hari rata-rata sekitar 1,25 gram air per 100 cm persegi luasa daun setiap jam. Batang tanaman jagung bisa mentraspirasi lebih dari setengah liter air sehari dan satu tanaman jagung akan mentranspirasi lebih dari 300.000 selama masa tubuhnya (Akbar yakob, 2009).
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan trasnpirasi pada tumbuhan (Akbar yakob, 2009).
Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukaran karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara (Akbar yakob, 2009).
Pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi terjadi hilangnya molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya permukaan daun dan karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain dari suatu (Akbar yakob, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi antara lain yaitu faktor-faktor internal yang mempengaruhi mekanisme membuka dan menutupnya stomata, kelembaban udara sekitar, suhu udara dan suhu daun tanaman (Lakitan, 2007 ).
Angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering (kelembaban nisbihnya rendah) dari udara sekitar tumbuhan tersebut. Kerapatan uap air diudara tergantung dengan resisitensi stomata dan kelembaban nisbih dan juga suku udara tersebut, untuk perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam rongga substomata dianggap 100%. Jika kerapatan uap air didalam rongga substomata sepenuhnya tergantung pada suhu (Cambpell, 2003 ).
Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa tulisan digunakan beberap istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya hantar stomata berbanding dengan resistensi stomata (Cambpell, 2003 ).
III. METODOLGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek Fisiologi Tumbuhan tentang Mengukur Laju transpirasi dilakukan pada hari Rabu tanggal 12 Oktober 2011 mulai pukul 14.00 - selesai WITA di Laboratorium Holtikultura Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah Dua buah botol plastic (1/2 liter) dan alimunium foil. Bahan-bahan yang digunakan adalah Minyak kelapa dan 2 pohon tanaman yaitu Jarak pagar (Jatropha curcas .L)
3.3 Cara Kerja
Menyiapkan dua pucuk tanaman tanpa (40 cm), menyiapkan dua botol yang berisi air. Spesimen dimasukkan melalui mulut botol. Menimbang botol beserta tanamannya dan mencatat berat botol tersebut, kemudian meletakkan masing-masing satu botol di dalam dan di luar ruangan. Mengukur beratnya setiap 30 menit sebanyak 3 kali, lalu mengembalikannya ke tempat semula setelah penimbangan. Setelah penimbangan terakhir, mengambil tanaman dan mengukur luas daunnya dengan metode penimbangan dan juga menghitung kecepatan transpirasi dari masing-masing tanaman.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 2. Pengamatan mengukur laju transpirasi Jarak pagar (Jatropha curcas .L)
No Perlakuan Berat awal
(g) Berat akhir (g) Rata-rata
30 60 90
1 Dalam 1100 1100 1100 1030 1076.66
2 Luar 1100 1050 1040 1050 1046.66
Grafik 2. Pengamatan mengukur laju transpirasi Jarak pagar (Jatropha curcas .L)
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan,terlihat jelas adanya perbedaan berat awal dan berat akhir pada semua perlakuan. Hal ini dikarenakan adanya transpirasi yang dilakukan oleh tanaman jarak pagar. Sehingga mendapatkan hasil yaitu perlakuan didalam dengan berat awal 1100 g menghasilkan berat akhir pada 30 menit pertama dan 30 menit kedua yaitu 1100 g (tidak terjadi perubahan) dan pada 30 menit terakhir yaitu 1030 g dengan rata-rata 1076.66, sedangkan untuk perlakuan diluar dengan berat awal 1100 g menghasilkan berat akhir pada 30 menit pertama yaitu 1050 g, 30 menit kedua 1040 g dan 30 menit terakhir yaitu 1050 g dengan rata-rata 1046.66.
Jarak pagar (Jatropha curcas .L) merupakan tumbuhan semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek. Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhatian sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena kandungan minyak bijinya. Peran yang agak serupa sudah lama dimainkan oleh kerabatnya, jarak pohon (Ricinus communis), yang bijinya menghasilkan minyak campuran untuk pelumas (Akbar yakob, 2009).
Transpirasi adalah hilangnya air dari daun. Air keluar daun melalui stomata yang merupakan pori-pori kecil yang berada didaun. Kebanyakan daun ditutupi oleh epidermis yang berkutikula yang memiliki restensi (Ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun stomata memiliki restensi sangat rendah ketika uap air berdifusi keluar melalui stomata (Lakitan, 2007).
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan trasnpirasi pada tumbuhan ( Gardner, dkk., 1991 ).
Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung sebagai pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara (Ashari, 1995).
Pengangkutan garam-garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh bagian tanaman mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi terjadi hilangnya molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya permukaan daun dan karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain dari suatu tanaman (Darmawan dan Barasjah, 1982).
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggike sel engan potensi lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari cairan tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel semakin rendah ( Heddy, 1990 ).
Mekanisme pada transpirasi yaitu air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas melalui arus transportasi.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya, suhu, aliran udara, kelembaban, dan tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini mempengaruhi perilaku stoma yang membuka dan menutupnya dikontrol oleh perubahan tekanan turgor sel penjaga yang berkorelasi dengan kadar ion kalium (K+) di dalamnya. Selama stoma terbuka, terjadi pertukaran gas antara daun dengan atmosfer dan air akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk mengukur laju transpirasi tersebut dapat digunakan potometer. Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati (Partigarunggu, 2009).
Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah. Transpirasi menimbulkan arus transpirasi yaitu translokasi air dan ion organik terlarut dari akar ke daun melalui xylem (Partigarunggu, 2009).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan mengukur laju transpirasi dengan penimbangan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Laju transpirasi tertinggi dengan faktor cahaya terdapat pada 30 menit terakhir yaitu 1030 dengan perlakuan di dalam ruangan.
b. Laju transpirasi terendah dengan faktor cahaya terdapat pada 30 menit pertama dan 30 menit terakhir yaitu 1050 yang berada di luar ruangan.
c. Dari data diperoleh bahwa laju transpirasi lebih cepat terjadi dengan faktor cahaya yang berada di luar ruangan bila di bandingkan dengan laju transpirasi yang berada di dalam ruangan.
d. Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, terlihat jelas adanya perbedaan berat awal dan berat akhir pada semua perlakuan.
5.2 Saran
Alat dan bahan yang di Laboratorium perlu dilengkapi atau diperbaiki. Pada saat melakukan pengamatan mengenai Mengukur Laju Transpirasi Dengan Timbangan, alat (timbangan) tidak dapat berfungsi dengan baik. Sehingga menyebabkan kesalahan pada perhitungan dan hasil pengamatan.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stomata secara umum memiliki pengertian sebagai bagian dari daun tempat keluarnya gas dan uap air. Pada kebanyakan tumbuhan , stomata memiliki sel penjaga adalah sel yang membentuk bukaan dari stomata tersebut.
Metamorfosis tanaman Rhoeo discolor adalah mempunyai kuncup bunga sebagai bakal bunga yang tumbuh di daerah ketiak daun. Biasa ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh subur di tanah yang lembab. Tanaman ini termasuk anggota suku gawar-gawaran, berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm - 60 cm, batang kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Daun lebar dan panjang, mudah patah, warna daun di permukaan atas: Hijau, dan di bagian bawah berwarna merah tengguli. Panjang daun + 30 cm, lebar 2,5 - 6 cm. Bunga berwarna putih, berbentuk bunga kerang (Irwan ashari, 2010).
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis. Proses penguapan dan pernafasan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh stomata (Pawzees, 2009).
Pergerakan sel penjaga dipengaruhi oleh banyak faktor rangsangan seperti suhu, kelembapan dan gerakan.Terkadang ditemukan klorofil pada sel penjaga, hal tersebut diperlukan karena kebutuhan energi untuk bergerak harus dipenuhi dalam waktu yang singkat. Terdapat beberapa macam pembagian stomata menurut letak, bentuk sel penjaga, dan bentuk sel tetangga yang akan dijelaskan sebagai berikut, phanerofor yaitu letak stomata sejajar dengan sel epidermis. Mayoritas dari tumbuhan memuliki stomata dengan tipe ini yaitu Adam hawa (Rhoeo discolor). Kriptofor yaitu letak stomata dibawah sel epidermis tumbuhan yang memiliki stomata ini biasanya hidup ditempat kering. Contohnya yaitu Bunga mentega (Nerium oleander) (Pawzees, 2009).
Dalam Praktikum ini akan dijelaskan proses pengaruh turgor terhadap membuka dan menutupnya stomata, sehingga praktikan dapat mengetahui proses tersebut.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh turgor terhadap mekanisme membuka dan menutupnya stomata. Kegunaannya untuk dapat mengetahui proses perubahan turgor sel penjaga pada tanaman Rhoeo discolor.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Rhoeo discolor
Klasifikasi pada tanaman Adam Hawa (Rhoeo discolor) adalah sebagai berikut Kingdom yaitu Plantae (Tumbuhan), Subkingdom yaitu Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh), Super Divisi yaitu Spermatophyta (Menghasilkan biji), Divisi yaitu Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga), Kelas yaitu Liliopsida (berkeping satu / monokotil), Sub Kelas yaitu Commelinidae, Ordo yaitu Commelinales, Famili yaitu Commelinaceae, Genus yaitu Rhoeo, dan Spesies yaitu Rhoeo discolor (Irwan ashari,2010).
Morfologi tanaman rhoeo discolor adalah memiliki habitat semak, tinggi 40-60 cm, batang kasar, pendek, arah tumbuh tegak lurus (erectus), warna coklat, sifat batang basah (herbaceus), berdasarkan panjang umurnya merupakan tumbuhan muda (annuus), bentuk batang bulat (teres), sifat permukaan batang memperlihatkan bekas-bekas daun. Daun tunggal, bangun daun seperti pedang (ensiformis), ujung daun runcing (acutus), pangkal daun rata (truncatus) memeluk batang,tepi daun rata (integer), panjang daun 25-30 cm, lebar 3-6 cm, daging daun tipis lunak (herbaceous), permukaan daun licin suram (laevis opacus), tulang daun sejajar (rectivernis), permukaan atas daun hijau, permukaan bawah daun merah kecoklatan. Bunga majemuk, bentuk mangkok, tumbuh di ketiak daun,
terbungkus kelopak seperti kerang, benang sari silindris, bunga banyak, warna putih, kepala putikkuning, mahkota bentuk segitiga, tiga lembar, putih. Akar serabut,kecoklatan (Irwan ashari,2010).
Biasa ditanam orang sebagai tanaman hias, tumbuh subur di tanah yang lembab. Termasuk anggota suku gawar-gawaran, berasal dari Meksiko dan Hindia Barat. Tinggi pohon 40 cm - 60 cm, batang kasar, pendek, lurus, tidak bercabang. Daun lebar dan panjang, mudah patah, warna daun di permukaan atas: Hijau, dan di bagian bawah berwarna merah tengguli. Panjang daun + 30 cm, lebar 2,5 - 6 cm. Bunga berwarna putih, berbentuk bunga kerang. Mempunyai kuncup bunga sebagai bakal bunga yang tumbuh di daerah ketiak daun (Irwan ashari,2010).
2.2 Stomata
Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis. Stomata berfungsi untuk sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan pernafasan (respirasi) (Arifia, 2010).
2.2.1 Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata
Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman lewat stomata, stomata bagian terbesar berada pada permukaan bawah daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara yang ada dalam jaringan daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan jalan utama untuk transpirasi, mengingat epidermis bawah dan atas dilapisi oleh lilin sebagai lapisan kutikula yang mengandung bahan lemak dan merupakan penghalang untuk transpirasi (Awal barri, 2009).
Membuka dan menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga keseimbangan air dalam tanaman. Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup (Awal barri, 2009).
Suatu penelitian menunjukkan bahwa turgor sel penjaga berkaitan dengan metabolisme penyerapan ion, terutama K+. Meningkatnya konsentrasi K+ pada sel penjaga, stomata membuka lebih lebar sebaliknya ketika menutup tidak terjadi akumulasi K+ (Awal barri, 2009).
Mekanisme membuka menutupnya stomata terutama tergantung pada akumulasi K+ pada sel stomata dan bukan semata-mata oleh adanya hidrolisa amilum menjadi gula sebagaimana dipercaya selama ini, hidrolisa amilum ini hanya faktor sekunder (Awal barri, 2009).
Untuk akumulasi K+ ini disediakan sebagian oleh vakuola sel lateral dan sebagian lagi oleh sel epidermis. Akumulasi K+ ini akan berbalik bila stomata menutup, yaitu K+ berakumulasi di sel epidermis. Tidak ada perbedaan electro potential yang menyolok antara setiap sel epidermis dan bagaimanapun keadaan stomata, K+ ditransport secara aktif dan ketika stomata membuka atau menutup memerlukan energy (Awal barri, 2009).
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Membuka dan Menutupnya Stomata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi membuka dan mentupnya stomata adalah Konsentrasi CO2. Konsentrasi CO2 akan mempengaruhi pH pada sel penutup Perubahan pH akan berpengaruh pada kerja ensim fosforilase dalam mengubah amilum menjadi gula atau sebaliknya. Cahaya apabila ada cahaya (siang) akan terjadi fotosintesis sehingga kadar CO2 dalam daun berkurang, stomata membuka. Kekurangan air (Water stress) Apabila tumbuhan kekurangan air, maka potensial air pada daun termasuk sel penutup akan turun. sehingga stomata akan menutup. Suhu naiknya suhu akan meningkatkan lajunya respirasi sehingga kadar CO2 dalam daun meningkat, pH menurun sehingga stomata menutup. Angin, Bila angin bertiup kencang mengakibatkan transpirasi terjadi berlebihan dibandingkan dengan kemampuan tumbuhan tersebut menyerap air (Zona bawah, 2010).
Akibatnya tumbuhan kekurangan air. turgor menurun, stomata menutup. Angin juga disebut faktor penyebab membuka dan menutupnya stomata secara tidak langsung (Zona bawah, 2010).
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek Fisiologi Tumbuhan tentang Pengaruh Turgor Terhadap Membuka Dan Menutupnya Stomata dilakukan pada hari rabu 19 Oktober 2011 mulai 14.00-selesai Wita di Laboratorium Holtikultura Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah Mikroskop, gelas objek, gelas penutup, pipet tetes, pinset . Bahan-bahan Larutan sukrosa 10% dan daun Rhoeo discolor yang masih segar.
3.3 Cara Kerja
Membuat sayatan epidermis bawah daun Rhoeo discolor dengan silet atau dengan pinset. Meletakkaan pada gelas objek dengan setetes air, selanjutnya menutup gelas objek dengan gelas penutup. Kemudian mikroskop apakahstomata dalam keadaan membuka atau menutup. Sambil mengamati dibawah mikroskop, mengganti reagen air dengan larutan sukrosa 10%, dengan cara meneteskan pada sisi gelas penutup dan menghisapnyadengan kertas saring pada sisi yang lain. Mengamati perubahan yang terjadi, selanjutnya mengganti larutan sukrosa 10% dengan air. Kemudian mengamati lagi perubahan yang terjadi. Dan yang terakhir menggambar anatomi stomata pada preparat tersebut, dan menyebutkan bagian-bagian serta tipe stomata tumbuhan yang di amati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Persentase stomata terbuka dan tertutup pada daun Rhoeo discolor
Media Σ Stomata terbuka Σ Stomata tertutup % Stomata terbuka % Stomata tertutup
Air 16 6 72.72 27.27
Sukrosa 10 % 12 2 85.71 14.28
%Stomata=(Σ Stomata terbuka/tertutup)/(Σ jumlah total Stomata)×100
Gambar 1. Anatomi stomata terbuka pada daun Rhoeo discolor yang di amati dibawah mikroskop dengan pembatasan 10x.
Gambar 2. Anatomi stomata tertutup pada daun Rhoeo discolor yang di amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terlihat jelas adanya perbedaan hasil antara Stomata terbuka dan stomata tertutup dengan menggunakan media air dan media sukrosa 10% pada tanaman Rhoeo discolor. Dimana tanaman Rhoeo discolor yang menggunakan media air memperoleh hasil stomata terbuka 16, stomata tertutup 6, % stomata terbuka 72.72%, dan % stomata tertutup 27.27 %, Sedangkan dengan menggunakan media sukrosa 10% memperoleh hasil stomata terbuka 12, stomata tertutup 2, % stomata terbuka 85.71 % , dan % stomata tertutup 14.28 %.
Pergerakan sel penjaga dipengaruhi oleh banyak faktor rangsangan seperti suhu, kelembapan dan gerakan.Terkadang ditemukan klorofil pada sel penjaga, hal tersebut diperlukan karena kebutuhan energi untuk bergerak harus dipenuhi dalam waktu yang singkat. Terdapat beberapa macam pembagian stomata menurut letak, bentuk sel penjaga, dan bentuk sel tetangga yang akan dijelaskan sebagai berikut, phanerofor yaitu letak stomata sejajar dengan sel epidermis. Mayoritas dari tumbuhan memuliki stomata dengan tipe ini yaitu Adam hawa (Rhoeo discolor). Kriptofor yaitu letak stomata dibawah sel epidermis tumbuhan yang memiliki stomata ini biasanya hidup ditempat kering. Contohnya yaitu Bunga mentega (Nerium oleander) (Pawzees, 2009).
Membuka dan menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga keseimbangan air dalam tanaman. Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup (Awal barri, 2009).
Faktor- faktor yang mempengaruhi membuka dan mentupnya stomata adalah Konsentrasi CO2. Konsentrasi CO2 akan mempengaruhi pH pada sel penutup Perubahan pH akan berpengaruh pada kerja ensim fosforilase dalam mengubah amilum menjadi gula atau sebaliknya. Cahaya apabila ada cahaya (siang) akan terjadi fotosintesis sehingga kadar CO2 dalam daun berkurang, stomata membuka. Kekurangan air (Water stress) Apabila tumbuhan kekurangan air, maka potensial air pada daun termasuk sel penutup akan turun. sehingga stomata akan menutup. Suhu naiknya suhu akan meningkatkan lajunya respirasi sehingga kadar CO2 dalam daun meningkat, pH menurun sehingga stomata menutup. Angin, Bila angin bertiup kencang mengakibatkan transpirasi terjadi berlebihan dibandingkan dengan kemampuan tumbuhan tersebut menyerap air (Zona bawah, 2010).
Akibatnya tumbuhan kekurangan air. turgor menurun, stomata menutup. Angin juga disebut faktor penyebab membuka dan menutupnya stomata secara tidak langsung (Zona bawah, 2010).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Pengaruh Tugor Terhadap membuka dan menutupnya stomata, diperoleh kesimpulan :
1. Dengan menggunakan media air diperoleh stomata terbuka 16, stomata tertutup 6, jumlah stomata terbuka (%) 72.72 %, dan jumlah stomata tertutup (%) 27.27 %.
2. Dengan menggunakan media Sukrosa 10% diperoleh hasil stomata terbuka 12, stomata tertutup 2, jumlah stomata terbuka (%) 85.71%, dan jumlah stomata tertutup 14.28 %.
3. Terlihat perbedaan jumlah stomata dengan menggunakan media air dan sukrosa 10 %.
5.2 Saran
Diharapkan kepada para praktikan menyiapkan peralatan lengkap agar praktikum dapat berlangsung dengan cepat dan kerjasama antar teman-teman praktikan.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat pada kloroplas. Klorofil adalah pigmen tumbuhan di dalam proses fotosintesis. Tidak adanya klorofil maka prosesfiksasi CO2 dan proses fotosintesis serta perombakan energy kimia dan energy cahaya tidak dapat berlangsung. Dalam praktikum ini, saya dapat mengetahui adanya kadar klorofil daun dengan pengukuran yang menggunakan Spektrofotometer.
Klorofil adalah pigmen permanen yang paling utama dalam tanaman hijau, alga, dan bakteri fotosintetik. Klorofil merupakan pigmen hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan xantofil. Klorofil berperan melakukan fotosintesa (menyerap dan menggunan energi sinar matahari untuk mensintesa oksigen dan karbohidrat dari CO2 dan air) pada tumbuh-tumbuhan. Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana (Breanmanurung, 2011).
Pada tanaman tinggi ada 2 macam klorofil, yaitu Klorofil a : C55 H72 O5 N4 Mg (berwarna hijau tua) dan Klorofil b : C55 H70 O6 N4 Mg (berwarna hijau muda). Rumus bangunnya berupa satu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), dimana intinya bukan Mg, melainkan Fe. Pada klorofil terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang terlepas menjadi fitol C20 H39 OH, jika terkena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka akan lemak), sedang sisanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (Breanmanurung, 2011).
Jenis-jenis spektrofotometer adalah spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer infra merah, spektrofotometer serapan atom (SSA), spektrofotometer resonansi magnetik (NMR), spektrofotometer pendar molekular (pendar fluor/pendar fosfor), dan spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya seperti nefelometer, turbidimeter, dan spektrofotometer Raman (Panjicm, 2010).
Spektrofotometer dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti penelitian untuk analisis bahan, penelitian analisis mikroba, penelitian bilangan transport suatu logam, kedokteran, dan lain-lain. Selain itu, konsep spektrofotometer dapat diterapkan pula dalam berbagai hukum seperti Hukum Lambert-Beer (Panjicm, 2010).
Faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil adalah Faktor pembawaan (Gen), yang Jika gen ini tidak ada maka tanaman albino. Cahaya adalah tanaman yang berada pada tempat gelap akan tampak pucat terlalu banyak sinar berpengaruh buruk pada klorofil. c. Oksigen adalah jika Kecambah yang ditumbuhkan pada tempat gelap kemudian dibawa ke tempat yang bercahaya tak bisa membentuk klorofil, jika tidak diberikan oksigen. Karbohidrat, (dalam bentuk gula) Pada daun yang etiolasi apabila ditambahkan gula akan menghasilkan klorofil Nitrogen, Magnesium, Besi Merupakan bahan kimia (keharusan), kerusakan zat tersebut (klorosis). Mn, Cu, Zn diperlukan dalam jumlah kecil (mikro) tetapi harus ada bila kekurangan akan klorosis (ilham, 2008).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar klorofil daun dengan pengukuran menggunakan Spektrofotometer. Kegunaannya adalah agar praktikan dapat mengetahui cara penggunaan spektrofotometer yang dapat mengukur kadar klorofil pada daun.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klorofil
Klorofil adalah pigmen tumbuhan yang esensial dalam proses fotosintesis. Tanpa klorofil proses fiksasi CO2 dan proses fotosintesis serta perombakan energi kimia dan energi cahaya tidak dapat berlangsung. Saat ini dikenal beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b yang dominan pada tumbuhan tingkat tinggi (Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan, 2009).
Klorofil adalah pigmen pemanen yang paling utama dalam tanaman hijau, alga, dan bakteri fotosintetik. Klorofil merupakan pigmen hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan xantofil. Klorofil berperan melakukan fotosintesa (menyerap dan menggunan energi sinar matahari untuk mensintesa oksigen dan karbohidrat dari CO2 dan air) pada tumbuh-tumbuhan. Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana (Breanmanurung, 2011).
Pada tanaman tinggi ada 2 macam klorofil, yaitu Klorofil a adalah C55 H72 O5 N4 Mg (berwarna hijau tua) dan Klorofil b adalah C55 H70 O6 N4 Mg (berwarna hijau muda). Rumus bangunnya berupa satu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), dimana intinya bukan Mg, melainkan Fe (Breanmanurung, 2011).
Pada klorofil terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang terlepas menjadi fitol C20 H39 OH, jika terkena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka akan lemak), sedang sisanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air) (Breanmanurung, 2011).
Klorofil itu fluoresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikannya dalam gelombang yang berlainan. Klorofil-a tampak hijau tua, tetapi jika sinar direfleksikan, tampaknya lalu merah darah. Klorofil-b berwarna hijau cerah tampak merah coklat pada fluoresensi. Klorofil banyak meresap sinar merah dan nila (Breanmanurung, 2011).
Perbedaan keduanya terletak pada atom C no. 3 dimana metil pada klorofil a diganti dengan aldehida pada klorofil b. Pada hakikatnya klorofil merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga sulit untuk menjaga agar molekulnya tetap utuh dengan warna hijau yang menarik. Beberapa peneliti berpendapat bahwa dalam peranannya klorofil pecah dan kloroplas keluar. Klorofil dalam daun masih berikatan dengan protein ketika proses pemanasan, protein terdenaturasi dan klorofil lepas. Sehingga warna klorofil menjadi coklat atau pudar (Breanmanurung, 2011).
2.2 Spektrofotometer
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu (Panjicm, 2010).
Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Panjicm, 2010).
Prinsip kerja spektrofotometer mula-mula zat yang akan diukur diidentifikasi, berupa atom atau molekul. Radiasi dari sumber infra merah dipecah oleh pencacah sinar menjadi dua bagian yang sama dengan arah yang saling tegak lurus. Setelah itu, kedua radiasi tersebut dipantulkan kembali ke dua cermin sehingga bertemu kembali di pencacah sinar untuk berinteraksi. Sebagian sinar diarahkan ke sampel lalu ke detektor sedangkan sebagian lagi dibalikkan ke sumber gerak. Maju mundur cermin akan menyebabkan sinar yang menuju detektor berfluktuasi tetapi terkendali . Informasi zat yang ditransmisikan ke fotodetektor yang bertindak sebagai transduser yang merubah besaran tersebut menjadi besaran listrik agar mudah diidentifikasi (Panjicm, 2010).
Jenis-jenis spektrofotometer adalah spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer infra merah, spektrofotometer serapan atom (SSA), spektrofotometer resonansi magnetik (NMR), spektrofotometer pendar molekular (pendar fluor/pendar fosfor), dan spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya seperti nefelometer, turbidimeter, dan spektrofotometer Raman (Panjicm, 2010).
Spektrofotometer dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti penelitian untuk analisis bahan, penelitian analisis mikroba, penelitian bilangan transport suatu logam, kedokteran, dan lain-lain. Selain itu, konsep spektrofotometer dapat diterapkan pula dalam berbagai hukum seperti Hukum Lambert-Beer (Panjicm, 2010).
2.3 Proses Terbentuknya Klorofil
Pembentukan klorofil seperti halnya pembembentukan pigmen-pigmen lain seperti hewan dan manusia yang di bawakan oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka tanaman akan tampak putih belaka (albino), seperti tanaman jagung yang albino tidak dapat hidup lama (Breanmanurung, 2011).
Pada beberapa kecambah tanaman Angiosperma, klorofil dapat terbentuk tanpa memerlukan cahaya. Tanaman lain yang ditumbuhkan di dalam gelap tidak berhasil membentuk klorofil, mereka pucat (klorosis) kekuning-kuningan, disebabkan karena adanya protoklorofil yang mirip dengan klorofil-a, yang mengandung kurang 2 atom H. terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada kepada klorofil. Larutan klorofil yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juga dapat kita lihat pada daun-daun yang terus-menerus kena sinar langsung, warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan (Breanmanurung, 2011).
Terutama dalam bentuk gula ternyata membantu pembentukan korofil dalam daun-daun yang mengalami tumbuh etiolasi. Dengan tanpa pemberian gula, daun-daun tersebut tidak mampu menghasilkan klorofil (breanmanurung, 2011).
Kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian ditempatkan di cahaya tak mampu membentuk klorofil, jika tidak diberi oksigen. Besi yang menjadi pembentuk bahan klorofil sudah tentu merupakan suatu keharusan. Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis pada tumbuhan (Breanmanurung, 2011).
Meskipun jumlahnya hanya sedikit dalam pembentukan klorofil, jika tiada unsur-unsur tersebut maka tanaman mengalami klorosis juga. Temperatur. 30 – 480 C merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 260 – 300 C. Kecuali klorofil-a dan klorofil-b, kita kenal juga klorofil-c yang terdapat pada diatom dan ganggang-pirang. Klorofil-d terdapat pada ganggang-merah. Sedang bakteri-ungu mempunyai bakterioklorofil dan bakteri-hijau mempunyai bakterioviridin. Jenis-jenis klorofil yang tersebut di atas itu hampir serupa susunan kimianya, semuanya mengandung Magnesium. Kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering (Breanmanurung, 2011).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut dengan menentukan kadar klorofil a dan b digunakan rumus :
Klorofil a (gr/ml) = 13.7 × OD 665 ˗ 5.76 × OD 649
Klorofil b (gr/ml) = 25.8 × OD 649 ˗ 7.6 × OD 665
4.1.1 Daun Kakao (Theobroma cacao .L)
- Daun kakao muda Klorofil a (gr/ml) = 13.7 × 0.794 665 ˗ 5.76 × 0.687 649
= 10.8774 ˗ 3. 95712
= 6.92028 gr/ml
Klorofil b (gr/ml) = 25.8 ×0.687 649 ˗ 7.6 × 0.794 665
= 17.7246 ˗ 6.0344
= 11.6902 gr/ml
- Daun kakao tua Klorofil a (gr/ml) = 13.7 × 0.572 665 ˗ 5.76 × 0.563 649
= 7.8364 ˗ 3. 24288
= 4.59352 gr/ml
Klorofil b (gr/ml) = 25.8 ×0.563 649 ˗ 7.6 × 0.572 665
= 14.5254 ˗ 4.3472
= 10.1782 gr/ml
4.1.2 Daun Jagung (Zea mays .L)
- Daun jagung muda Klorofil a (gr/ml) = 13.7 × 1.223 665 ˗ 5.76 × 1.010 649
= 16.7551 ˗ 5.8176
= 10.9375 gr/ml
Klorofil b (gr/ml) = 25.8 ×1.010 649 ˗ 7.6 × 1.223 665
= 26.058 ˗ 9.2948
= 16.7632 gr/ml
- Daun jagung tua Klorofil a (gr/ml) = 13.7 × 1.384 665 ˗ 5.76 × 1.128 649
= 18.9604 ˗ 6.49728
= 12.46312 gr/ml
Klorofil b (gr/ml) = 25.8 ×1.128 649 ˗ 7.6 × 1.384 665
= 29.1024 ˗ 10.5184
= 18.584 gr/ml
4.1.3 Daun Nenas (Ananas comosus merr)
- Daun nenas muda Klorofil a (gr/ml) = 13.7 × 1.311 665 ˗ 5.76 × 0.687 649
= 17.9607 ˗ 3.95712
= 14.00358 gr/ml
Klorofil b (gr/ml) = 25.8 ×0.687 649 ˗ 7.6 × 1.311 665
= 17.7246 ˗ 9.9636
= 7.761 gr/ml
- Daun nenas tua Klorofil a (gr/ml) = 13.7 × 1.525 665 ˗ 5.76 × 1.745 649
= 20.8925 ˗ 10.0512
= 10.8413 gr/ml
Klorofil b (gr/ml) = 25.8 ×1.745 649 ˗ 7.6 × 1.525 665
= 45.021 ˗ 11.59
= 33.431 gr/ml
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Pada daun kakao muda diperoleh hasil klorofil a dengan OD 665 = 0.796 dan OD 649 = 0.687 adalah 3.95712 gr/ml dan Klorofil b dengan OD 665 = 0.796 dan OD 649 = 0.687 adalah 11.6902 gr/ml. Pada daun kakao tua diperoleh hasil klorofil a dengan OD 665 = 0.572 dan OD 649 = 0.563 adalah 4.59352 gr/ml dan Klorofil b dengan OD 665 = 0.572 dan OD 649 = 0.563 adalah 10.1782 gr/ml.
Pada daun jagung muda diperoleh hasil klorofil a dengan OD 665 = 1.223 dan OD 649 = 1.010 adalah 10.9375 gr/ml dan klorofil b dengan OD 665 = 1.223 dan OD 649 = 1.010 adalah 16.7632 gr/ml. Pada jagung tua diperoleh hasil klorofil a dengan OD 665 = 1.384 dan OD 649 = 1.128 adalah 12.46312 gr/ml dan klorofil b dengan OD 665 = 1.384 dan OD 649 = 1.128 adalah 18.584 gr/ml.
Pada daun nenas muda diperoleh hasil klorofil a dengan OD 665 = 1.311 dan OD 649 = 1.339 adalah 14.00358 gr/ml dan klorofil b dengan OD 665 = 1.311 dan OD 649 = 1.339 adalah 7.761 gr//ml. Pada daun nenas tua diperoleh hasil klorofil a dengan OD 665 = 1.525 dan OD 649 = 1.745 adalah 10.8413 gr/ml dan klorofil b dengan OD 665 = 1.525 dan OD 649 = 1.745 adalah 33.431 gr/ml. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi kadar klorofil, maka akan semakin tinggi pula laju fotosintesis, karena klorofil merupakan pigmen tumbuhan yang terdapat didalam kloroplas.
Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya biru dan kuning, sambil memantulkan cahaya hijau. Karena keberadaannya yang begitu melimpah di dalam tubuh tumbuhan, seperti pada daun dan batang yang masih muda, maka tumbuhan menjadi tampak hijau. Pigmen klorofil sangat penting peranannya dalam kehidupan tumbuhan. Klorofil berfungsi sebagai zat yang dapat menangkap energi cahaya (dari matahari) untuk digunakan pada proses fotosintesis (proses pembuatan zat makanan dari bahan anorganik: air dan gas karbondioksida). Zat makanan organik hasil fotosintesis ini digunakan tumbuhan untuk sumber energi dalam kehidupannya (Ripiu, 2009).
Klorofil adalah pigmen permanen yang paling utama dalam tanaman hijau, alga, dan bakteri fotosintetik. Klorofil merupakan pigmen hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan xantofil. Klorofil berperan melakukan fotosintesa (menyerap dan menggunan energi sinar matahari untuk mensintesa oksigen dan karbohidrat dari CO2 dan air) pada tumbuh-tumbuhan. Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana (Breanmanurung, 2011).
Klorofil itu fluoresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikannya dalam gelombang yang berlainan. Klorofil-a tampak hijau tua, tetapi jika sinar direfleksikan, tampaknya lalu merah darah. Klorofil-b berwarna hijau cerah tampak merah coklat pada fluoresensi. Klorofil banyak meresap sinar merah dan nila (Breanmanurung, 2011).
Pada tanaman tinggi ada 2 macam klorofil, yaitu Klorofil a C55 H72 O5 N4 Mg (berwarna hijau tua) dan Klorofil b C55 H70 O6 N4 Mg (berwarna hijau muda). Rumus bangunnya berupa satu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), dimana intinya bukan Mg, melainkan Fe. Pada klorofil terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang terlepas menjadi fitol C20 H39 OH, jika terkena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka akan lemak), sedang sisanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (Breanmanurung, 2011).
Klorofil a adalah warna hijau tua (hijau biru) Klorofil-b , warna hijau muda (hijau kekuningan) Klorofil-c , warna hijau coklat pada Diatome, Ganggang perang, Klorofil-d , warna hijau merah pada ganggang merah (Ilham, 2009).
Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Istilah spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu (Panjicm, 2010).
Jenis-jenis spektrofotometer adalah spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer infra merah, spektrofotometer serapan atom (SSA), spektrofotometer resonansi magnetik (NMR), spektrofotometer pendar molekular (pendar fluor/pendar fosfor), dan spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya seperti nefelometer, turbidimeter, dan spektrofotometer Raman (Panjicm, 2010).
Pembentukan klorofil seperti halnya pembembentukan pigmen-pigmen lain seperti hewan dan manusia yang di bawakan oleh suatu gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada maka tanaman akan tampak putih belaka (albino), seperti tanaman jagung yang albino tidak dapat hidup lama (Breanmanurung, 2011).
Terutama dalam bentuk gula ternyata membantu pembentukan korofil dalam daun-daun yang mengalami tumbuh etiolasi. Dengan tanpa pemberian gula, daun-daun tersebut tidak mampu menghasilkan klorofil (Breanmanurung, 2011).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan tentang Mengukur Kadar Klorofil Dengan Spektrofotometer, dipeoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Konsentrasi klorofil pada daun muda dan daun tua atau daun yang menjadi warna kuning terdapat perbedaan.
b. Klorofil berfungsi untuk menguatkan cahaya matahari pada makanan tumbuhan yang dikenal dengan proses fotosintesis.
c. Dari hasil pembahasan dapat dilihat bahwa semakin tinggi kadar klorofil, maka akan semakin tinggi pula laju fotosintesis.
5.2 Saran
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan, diharapkan kersamanya sesama praktikan, agar hasil praktikum bisa memuaskan seperti yang kita harapkan bersama.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pigmen adalah suatu zat yang mengubah warna cahaya yang dipantulkannya, sebagai hasil dari absorpsi (penyerapan) terhadap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Dalam praktikum ini, saya dapat mengetahui adanya jenis-jenis pigmen pada suatu daun tumbuhan.
Pigmen merupakan molekul khusus yang dapat Memunculkan warna. Pigmen mampu menyerap cahaya matahari dengan menyerap dan memantulkannya pada panjang gelombang tertentu. Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna tertentu pada panjang gelombang tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang berbeda. Pigmen atau zat warna ini merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki warna pada bahan pangan (Breanmanurung, 2011).
Penambahan pewarnan pada pangan dimaksudkan untuk memperbaiki warna pangan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau untuk memberi warna pada pangan yang tidak berwarna, agar ter lihat lebih menarik. Zat warna dapat diperoleh secara alami dan secara sintetik (Breanmanurung, 2011).
Zat warna alami dapat diperoleh dari tanaman atau hewan dan warna alami inimeliputi pigmen yang terdapadalam bahan atau terbentuk padaproses pemanasan, penyimpananatau pemrosesan. Aman dan tak berefek Samping jika dikonsumsi, seperti klorofil,karetenoid, antosianin,antoxantin, brazilein,tanin dan lain-lain.sedangkan Zat warna sintetik, merupakan zat warna yang dapat diperoleh dari bahan kimia. Seperti Biru berlian, Eritrosin (Breanmanurung, 2011).
Pigmen, sejak zaman dahulu,telah digunakan sebagai zat pewarna alami dalam makanan,obat-obatan, dan kosmetika. Zat pewarna alami kini telah banyak digantikan dengan pewarna buatan yang memberikan lebih banyak kisaran warna yang telah dibakukan. Hal ini karena zat pewarna alami kurang stabil dan mudah mengalami perubahan baik fisik maupun kimiawi. Stabilitas warna dari zat pewarna dipengaruhi oleh cahaya, pH,oksidator, reduktor, dan surfaktan (Breanmanurung, 2011).
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros artinya hijau dan phyllos artinya daun. Ini diperkenalkan tahun 1818, dimana pigmen tersebut diekstrak dari tumbuhan dengan menggunakan pelarut organik. Hans Fischer peneliti klorofil yang memperoleh nobel prize winner pada tahun 1915 berasal dari technishe hochschule, munich germany (Ripiu, 2009).
Klorofil adalah pigmen pemanen yang paling utama dalam tanaman hijau, alga, dan bakteri fotosintetik. Klorofil merupakan pigmen hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan karoten dan xantofil. Klorofil berperan melakukan fotosintesa (menyerap dan menggunan energi sinar matahari untuk mensintesa oksigen dan karbohidrat dari CO2 dan air) pada tumbuh-tumbuhan. Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana (Breanmanurung, 2011).
Pada tanaman tinggi ada 2 macam klorofil, yaitu Klorofil a adalah C55 H72 O5 N4 Mg (berwarna hijau tua) dan Klorofil b adalah C55 H70 O6 N4 Mg (berwarna hijau muda). Rumus bangunnya berupa satu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), dimana intinya bukan Mg, melainkan Fe. Pada klorofil terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang terlepas menjadi fitol C20 H39 OH, jika terkena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka akan lemak), sedang sisanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air) (Breanmanurung, 2011).
Klorofil itu fluoresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikannya dalam gelombang yang berlainan. Klorofil-a tampak hijau tua, tetapi jika sinar direfleksikan, tampaknya lalu merah darah. Klorofil-b berwarna hijau cerah tampak merah coklat pada fluoresensi. Klorofil banyak meresap sinar merah dan nila. Perbedaan keduanya terletak pada atom C no. 3 dimana metil pada klorofil a diganti dengan aldehida pada klorofil b. Pada hakikatnya klorofil merupakan senyawa yang tidak stabil sehingga sulit untuk menjaga agar molekulnya tetap utuh dengan warna hijau yang menarik (breanmanurung, 2011).
Beberapa peneliti berpendapat bahwa dalam peranannya klorofil pecah dan kloroplas keluar. Klorofil dalam daun masih berikatan dengan protein ketika proses pemanasan, protein terdenaturasi dan klorofil lepas. Sehingga warna klorofil menjadi coklat atau pudar (breanmanurung, 2011).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendeteksi jenis-jenis pigmen pada suatu daun tumbuhan. Kegunaannya adalah agar praktikum dapat mengetahui adanya jenis-jenis pigmen pada daun.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pigmen Tumbuhan
Tumbuhan dikatakan berwarna karena mengandung pigmen. Pigmen yang dimiliki tumbuhan menunjukan warna yang berbeda-beda karena perbedaan kemampuannya dalam menyerap dan menentukan cahaya (Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan, 2009)
Pigmen adalah suatu zat yang mengubah warna cahaya yang dipantulkannya, sebagai hasil dari absorpsi (penyerapan) terhadap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Sebenarnya pigmen bisa terdapat pada benda tak hidup juga bisa terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Di alam, ternyata beberapa zat mampu secara selektif menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Nah, di dalam tubuh (bagian tubuh) yaitu di dalam sel-selnya, makhluk hidup yang mempunyai warna tertentu itu terkandung zat tertentu yang disebut sebagai pigmen (Ripiu, 2009).
Pada tumbuhan terdapat pula berbagai macam pigmen seperti antosianin. Antosianin adalah pigmen yang kalau kita tinjau dari kata-kata penyusunnya (antho adalah bunga dan cyanin adalah biru) berarti bunga yang berwarna biru. Pigmen antosianin sebenarnya sangat dipengaruhi oleh derajat keasaman (pH). Pada beberapa jenis tumbuhan tingkat tinggi, pigmen ini muncul seringkali pada bagian mahkota bunga. Pada tumbuhan yang hidup ditempat asam, seringkali keberadaannya membuat mahkota bunga menjadi berwarna merah. Sedangkan pada tumbuhan yang hidup pada tempat yang bersifat basa, keberadaan pigmen ini dapat memunculkan warna biru atau ungu pada mahkota bunga. Pada daun-daun tanaman tertentu, mereka menyebabkan munculnya warna keunguan pada bagian bawah daun yang punya habitat di tempat teduh. Pada tumbuhan seperti ini mereka berperan memaksimalkan penangkapan energi cahaya matahari yang tersedia dan membantu fungsi klorofil (Ripiu, 2009).
karotenoid adalah suatu pigmen pada tumbuhan yang memunculkan warna merah, jingga, oranye, atau kuning. Fungsi karotenoid pada tumbuhan adalah sebagai pelengkap pigmen klorofil untuk membantu proses fotosintesis. Ada beberapa macam karotenoid, misalnya karoten (warna jingga) yang dapat kita jumpai pada wortel, lutein (warna kuning) pada buah dan sayur, serta likopen (warna merah) yang terdapat di dalam tomat (Ripiu, 2009).
Klorofil adalah pigmen utama (paling banyak) yang dapat kita temukan pada tumbuhan. Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya biru dan kuning, sambil memantulkan cahaya hijau. Karena keberadaannya yang begitu melimpah di dalam tubuh tumbuhan, seperti pada daun dan batang yang masih muda, maka tumbuhan menjadi tampak hijau. Pigmen klorofil sangat penting peranannya dalam kehidupan tumbuhan. Klorofil berfungsi sebagai zat yang dapat menangkap energi cahaya (dari matahari) untuk digunakan pada proses fotosintesis (proses pembuatan zat makanan dari bahan anorganik: air dan gas karbondioksida). Zat makanan organik hasil fotosintesis ini digunakan tumbuhan untuk sumber energi dalam kehidupannya (Ripiu, 2009).
2.2 Klorofil a dan klorofil b
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia (cindyharyono, 2008).
Dalam proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya (Cindyharyono, 2008).
Klorofil menyerap cahaya berupa radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata (visible). Misalnya, cahaya matahari mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah sampai violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Klorofil dapat menampung energi cahaya yang diserap oleh pigmen cahaya atau pigmen lainnya melalui fotosintesis, sehingga klorofil disebut sebagai pigmen pusat reaksi fotosintesis. Dalam proses fotosintesis tumbuhan hanya dapat memanfaatkan sinar dengan panjang gelombang antara 400-700 nm (Cindyharyono, 2008).
Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil a dan b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm) Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid (Cindyharyono, 2008).
Karotenoid ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil a untuk diserap digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula dengan klorofil b (Cindyharyono, 2008).
Klorofil adalah kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis (Cindyharyono, 2008).
Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta. Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta. Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari (Cindyharyono, 2008).
Rumus kimia adalah klorofil a C55 H72 O5 N4 Mgdan klorofil b C55H70O6N4 Mg. Gugus pengikat adalah Klorofil a CH3 Klorofil b CH. Cahaya yang diserap adalah Klorofil a menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Absorpsi maksimum adalah Klorofil a pada λ 673 nm dan Klorofil b pada λ 455-640 nm. Klorofil a paling banyak terdapat pada Fotosistem II dan Klorofil b paling banyak terdapat pada Fotosistem I (Cindyharyono, 2008).
Cahaya matahari terdiri dari banyak cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Gelombang cahaya tampak yang terpendek adalah cahaya ungu, dan yang terpanjang adalah cahaya merah (Istamar syamsuri, 2006).
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek Fisiologi Tumbuhan tentang Pemisahan Pigmen Fotosintesis Dengan Kromatografi Kertas dilakukan pada hari rabu 02 November 2011 mulai 14.00-selesai Wita di Laboratorium Holtikultura Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah mortal dan pastel, cawan petri, labu ukur 100 ml, kertas saring ukuran 3×15 cm, jepitan kertas, dan sentrifuge. Bahan-bahan yang digunakan adalah daun coklat, daun jagung, daun nenas, dan alkohol 70%.
3.3 Cara Kerja
Mengambil 1 gr daun, kemudian mengekstrakan dengan 25 ml alcohol 70% sampai seluruh klorofil terlarut. Mengendapkan ampasnya dengan menggunakan sentrifugasi atau mendiamkan beberapa saat. Menuangkan cairan ekstrak kedalam cawan petri. Lalu mengambil kertas saring dan memegang dengan penjepit. Mencelupkan bagian ujung yang lain kedalam ekstrak klorofil pada cawan petri. Membiarkan kertas saring tergantung untuk beberapa lama,hingga terlihat pemisahan pigmen yang ada pada daun sampel. Memperhatikan pigmen yang diperoleh pada kertas saring tersebut, paling tidak terdapat 3 pigmen. Klorofil a berwarna hijau , klorofil b berwarna hijau-biru, dan karotenoid berwarna kuning sampai jingga.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 7. Jenis pigmen yang terkandung dalam kromatografi kertas
No Jenis daun tanaman Pigmen yang tampak Jenis pigmen yang terkandung
1 Jagung muda Hijau tua Klorofil a
2 Nenas muda Kuning muda carotenoid
3 Kakao muda Hijau muda Klorofil b
4 Kakao tua Kuning jingga carotenoid
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil pada daun jagung muda pigmen yang tampak adalah hijau tua dan jenis pigmen yang terkandung adalah klorofil a, pada daun nenas muda pigmen yang tampak adalah kuning muda dan jenis pigmen yang terkandung adalah carotenoid, pada daun coklat muda pigmen yang tampak adalah hijau muda dan jenis pigmen yang terkandung adalah klorofil b, dan pada daun coklat tua pigmen yang tampak adalah kuning jingga dan jenis pigmen yang terkandung adalah carotenoid. Daun-daun tumbuhan tersebut menghasilkan warna karena mengandung pigmen. Seperti yang terlihat pada tabel diatas ada 3 jenis pigmen yang terlihat yaitu klorofil a, klorofil b dan carotenoid. Hal ini dikarenakan bahwa klorofil mengandung pigmen-pigmen dan klorofil juga melakukan fotosinteta.
Cahaya matahari terdiri dari banyak cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda. Gelombang cahaya tampak yang terpendek adalah cahaya ungu, dan yang terpanjang adalah cahaya merah (Istamar syamsuri, 2006).
Pigmen adalah suatu zat yang mengubah warna cahaya yang dipantulkannya, sebagai hasil dari absorpsi (penyerapan) terhadap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Sebenarnya pigmen bisa terdapat pada benda tak hidup juga bisa terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Di alam, ternyata beberapa zat mampu secara selektif menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Nah, di dalam tubuh (bagian tubuh) yaitu di dalam sel-selnya, makhluk hidup yang mempunyai warna tertentu itu terkandung zat tertentu yang disebut sebagai pigmen (Ripiu, 2009).
Karotenoid adalah suatu pigmen pada tumbuhan yang memunculkan warna merah, jingga, oranye, atau kuning. Fungsi karotenoid pada tumbuhan adalah sebagai pelengkap pigmen klorofil untuk membantu proses fotosintesis. Ada beberapa macam karotenoid, misalnya karoten (warna jingga) yang dapat kita jumpai pada wortel, lutein (warna kuning) pada buah dan sayur, serta likopen (warna merah) yang terdapat di dalam tomat (Ripiu, 2009).
Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik. Senyawa ini yang berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah tenaga cahaya menjadi tenaga kimia (Cindyharyono, 2008).
Dalam proses fotosintesis, terdapat 3 fungsi utama dari klorofil yaitu memanfaatkan energi matahari, memicu fiksasi CO2 menjadi karbohidrat dan menyediakan dasar energetik bagi ekosistem secara keseluruhan. Dan karbohidrat yang dihasilkan fotosintesis melalui proses anabolisme diubah menjadi protein, lemak, asam nukleat dan molekul organik lainnya (Cindyharyono, 2008).
Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu klorofil a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau tua dan klorofil-b (C55H70O6N4Mg) yang berwarna hijau muda. Klorofil a dan b paling kuat menyerap cahaya di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm) Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid (Cindyharyono, 2008).
Karotenoid ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum matahari dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a untuk diserap digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula dengan klorofil-b (Cindyharyono, 2008).
Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta. Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta. Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari (Cindyharyono, 2008).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada daun jagung muda pigmen yang tampak adalah hijau tua dan jenis pigmen yang terkandung adalah klorofil a, pada daun nenas muda pigmen yang tampak adalah kuning muda dan jenis pigmen yang terkandung adalah carotenoid, pada daun coklat muda pigmen yang tampak adalah hijau muda dan jenis pigmen yang terkandung adalah klorofil b, dan pada daun coklat tua pigmen yang tampak adalah kuning jingga dan jenis pigmen yang terkandung adalah carotenoid. Daun-daun tumbuhan tersebut menghasilkan warna karena mengandung pigmen.
2. Pigmen adalah suatu zat yang mengubah warna cahaya yang dipantulkannya, sebagai hasil dari absorpsi (penyerapan) terhadap cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
3. Karotenoid adalah suatu pigmen pada tumbuhan yang memunculkan warna merah, jingga, oranye, atau kuning. Fungsi karotenoid pada tumbuhan adalah sebagai pelengkap pigmen klorofil untuk membantu proses fotosintesis.
5.2 Saran
Praktikum mengenai Pemisahan Pigmen Fotosintetik Dengan Kromatografi Kertas merupakan praktikum terakhir, saya harapkan untuk praktikum kedepan bias lebih baik dari sekarang. Terima kasih.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau (Phaseolus radiates.L) merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang cukup penting di Indonesia. posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih rendah. Di samping itu, panen kacang hijau ini harus dikerjakan beberapa kali (Soeprapto S,H., 1993).
Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serta peningkatan usaha pasaca panen (Soeprapto S,H., 1993).
Dari segi agronomis dapat dilakukan dengan tindakan pemupukan NPK dan pengaturan jumlah populasi, jarak tanam, sanitasi, pengendalian hama dan penyakit tanaman (Soeprapto S,H., 1993).
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia (Indah ayu, 2003)
Imbibisi juga dapat didefinisikan sebagai peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat hidrofilik seperti protein, pati, selulosa dll. Yang menyebabkan zat-zat tersebutdapat mengembang setelah menyerap air disebut potensial matriks atau potensial imbibisi. Banyaknya air yang dapat di imbibisi sangat tergantung pada potensial air yang juga tergantung konsentrasi zat terlarut (Penuntun praktikum fistum, 2009).
Dalam sel tumbuhan, imbibisi diartikan kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel. Contoh: penyerapan air oleh benih Proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah, dan berkecambah (Aiini, 2009).
Pada praktikum ini akan dijelaskan Pengamatan tentang Perubahan berat biji Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) yang dilarutkan selama 48 jam sehingga Praktikan dapat mengetahui imbibisi pada biji Kacang hijau (Phaseolus radiates .L).
1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh pada larutan terhadap proses imbibisi pada biji. Kegunaannya adalah Praktikan dapat mengetahui imbibisi pada biji Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L).
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Bii Kacang Hijau (Phaseolus radiatus .L)
Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram (Soeprapto S,H., 1993).
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah (Plantamor, 2009).
Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan seperti berikut ini. Divisi adalah Spermatophyta, Sub-divisi adalah Angiospermae, Kelas adalah Dicotyledoneae, Ordo adalah Rosales, Famili adalah Papilionaceae, Genus adalah Vigna, dan Spesies adalah Vigna radiata atau Phaseolus radiatus (Soeprapto S,H., 1993).
Morfologi Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus.L) adalah tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada yang ungu (Soeprapto S,H., 1993).
Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda sampai hiaju tua(Soeprapto S,H., 1993).
Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji (Soeprapto S,H., 1993).
Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan (Soeprapto S,H., 1993).
2.2 Zat-zat Hidrofilik
Zat-zat Hidrofilik adalah Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam mineral). Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut (Indah ayu, 2003).
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik (Indah ayu, 2003).
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fasa berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen (Indah ayu, 2003).
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Tingginya konsentrasi kapur terlarut membuat warna air dari Air Terjun Havasu terlihat berwarna turquoise (Indah ayu, 2003).
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut 2H2O(I)→2H2(g)+O2(g) (Indah ayu, 2003).
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk gelembung pada elektroda dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida (H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen (Indah ayu, 2003).
2.3 Imbibisi
Imbibisi juga dapat didefinisikan sebagai peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat-zat hidrofilik seperti protein, pati, selulosa dll. Yang menyebabkan zat-zat tersebut dapat mengembang setelah menyerap air disebut potensial matriks atau potensial imbibisi. Banyaknya air yang dapat di imbibisi sangat tergantung pada potensial air yang juga tergantung konsentrasi zat terlarut (Penuntun praktikum fistum, 2009).
Dalam sel tumbuhan, imbibisi diartikan kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel. Contoh penyerapan air oleh benih Proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah, dan berkecambah (Aiini, 2009).
Syarat terjadinya imbibisi adalah Perbedaan antara benih dengan larutan, dimana benih < larutan ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih
benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, selulose volume air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap air, sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme. Proses metaboslime adalah aktivasi enzim, hidrolisis cadangan makanan, respirasi (Aiini, 2009).
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek Fisiologi Tumbuhan tentang Imbibisi ini dilaksanakan pada hari rabu 19 Oktober 2011 mulai 14.00-selesai Wita di Laboratorium Holtikultura Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah Cawan petri dan Timbangan. Bahan-bahan yang digunakan adalah Biji kering kacang hijau (Phaseolus radiatus.L), Larutan Nacl 4.0 M, 2.0 M, 1 M, 0.8 M, 0.8 M, 0.6, dan 0.4 M, dam juga Aquades.
3.3 Cara Kerja
Menyiapkan tujuh cawan petri dengan kertas saring di dalamnya, mengisi masing-masing cawan petri dengan 5 ml larutan NaCl yang di sediakan dan aquades sebagai kontrol. Menimbang 20 biji kering, lalu mencatat beratnya dan meletakkan pada satu cawan petri, kemudian menimbang dan mencatat berat cawan petri yang lain. Menyimpan cawan petri tersebut selama 48 jam, kemudian mengambil biji dari petri mengeringkan dengan kertas tissue dan menimbang kembali beratnya. Terakhir menghitung persentase air yang masuk kedalam biji pada setiap larutan terhadap berat kering mula-mula.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4. Perubahan berat biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus.L) yang dilarutkan selama 48 jam.
No Konsentrasi Berat awal
(g) Berat akhir
(g) Selisih
(g) % air yang masuk
1 Control 1.13 10.65 9.52 842.47
2 4.0 M 1.27 13.25 11.98 943.30
3 2.0 M 1.25 15.24 13.99 1119.2
4 1.0 M 1.20 13.86 12.66 1055
5 0.8 M 1.27 10.30 9.03 711.02
6 0.6 M 1.20 11.16 9.96 830
7 0.4 M 1.11 12.77 11.66 105.45
%Rata-rata total air yang masuk= (total selisih)/(Total Berat awal) X100
%Rata-rata total air yang masuk= 78.8/8.43 X100
= 934.75
Selisih = Berat akhir – berat awal
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terlihat jelas perbedaan antara berat awal dan berat akhir. Hal ini dikarenakan adanya penyerapan air oleh zat-zat hidrofilik pada biji kacang hijau (Phaseolus radiatus.L). Sehingga mendapatkan hasil yaitu konsentrasi control dengan berat awal 1.13 gr, berat akhir 10.65 gr, selisih 9.52 gr dan air yang masuk 842.47 %. Konsentrasi 4.0 M dengan berat awal 1.27 gr, berat akhir 13.25 gr, selisih 11.98 gr dan air yang masuk -943.30 %. Konsentrasi 2.0 M dengan berat awal 1.25 gr, berat akhir 15.24 gr, selisih 13.99 gr, dan jumlah air yang masuk 1119.2. Konsentrasi 1 M dengan berat awal 1.20 gr, Berat akhir 13.86 gr, selisih 12.66 gr dan air yang masuk 10.55 %. Konsentrasi 0.8 M dengan berat awal 1.27 gr, berat akhir 10.30 gr, selisih 9.03 gr dan air yang masuk 711.02 %. Konsentrasi 0.6 M dengan berat awal 1.20 gr, berat akhir 11.16 gr, selisih -9.96 gr dan jumlah air yang masuk 830 %. Konsentrasi 0.4 M dengan berat awal 1.11 gr, berat akhir 12.77 gr, selisih 11.66 dan jumlah air yang masuk 1050.45 %. Diperoleh hasil rata-rata dengan total berat awal 8.43 gr, total berat akhir 87.23 gr, selisih 78.8 gr dan total (%) jumlah air yang masuk -934.75.
Kacang hijau (Phaseolus radiatus) merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram (Soeprapto S,H., 1993).
Air adalah pelarut yang kuat, melarutkan banyak jenis zat kimia. Zat-zat yang bercampur dan larut dengan baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat "hidrofilik" (pencinta air), dan zat-zat yang tidak mudah tercampur dengan air (misalnya lemak dan minyak), disebut sebagai zat-zat "hidrofobik" (takut-air). Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air (Indah ayu, 2003).
Air merupakan cairan singular, oleh karena kapasitasnya untuk membentuk jaringan molekul 3 dimensi dengan ikatan hidrogen yang mutual. Hal ini disebabkan karena setiap molekul air mempunyai 4 muatan fraksional dengan arah tetrahedron, 2 muatan positif dari kedua atom hidrogen dan dua muatan negatif dari atom oksigen. Akibatnya, setiap molekul air dapat membentuk 4 ikatan hidrogen dengan molekul disekitarnya. Sebagai contoh, sebuah atom hidrogen yang terletak di antara dua atom oksigen, akan membentuk satu ikatan kovalen dengan satu atom oksigen dan satu ikatan hidrogen dengan atom oksigen lainnya, seperti yang terjadi pada es. Perubahan densitas molekul air akan berpengaruh pada kemampuannya untuk melarutkan partikel. Oleh karena sifat muatan fraksional molekul, pada umumnya, air merupakan zat pelarut yang baik untuk partikel bermuatan atau ion, namun tidak bagi senyawa hidrokarbon (Indah ayu, 2003).
Dalam sel tumbuhan, imbibisi diartikan kemampuan dinding sel dan plasma sel untuk menyerap air dari luar sel. Contoh penyerapan air oleh benih Proses awal perkecambahan, benih akan membesar, kulit benih pecah, dan berkecambah (Aiini, 2009).
Syarat terjadinya imbibisi adalah Perbedaan antara benih dengan larutan, dimana benih < larutan ada tarik menarik yang spesifik antara air dengan benih
benih memiliki partikel koloid yang merupakan matriks, bersifat hidrofil berupa protein, pati, selulose volume air yang diserap + volume biji mula-mula > volume biji setelah menyerap air, sebagian air telah digunakan untuk menjalankan proses metabolisme. Proses metaboslime adalah aktivasi enzim, hidrolisis cadangan makanan, respirasi (Aiini, 2009).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Perubahan berat biji kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terlihat jelas adanya perbedaan antara berat awal dan berat akhir.
2. Hasil penimbangan selama 48 jam adalah berat akhir konsentrasi control adalah 10.65, 4.0 M adalah 13.25, 2.0 M adalah 15.24, 1 M adalah 13.86, 0.8 adalah 10.30, 0.6 adalah 11.16 dan 0.4 adalah 12.77.
3. Konsentrasi control dengan jumlah air yang masuk 842.47%, Konsentrasi 4.0 M dengan jumlah air yang masuk 943.30 %, konsentrasi 2.0 M dengan jumlah 1119.2, 1 M dengan jumlah air yang masuk 1055, 0.8 M dengan jumlah air yang masuk 711.02, 0.6 M dengan jumlah air 830 dan 0.4 dengan jumlah air 105.45.
5.2 Saran
Alat dan bahan yang di Laboratorium perlu dilengkapi atau diperbaiki. Pada saat melakukan penimbangan perubahan berat biji Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L), alat (timbangan) tidak dapat berfungsi dengan baik. Sehingga menyebabkan kesalahan pada perhitungan dan hasil perhitungan.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zat pengatur tumbuh adalah senyawa yang berperan aktiv dalam pengontrolan proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Zat tersebut memiliki peran yang sangat luas termasuk pada tahap perkecambahan.
Pada praktikum ini praktikan akan melakukan pengamatan pada Zat pengatur tumbuh Kecambah Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) dan akan menghitung persentase Kecambah Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) yang disimpan selama 3 hari.
ZPT (zat pengatur tumbuh) dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormon bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik(Ilyas, 2011).
Hormon yang berasal dari bahasa Yunani yaitu hormaein ini mempunyai arti : merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya suatu aktivitas biokimia sehingga fito-hormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman (Ilyas, 2011).
Sejarah giberelin sedikit unik. Awal mulanya giberelin ditemukan oleh Eiichi Kurowasa, orang Jepang, pada tahun 1926. Pada tahun itu Pagerang Diponegoro sedang giat-giatnya berperang melawan penjajah londo. Kurosawa sebenarnya sedang meneliti tentang penyakit aneh pada padi yang disebut ‘bakane’. Padi yang terserang penyakit ini tumbuh membesar tidak normal. Batang dan daunnya membesar dan memanjang. Kurosawa berhasil mengisolasi jamur penyebab penyakit ini yang dinamakan Giberrella fujikori. Ketika jamur ini diinfeksikan ke tanaman yang sehat, tanaman yang sehat memperlihatkan gejala itu. Kurang lebih satu dasawarsa kemudian penelitian ini dilanjutkan oleh Yabuta dan Hayashi tahun 1939. Kedua orang jepang ini melangkah lebih maju dan berhasil mengisolasi kristal protein yang dihasilkan oleh Giberrella fujikori. Kristal ini bisa menstimulasi pertumbuhan akar kecambah (Isroi, 2010).
Setelah perang dunia ke dua, pada tahun 1951 Stodola dan teman-temannya melanjutkan penelitian ini dan menemukan ‘Giberelin A’ dan ‘Giberelin X’. Hasil penelitian selanjutnya ditemukan varian dari giberelin, yaitu GA1, GA2, dan GA3. Pada saat yang hampir bersamaan dilakukan penelitian juga di Laboratory of the Imperial Chemical Industries di Inggris. Dari penelitian ini juga ditemukan GA3. Selanjutnya nama Gibberellic acid disepakati oleh kelompok peneliti itu dan populer hingga jaman sekarang. Saat ini telah ditemukan tidak kurang dari 126 macam giberelin. Giberelin diberi nama dengan GAn diurutkan berdasarkan urutan ditemukannya senyawa giberlin tersebut. Giberelin yang ditemukan pertama kali adalah GA3 (Isroi, 2010).
Dalam pertanian, serangan hama dan penyakit pada pertanaman merupakan salah satu penghambat tercapainya potensi produksi dari suatu jenis tanaman. Pengendalian hama dan penyakit yang tepat akan sangat berpengaruh pada hasil akhir atau produksi pertanaman. Untuk dapat melakukan pengendalian yang tepat, pelaku pertanian (petani) perlu memiliki pengetahuan yang lengkap atas segala segi pertanamannya, mulai dari asal benih, sejarah pemanfaatan lahan, hingga pascapanen dan keberlangsungan (sustainability) dari pertanaman tersebut. Dengan berbagai pengetahuan tersebut, diharapkan pelaku pertanian dapat mengelola pertanamannya dengan tepat dan tetap memperhatikan kondisi lingkungan pertanamannya (Masbied, 2011).
Selain meminimumkan kehilangan hasil atau pencapaian potensi produksi, penerapan Sanitary dan Fitosanitary di bidang produk pertanian sangat mendesak. Sangat perlu bagi para ilmuan Indonesia menyebarkan pengetahuan akan hal ini sekaligus aplikasinya di lapang demi memenuhi standart tersebut (Masbied, 2011).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui berbagai zat pengatur tumbuh pada kecambah biji. Kegunaan dari praktikum ini adalah, agar praktikum dapat menjelaskan zat pengatur tumbuh pada kecambah biji.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Zat Pengatur Tumbuh
Yang dimaksud dengan ZPT disini adalah 2,4-D, 2,4-S-T, IBA, NAA. Penggunaan Zat pengatur tumbuh bila digunakan dengan konsentrasi rendah akan merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman, dan sebaliknya bila digunakan dalam jumlah besar/konsentrasi tinggi akan menghambat pertumbuhan bahkan dapat mematikan tanaman. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan tekhnologi di bidang pertanian, dan berdasarkan berbagai macam penelitian maka ditemukan aneka ragam zat pengatur tumbuh yang dapat difungsikan sebagai herbisida untuk mematikan gulma atau tanaman pengganggu. ZPT dapat berubah fungsi menjadi racun bila dipakai melebihi kadar tertentu dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat dipergunakan sebagai herbisida. Lebih lanjut didapatkan pula bahwa, zat pengatur tumbuh tertentu mempunyai sifat-sifat yang selektif sehingga gulma dapat dimatikan tetapi tanaman pokok yang dibudidayakan tidak terganggu. Di era tekhnologi moderen saat ini, ZPT yang banyak digunakan sebagai herbisida pemberantas gulma terutama adalah 2,4-D, 2,4,5-T dan MCPA atau MCP (Ilyas, 2011).
Pengaruh 2,4-D, 2,4,5–S dan MPCA terhadap gulma bervariasi. Untuk pengaruh yang sama, penggunaan dosis MPCA biasanya lebih tinggi dari pada 2,4-D. Saat ini diantara 2,4-D, 2,4,5-T dan MCPA herbisida yang merupakan ZPT yang paling banyak digunakan adalah 2,4-D. Herbisida jenis 2,4-D ini sangat ideal karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya relatif murah, tidak meninggalkan racun pada hewan, tidak menyebabkan karatan, tidak mudah terbakar dan mudah diencerkan. Selain itu penggunaan Herbisida 2,4-D lebih populer pada lahan sawah dibandingkan yang lain karena mempunyai beberapa spesifikasi diantaranya dapat dipergunakan untuk mengendalikan gulma pada lahan sawah, tidak efektif untuk mengendalikan gulma jenis alang-alang namun sangat ampuh dalam membasmi gulma berdaun sempit (Ilyas, 2011).
2.2 Caumarin
Caumarin adalah zat penghambat kerja enzim dalam perkecambahan. Zat-zat penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara lain adalah ammonia, absicis acid, benzoid acid, ethylene, alcoid (Syamsuri, 2006).
Caumarin merupakan senyawa kimia, sebuah toksin yang ditemukan dalam banyak tanaman, terutama dalam konsentrasi tinggi di tonka bean (Dipteryx odorata), vanili rumput (Anthoxanthum odoratum), Woodruff (Galium odoratum), mullein (Verbascum spp.), dan manis rumput (Hierochloe odorata). Memiliki wangian manis, mudah diakui sebagai jejak yang baru-mown hay, dan telah digunakan dalam perfumes sejak 1882. Memiliki nilai klinis medis sebagai pelopor untuk beberapa anticoagulants, terutama dan digunakan sebagai media mendapatkan dalam beberapa dye laser (Sudaryono, 2009).
2.3 2,4-dichlorophenoxy acetic acid
Senyawa sintetis 2,4-D (2,4-dichlorophenoxy acetic acid) merupakan senyawa sintetis yang banyak digunakan untuk merangsang atau menghambat proses perkembangan tumbuhan. Penggunaanya sebagai herbisida pembasmi guIrna efektif untuk jenis guIna yang berdaun lebar, seperti Limnocharis flava, Monochoria vaginalis, Cyperus difformis, Fimristylis miliaceae, Scirpus juncoides di lahan sawah. Bila dibandingkan dengan IAA/auksin, penggunaan 2,4-D secara fisiologis lebih aktif dan lebih tahan lama didalam jaringan tumbuhan, serta harganya lebih murah (Yoga setiawan, 2011).
2.4 Giberelin
Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua seluruh siklus hidup tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji, batang perpanjangan, induksi bunga, pengembangan anter, perkembangan biji dan pertumbuhan pericarp. Selain itu, hormon ini juga berperan dalam respon menanggapi rangsang dari melalui regulasi fisiologis berkaitan dengan mekanisme biosntesis GA (Ilyas, 2011).
Giberelin pada tumbuhan dapat ditemukan dalam dua fase utama yaitu giberelin aktif (GA Bioaktif) dan giberelin nonaktif. Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, batang perpanjangan, perluasan daun, dan bunga dan pengembangan benih. Hingga tahun 2008 terdapat lebih lebih dari seratus GA telah diidentifikasi dari tanaman dan hanya sejumlah kecil dari mereka, seperti GA1 dan GA4, diperkirakan berfungsi sebagai bioaktif hormone (Ilyas, 2011).
Giberelin pertama kali dikenal pada tahun 1926 oleh seorang ilmuwan Jepang, Eiichi Kurosawa, yang meneliti tentang penyakit padi "bakanae". Hormon ini pertama kali diisolasi pada tahun 1935 oleh Teijiro Yabuta, dari strain jamur (Gibberella fujikuroi). oleh Kurosawa Yabuta disebut isolat giberelin (Ilyas, 2011).
Semua molekul giberelin mengandung ‘Gibban Skeleton’. Giberelin dapat dikelompokkan mejadi dua kelompok berdasarkan jumlah atom C, yaitu yang mengandung 19 atom C dan 20 atom C. Sedangkan berdasarkan posisi gugus hydroksil dapat dibedakan menjadi gugu hidroksil yang berada di atom C nomor 3 dan nomor 13 (Isroi, 2010).
Fungsi giberelin pada tanaman sangat banyak dan tergantung pada jenis giberelin yang ada di dalam tanaman tersebut. Beberapa proses fisiologi yang dirangsang oleh giberelin antara lain adalah seperti Merangsang batang dengan merangsang pembelahan sel dan perpanjangan, Merangsang lari / berbunga dalam menanggapi hari panjang, Breaks dormansi benih di beberapa tanaman yang memerlukan stratifikasi atau cahaya untuk menginduksi perkecambahan, Merangsang produksi enzim (a-amilase) di germinating butir serealia untuk mobilisasi cadangan benih, Menginduksi maleness di bunga dioecious (ekspresi seksual), Dapat menyebabkan parthenocarpic (tanpa biji) pengembangan buah, Dapatkah penundaan penuaan dalam daun dan buah jeruk, dan Genetik Dwarsfism (Isroi, 2010).
Peranan giberelin terhadap pembungaan telah dibuktikan oleh banyak penelitian. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Henny (1981), pemberian GA3 pada tanaman Spathiphyllum mauna. Ternyata pemberian GA3 meningkatkan pembungaan setelah beberapa minggu perlakuan (Isroi, 2010).
2.5 Urea
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme (Masbied, 2011).
Proses terbentuknya urea Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses (Masbied, 2011).
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek Fisiologi Tumbuhan tentang Pengatur Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Perkecambahan Biji ini dilakukan pada hari rabu 26 Oktober 2011 mulai 14.00-selesai Wita di Laboratorium Holtikultura Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah Cawan petri dan Tissue. Bahan-bahan yang digunakan adalah Biji kacang hijau (Phaseolus radiatus.L), Aquades, 0,5 ppm caumarin, 7,0 ppm 2,4-D, 0,02 ppm giberellin, dan 12,5 Pupuk urea.
3.3 Cara kerja
Mengisi 5 cawan petri yang dilapisi tissue dengan larutan yang disediakan (tiga larutan zat pengatur tumbuh dan satu aquades sebagai control), meletakkan dengan teratur 25 biji pada setiap cawan petri. Kemudian menyimpan cawan petri di tempat yang gelap. Mengamati setiap hari, menghitung persentase biji yang berkecambah. Mengeluarkan setiap biji yang berkecambah dari cawan petri. Terakhir membandingkan hasilnya dari semua perlakuan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 5. Persentase biji berkecambah Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) pada beberapa ZPT
Hari ∑ Biji berkecambah untuk larutan
∑ Biji Caumarin 2,4 D Giberellin urea Aquades
1 25 2 2 10 8 16
2 25 14 7 1 7 6
3 25 6 15 3 9 2
Persentase 25 88% 96% 56% 96% 96%
Persentase biji kecambah=(Jumlah berkecambah)/(Jumlah biji)×100
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dapat dilihat dengan jelas adanya perbedaan antara jumlah dan persentase kecambah Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) pada setiap larutan yang berbeda-beda. Kecambah Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) yang disimpan selama 3 hari memiliki hasil sebagai berikut, panjang terakhir untuk control 4,6cm. Caumarin hari pertama 2 biji, hari kedua 14 biji , hari ketiga 6 biji, dengan jumlah persentase 88% dan. 2,4-D hari pertama 2 biji, hari kedua 7 biji , hari ketiga 15 biji, dengan jumlah persentase 96%. Giberellin hari pertama 10 biji, hari kedua 1 biji , hari ketiga 3 biji, dengan jumlah persentase 56%. Urea hari pertama 8 biji, hari kedua 7 biji , hari ketiga 9biji, dengan jumlah persentase 96%. Aquades hari pertama 16 biji, hari kedua 6 biji , hari ketiga 2 biji, dengan jumlah persentase 96%. Terjadinya perkecambahan pada kecambah Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L), di karenakan karena adanya ZPT (Zat pengatur tumbuh) pada setiap larutan yang berbeda. Dengan adanya perubahan tersebut kita dapat mengetahui adanya pengaruh ZPT pada perkecambahan biji.
Zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman. Hormon tanaman adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi yang rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis ini terutama tentang proses pertumbuhan, differensiasi dan per-kembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stotama, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman. Hormon tanaman kadang-kadang juga disebut fitohormon, tetapi istilah ini lebih jarang digunakan (Iptek, 2008).
Senyawa hormon tanaman dan zat pengatur tumbuh,mencirikannya sebagai berikut, Fitohormon atau hormon tanaman ada-lah senyawa organik bukan nutrisi yang aktif dalam jumlah kecil (< 1mM) yang disintesis pada bagian tertentu, pada umumnya ditranslokasikan kebagian lain tanaman dimana senyawa tersebut, menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis. Zat Pengatur Tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi rendah (< 1 mM) mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah pertumbuhan dan perkem-bangan tanaman. Inhibitor adalah senyawa organik yang menghambat pertumbuhan secara umum dan tidak ada selang konsentrasi yang dapat mendorong pertumbuhan (Iptek, 2008).
Caumarin adalah zat penghambat kerja enzim dalam perkecambahan. Zat-zat penghambat perkecambahan yang diketahui terdapat pada tanaman antara lain adalah ammonia, absicis acid, benzoid acid, ethylene, alcoid (Syamsuri, 2006).
Pemakaian zat pengatur tumbuh asam 2,4–D (2,4-dichlorophenoxy acetic acid) biasanya digunakan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang singkat, antara 2 – 4 minggu karena merupakan auksin kuat, artinya auksin ini tidak dapat diuraikan di dalam tubuh tanaman . Sebab pada suatu dosis tertentu asam 2,4-D sanggup membuat mutasi-mutasi asam 2,4–D mempunyai sifat fitotoksisitas yang tinggi sehingga dapat bersifat herbisida (Yoga setiawan, 2011).
Giberelin atau asam giberelat (GA) merupakan hormon perangsang pertumbuhan tanaman yang diperoleh dari Gibberella fujikuroi atau Fusarium moniliforme, aplikasi untuk memicu munculnya bunga dan pembungaan yang serempak (Misalnya GA3 yang termasuk hormon perangsang pertumbuhan golongan gas) merek dagangantara lain: ProGib. Giberalin alami banyak terdapat didalam umbi bawang merah (Ilyas, 2011)
Semua giberelin yang ditemukan adalah senyawa diterpenoid. Semua kelompok terpinoid terbentuk dari unit isoprene yang memiliki 5 atom karbon (C). Unit-unit isoprene ini dapat bergabung menghasilkan monoterpene (C-10), sesqueterpene (C-15), diterpene (C-20), dan triterpene (C-30). Asam diterpenoid disintesis melalui jalur terpenoid dan dimodifikasi di dalam retikulum endoplasma dan sitosol sampai menjadi senyawa yang aktif (Isroi, 2010).
Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme (Masbied, 2011).
Proses terbentuknya urea Urea terbentuk melalui proses oksidasi yang terjadi pada hati. Eritrosit atau sel darah merah yang sudah rusak (120 hari) dirombak menjadi 'haemo' dan'globin'. Selanjutnya 'haemo' akan diubah menjadi zat warna empedu yaitu bilirubin dan urobilin yang mengandung urea dan amonia yang akan keluar bersama urin dan feses (Masbied, 2011).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Perkecambahan diperloeh kesimpulan yaitu :
1. Adanya perbedaan jumlah yang berkecambah pada tiap larutan. Caumarin hari pertama 2 biji, hari kedua 14 biji , hari ketiga 6 biji, dengan jumlah persentase 88%. 2,4-D hari pertama 2 biji, hari kedua 7 biji , hari ketiga 15 biji, dengan jumlah persentase 96%. Giberellin hari pertama 10 biji, hari kedua 1 biji , hari ketiga 3 biji, dengan jumlah persentase 56%. Urea hari pertama 8 biji, hari kedua 7 biji , hari ketiga 9 biji, dengan jumlah persentase 96%. Aquades hari pertama 16 biji, hari kedua 6 biji , hari ketiga 2 biji, dengan jumlah persentase 96%.
2. Terdapat perbedaan antara jumlah dan persentase kecambah Kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) pada setiap larutan yang berbeda-beda.
3. Zat pengatur tumbuh dengan konsentrasi rendah dapat merangsang dan menggiatkan pertumbuhan tanaman.
5.2 Saran
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan, diharapkan kersamanya sesama praktikan, agar hasil praktikum bias memuaskan seperti yang kita harapkan bersama.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Auksin adalah hormon yang terdapat pada tumbuhan yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan berfungsi pada proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman. Aktivitasnya meliputi perangsangan dan penghambatan pertumbuhan.
Dalam praktikum ini, saya dapat mengetahui adanya pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan, baik pada akar ataupun pada batang, dengan melakukan pengamatan pengaruh auksin pada berbagai larutan IAA.
Hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman., gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada stekan atau cangkokan. Auksin sering digunakan untuk merangsang pertumbuhan akar dan sebagai bahan aktif sering yang digunakan dalam persiapan hortikultura komersial terutama untuk akar batang. Mereka juga dapat digunakan untuk merangsang pembungaan secara seragam, untuk mengatur pembuahan, dan untuk mencegah gugur buah.(yang termasuk Auksin IBA, NAA, 2,4-D). Auksin Golongan NAA memakai merek dagang antara lain: Rootone-F, Atonik. Sedang Auksin 2,4 D dijual dengan nama Hidrasil. Auksin alami banyak terdapat didalam cairan biji jagung muda yang masih berwarna kuning, air seni sapi, ujung koleoptil tanaman oat, umbi bawang merah dan air kelapa (Ilyas, 2011).
Golongan Auksin Indole Aceti Acid (IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Yang paling penting dari keluarga auksin adalah indole-3-asam asetat (IAA). Ini menghasilkan efek auksin pada tanaman secara menyeluruh, dan yang paling ampuh dari auksin alami, namun molekul kimiawi IAA adalah yang paling labil di larutan air, sehingga IAA tidak digunakan secara komersial sebagai regulator pertumbuhan tanaman (Ilyas, 2011).
Yang termasuk golongan auksin alam 4-chloro-asam indoleasetis, asam fenilasetis (PAA) dan indole-3-asam butirik (IBA). Sedang auksin buatan antara lain 1-asam nafthaleneasetis (NAA), 2,4-asam dichlorophenoxyasetis (2,4-D), dan lain-lain. Auksin dosis tinggi dapat merangsang produksi Etilen. Kelebihan Etilen malah dapat menghalangi pertumbuhan, menyebabkan gugur daun (daun amputasi), dan bahkan membunuh tanaman. Beberapa auksin sintetis seperti 2,4-D dan 2,4,5-asam trichlorophenoxyacetic (2,4,5-T) telah digunakan sebagai herbisida (Ilyas, 2011).
Tanaman berdaun luas (dicotil) jauh lebih rentan terkena auksin daripada daun tanaman monokotil seperti tanaman rumput-rumputan. Auksin sintetis ini adalah agen aktif dalam “Agen Oranye” yaitu defoliant yang digunakan secara ekstensif oleh pasukan Amerika di perang Vietnam (Ilyas, 2011).
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam yaitu Jaringan meristem dan Jaringan dewasa jaringan-meristem. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem juga dibagi 2 macam yaitu Jaringan Meristem Primer dan jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer. Jaringan Meristem Sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu cambium (Ilyas, 2011).
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka ). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu (Ilyas, 2011).
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu jaringan epidermis. Jaringan epidermis adalah Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya (ilyas, 2011).
Jaringan perenkim nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim (ilyas, 2011).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui hormon auksin dalam pengontrolan pemanjangan jaringan. Kegunaannya adalah agar praktikan dapat memahami salah satu efek dari auksin dalam pemanjangan jaringan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Auksin
Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan. Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan koleoptil oat kerah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari.
Auksin yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat (IAA) dan beberapa ahli fisiologi masih menyamakannya dengan auksin. Namun tumbuhan mengandung 3 senyawa lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai auksin. Senyawa – senyawa tersebut adalah asam 4-kloroindol asetat, asam fenilasetat (PAA) dan asam Indolbutirat (IBA) (Dwidjoseputro, 1992).
Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat.letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar manapun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel.mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Kerja hormone auksin ini sinergis dengan hormon sitokinin dan hormon giberelin (Ilyas, 2011).
Tumbuhan yang pada salah satu sisinya disinari oleh matahari maka pertumbuhannya akan lambat karena jika auksin dihambat oleh matahari tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat karena kerja auksin tidak dihambat. Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut dengan fototropisme. Untuk membedakan tanaman yang memiliki hormon yang banyak atau sedikit qita harus mengetahui bentuk anatomi dan fisiologi pada tanaman sehingga kita lebih mudah untuk mengetahuinya. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang dan gelap diantaranya. Untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan.hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. sedangkan untuk tanaman yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat oleh sinar matahari, auksin memacu protein tertentu yang ada di membran plasma sel tumbuhan untuk memompa ion H+ ke dinding sel. Ion H+ ini mengaktifkan enzim tertentu sehingga memutuskan beberapa ikatan silang hidrogen rantai molekul selulosa penyusun dinding sel. Sel tumbuhan kemudian memanjang akibat air yang masuk secara osmosis. Setelah pemanjangan ini, sel terus tumbuh dengan mensintesis kembali material dinding sel dan sitoplasma.
Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peranan auksin lainnya adalah kombinasi auksin dan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang (Ilyas, 2011).
Selain itu auksin (IAA) sering dipakai pada budidaya tanaman antara lain untuk menghasilkan buah tomat, mentimun dan terong tanpa biji dipakai pada pengendalian pertumbuhan gulma berdaun lebar dari tumbuhan dikotil di perkebunan jagung dan memacu perkembangan meristem akar adventif dari stek mawar dan bunga potong lainnya. Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan akar lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan system tajuk. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka kemampan membentuk akar sering terjadi kembali (Ilyas, 2011).
Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies berkayu, misalnya tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar liar terlebih dahulu pada batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin. Primordia ini sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Pada daerah tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100 primordia akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya kan mampu menghasilkan akar liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar (Ildah, 2009).
Asam indol-3 asetat (IAA) diidentifikasi tahun 1934 sebagai senyawa alami yang menunjukkan aktivitas auksin yang mendorong pembentukan akar adventif. IAA sintetik juga telah terbukti mendorong pertumbuhan akar adventif. Pada era yang sama juga ditemukan asam indol butirat (IBA) dan asam naptalen asetat (NAA) yang mempunyai efek sama dengan IAA. Dan skarang sesungguhnya, hal itu ditunjukkan bahwa inisiasi sel untuk mmbentuk akar tergantung dari kandungan auksin. Pembentukan inisiasi akar dalam batang terbukti tergantung pada tersedianya auksin di dalam tanaman ditambah pemacu auksin (Rooting Co-factors) yang secara bersama-sama mengatur sintesis RNA untuk membentuk primordia akar (Dwidjoseputro, 1992).
Auksin berfungsi dalam pengembangan sel–sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel – sel tersebut menjadi panjang dan banyak berisi air. Ternyata auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel, di mana mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas. Maka, karena tekanan dinding sel berkurang, protoplas mendapat kesempatan untuk meresap air dari sel – sel yang ada di bawahnya, karena sel – sel yang ada di dekat titik tumbuh mempunyai nilai osmosis yang tinggi. Dengan demikiankita peroleh sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah belakang titik tumbuh. Pada tanaman yang dibiakkan dengan stek, stek yang akan ditanam harus mempunyai tunas agar dapat menghasilkan akar. Sehingga harus ada sesuatu yang dihasilkan oleh tunas dan yang diedarkan ke daerah bawahnya, yaitu ke dasar pemotongan stek tersebut. Zat itu disebut juga auksin, atau ada yang menyebutnya rizokalin. Ternyata IAA dan beberapa zat lain yang dibuat di luar tubuh tanaman dapat menggantikan rizokalin tersebut. Auksin sangat berpengaruh terhadap pembentukan akar, pembentukan tunas, pembentukan buah, gugurnya daun buah, dan sebagai herbisida (Ildah, 2009).
2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Auksin
Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman.nama lain dari hormon ini adalah IAA atau asam indol asetat. Letak dari hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar (Aldi agusran, 2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja auksin dalam sel adalah cahaya,
Sinar dapat merusak auksin dan dapat menyebabkan pemindahan auksin ke jurusan yang menjauhi sinar. Sinar nila merusak auksin atau mencegah terjadinya auksin. Ada dua macam pigmen yang suka meresap sinar nila, yaitu betakarotin dan riboflavin. Riboflavin terdapat di dalam ujung-ujung batang, dan meskipun tanpa betakarotin pengaruh fototropisme tetap ada, sehingga riboflavin merupakan pigmen yang meresap sinar nila yang dapat merusak enzim-enzim yang membantu pembentukan IAA dan triptofan. Gaya berat Peredaran auksin adalah dari puncak menuju ke dasar (bagian akar). Sisi bawah dari ujung batang menerima lebih banyak auksin daripada sisi sebelah atas sebagai akibat dari pengaruh gaya berat. Kadar auksin, kadar auksin yang tinggi akan menggiatkan pengembangan sel-sel batang, akan tetapi menghambat pertumbuhan sel-sel akar (Aldi agusran, 2010).
2.3 Hipokotil
Hipokotil merupakan pertumbuhan yang memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Singkatnya, biji tidak terdorong ke atas dan tetap berada di dalam tanah. Adapun contoh tipe ini terjadi pada kacang kapri dan jagung. Pada epigeal hipokotillah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Dan pada perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi untuk memperkirakan kedalaman tanaman (Aldi agusran, 2010).
Pada perkecambahan hipogeal yaitu perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah (bagian hipokotil yang tetap berada di dalam tanah). Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat planula, kulit biji, epikotil, hipokotil, radikula, kolioptil dan endosperm (Aldi agusran, 2010).
Hipokotil adalah semai antara batang dan akar. Bagi beberapa jenis tumbuhan mangrove, Hipokotil merupakan bagian yang sangat penting untuk menyimpan cadangan makanan dan bahan cadangan lainnya. Hipokotil merupakan “kecambah” yang keluar dari buahnya. Hipokotil juga merupakan bagian bawah pangkal pada kecambah yang melekkat pada kotiledon (Aldi agusran, 2010).
Pada perkecambahan hypogeal terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga tertarik ke atas tanah. Perkecambahan epigeal terjadi apabila pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat keatas tanah (Aldi agusran, 2010).
2.4 Jaringan Tumbuhan
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam Jaringan meristem dan Jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah.
Jaringan meristem juga dapat dibagi 2 macam yaitu Jaringan Meristem Primer.
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Misalnya ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer (Ilyas, 2011).
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu kambium. Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae(tumbuhan berbiji terbuka ) (Ilyas, 2011).
Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu. Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu meristem apikal, meristem interkalar dan meristem lateral (Ilyas, 2011).
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae) (Ilyas, 2011).
Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih cepat, sebelum tumbuhnya bunga. Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang (Ilyas, 2011).
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu jaringan-epidermis adalah Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya. Jaringan perenkim, Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim (Ilyas, 2011).
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain adalah Parenkim asimilasi (klorenkim), Parenkim penimbun, Parenkim air, Parenkim penyimpan udara (aerenkim), Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis, Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau cairan di dalam sitoplasma, Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan sukulen, dan Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit (Ilyas, 2011).
Jaringan Penguat/Penyokong nama lainnya stereon. Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak. Sklerenkim Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid (Ilyas 2011).
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada 2 macam jaringan yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam trakea dan trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan (Ilyas 2011).
Jaringan-gabus fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem (Ilyas 2011).
III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktek Fisiologi Tumbuhan tentang Pengatur Zat Pengaruh auksin terhadap pemanjangan jaringan ini dilakukan pada hari rabu 26 Oktober 2011 mulai 14.00-selesai Wita di Laboratorium Holtikultura Universitas Tadulako Palu.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri Pisau atau cutter dan loop. Bahan-bahan yang digunakan adalah Kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) yang berumur 5 hari (di kecambahkan ditempat gelap), Larutan IAA 0.01 ppm, 0.03 ppm, 0.05 ppm, 0.07 ppm, dan 0.09 ppm.
3.3 Cara kerja
Membuat potongan hipokotil sepanjang 3 cm, menyiapkan larutan masing-masing 5 ml pada cawan petri dan menggunakan aquades sebagai control. Memasukkan masing-masing 5 potongan hipokotil pada larutan yang telah disediakan, Kemudian menyimpan ditempat gelap selama 48 jam. Melakukan pengukuran kembali setelah penyimpanan. Terakhir membuat perbandingan dari semua perlakuan yang ada.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 6. Pengaruh Auksin terhadap pemanjangan jaringan pada beberapa larutan IAA
Perlakuan (m) Panjang awal (Cm) Panjang akhir (cm) selisih
Control 3 4.6 1.6
0.01 ppm 3 3.86 0.86
0.03 ppm 3 3.76 0.76
0.05 ppm 3 3.72 0.72
0.07 ppm 3 12.5 9.5
0.09 ppm 3 4 1
Selisih = Panjang akhir – panjang awal
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, terdapat perbedaan panjang akhir dan selisih pada Kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) yang ditetesi beberapa larutan IAA sebanyak 5 ml. Pada control diperoleh panjang akhir 4.6 cm dengan selisih 1.6 cm, Pada perlakuan 0.01 ppm diperoleh panjang akhir 3.86 cm dengan selisih 0.86 cm, Pada perlakuan 0.03 ppm diperoleh panjang akhir 3.76 cm dengan selisih 0.76 cm, Pada perlakuan 0.05 ppm diperoleh panjang akhir 3.72 cm dengan selisih 0.72 cm, Pada perlakuan 0.07 ppm diperoleh panjang akhir 12.5 cm dengan selisih 9.5 cm, dan Pada perlakuan 0.01 ppm diperoleh panjang akhir 4 cm dengan selisih 1 cm. Adanya perubahan panjang dikarenakan bahwa auksin adalah dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan tergantung konsentrasinya.
Istilah auksin diberikan pada sekelompok senyawa kimia yang memiliki fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup yang sedang berkembang Beberapa auksin dihasilkan secara alami oleh tumbuhan, misalnya IAA (Indo-leacetic Acid), PAA (Phenylacetic Acid) dan IBA (Indolebutric Acid). Auksin juga sudah diproduksi secara sintetic, seperti NAA (Napthalene Acetic Acid) 2,4 D dan MCPA (2-Methyl-4 Chlorophenoxyacetic Acid) (Ildah, 2009).
Auksin adalah ZPT yang memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar. Auksin bersifat memacu perkembangan meristem akar adventif sehingga sering digunakan sebagai zat perangsang tumbuh akar pada stek tanaman. Auksin juga mempengaruhi perkembangan buah, dominasi apikal, fototropisme dan geotropisme. Kombinasi auksin dengan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh, sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang.
Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua cara yaitu menginduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengambilan ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar dan mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein, mungkin melalui transkripsi molekul RNA Memacu terjadinya dominansi apical (Ildah, 2009).
Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar. Mekanisme kerja auksin dalam mempengaruhi pemanjangan sel-sel tanaman di atas dapat dijelaskan dengan hipotesis sebagai auksin menginisiasi pemanjangan sel dengan cara mempengaruhi pengendoran /pelenturan dinding sel (Ildah, 2009).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja auksin dalam sel adalah cahaya,
Sinar dapat merusak auksin dan dapat menyebabkan pemindahan auksin ke jurusan yang menjauhi sinar. Sinar nila merusak auksin atau mencegah terjadinya auksin. Ada dua macam pigmen yang suka meresap sinar nila, yaitu betakarotin dan riboflavin. Riboflavin terdapat di dalam ujung-ujung batang, dan meskipun tanpa betakarotin pengaruh fototropisme tetap ada, sehingga riboflavin merupakan pigmen yang meresap sinar nila yang dapat merusak enzim-enzim yang membantu pembentukan AIA dan triptofan. Gaya berat Peredaran auksin adalah dari puncak menuju ke dasar (bagian akar). Sisi bawah dari ujung batang menerima lebih banyak auksin daripada sisi sebelah atas sebagai akibat dari pengaruh gaya berat. Kadar auksin, kadar auksin yang tinggi akan menggiatkan pengembangan sel-sel batang, akan tetapi menghambat pertumbuhan sel-sel akar (Aldi agusran, 2010).
Hipokotil adalah semai antara batang dan akar. Bagi beberapa jenis tumbuhan mangrove, Hipokotil merupakan bagian yang sangat penting untuk menyimpan cadangan makanan dan bahan cadangan lainnya. Hipokotil merupakan “kecambah” yang keluar dari buahnya. Hipokotil juga merupakan bagian bawah pangkal pada kecambah yang melekkat pada kotiledon (Aldi agusran, 2010).
Jaringan tumbuhan dapat dibagi 2 macam yaitu Jaringan meristem dan Jaringan dewasa jaringan-meristem. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem juga dibagi 2 macam yaitu Jaringan Meristem Primer dan jaringan meristem sekunder. Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrio. Contoh ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem primer disebut pertumbuhan primer. Jaringan Meristem Sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu cambium (Ilyas, 2011).
Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka ). Pertumbuhan kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan kayu (Ilyas, 2011).
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah.
Jaringan dewasa dapat dibagi menjadi beberapa macam yaitu jaringan epidermis. Jaringan epidermis adalah Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah dalamnya (Ilyas, 2011).
Jaringan perenkim nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim (Ilyas, 2011).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Pengaruh Auksin Terhadap Pemanjangan Jaringan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan panjang akhir dan selisih pada Kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus.L) yang ditetesi beberapa larutan IAA sebanyak 5 ml. Pada control diperoleh panjang akhir 4.6 cm dengan selisih 1.6 cm, Pada perlakuan 0.01 ppm diperoleh panjang akhir 3.86 cm dengan selisih 0.86 cm, Pada perlakuan 0.03 ppm diperoleh panjang akhir 3.76 cm dengan selisih 0.76 cm, Pada perlakuan 0.05 ppm diperoleh panjang akhir 3.72 cm dengan selisih 0.72 cm, Pada perlakuan 0.07 ppm diperoleh panjang akhir 12.5 cm dengan selisih 9.5 cm, dan Pada perlakuan 0.01 ppm diperoleh panjang akhir 4 cm dengan selisih 1 cm.
2. Aktivitas Auksin meliputi perangsangan dan penghambatan pertumbuhan dan tergantung pada konsentrasinya.
3. Auksin adalah zat yang di temukan pada ujung batang, akar, pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
5.2 Saran
Manusia tidak pernah luput dari kesalahan dan kekhilafan, diharapkan kersamanya sesama praktikan, agar hasil praktikum bias memuaskan seperti yang kita harapkan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Aiini 2009, http://id.aiini.com/biology/2009/2073817/imbibisi/#ixzz1bJtZ2AAp, diakses pada tanggal 19 oktober 2011
Akbar yakob, 2009. http://4m3one.wordpress.com/2009/12/02/laju_transpirasi,
di akses pada tanggal 14 okt0ber 2011
Aldiagusran,2010.http:/aldiagusran/ilmubiologibelajarbiologi.blogspot.com/2010
/01/auksin.html, di akses pada tanggal 26 oktober 2011
Anggabhandel009,2010.http://anggabhandel009.blogspot.com/2010/11/morfologi-kentang.html, di akses pada tanggal 17 oktober 2011
Arifiabits 2010, http://arifiabits.wordpress.com/2010/04/01/633, diakses pada tanggal 20 oktober 2011
Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta.
Awalbarri2009,http://awalbarri.wordpress.com/2009/09/06/membuka_menutupnya_stomata.html, diakses pada tanggal 20 oktober 2011
Breanmanurung, 2011. http://breanmanurung.wordpress.com/2011/02/26/pigmen-klorofil, di akses pada tanggal 03 november 2011.
Campbell, N.A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Cindy haryono, 2008. http://cindyharyono.wordpress.com/perbedaan-pigmen-klorofil-a-dan-klorofil-b/2008.html, di akses pada tanggal 03 november 2011.
Darmawan, J dan Bharsjah, J. 1982. Dasar-Dasar Ilmu Fisiologi Tanaman.
Dnabi071,2011.http://Dnabi071.potensialair.Blogspot.Com, Di Akses Pada Tanggal 13 Oktober 2011
Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ekyowinners, 2010. http://ekyowinners.blogspot.com/2010/02/morfologi-jarak-pagar.html, di akses pada tanggal 17 oktober 2011
Gardner,F.P.,R.B.Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanamaman Budidaya. UI-Press. Jakarta.
Heddy, S. 2000. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Ildah, 2009. http://i-me-myself-ildah.blogspot.com/2009/08/fisiologi-tumbuhan-auksin.html, di akses pada tanggal 26 oktober 2011
Ilham, 2009. http://ilham-agt08.blogspot.com/2009/04/pengertian-fotosintesis-adalah-suatu.html, diakses pada tanggal 03 November 2011.
Ilyas,2011.http://ilyas-xp.blogspot.com/2011/04/laporan-praktikum-fispon zpt.html, di akses pada tanggal 27 oktober 2011.
Inaw09, 2010. http://Inaw09.Student.Ipb.Ac.Id/2010/06/Tanaman_Kentang, Di Akses Pada Tanggal 13 Oktober 2011
Indah ayu 2003, http://indahayu.wordpress.com/2003/12/01/hidrofilik.html, diakses pada tanggal 19 oktober 2011
Iptek, 2008. http://www.iptek.net.id/ind/?mnu=8&ch=jsti&id=221/2008, di akses pada tanggal 27 oktober 2011.
Irwan ashari 2010, http://irwanashari.com/rhoeo-discolor.html, diakses pada tanggal 20 oktober 2011
Isroi, 2010. http://isroi.wordpress.com/2010/09/01/hormon-tanaman-giberelin/, di akses pada tanggal 27 oktober 2011.
Masbied, 2011. http://www.masbied.com/2011/05/21/urea/#more-9554, di akses pada tanggal 27 oktober 2011.
Riacahya, 2011. http://Riacahya.Tripod.Com/Ria4.Htm, Di Akses Pada Tanggal 13 Oktober 2011
Pawzee’s 2009, http://Pawzee’s.com/2009/08/03/stomata.html, diakses pada tanggal 20 oktober 2011
Panjicm, 2010. http://panjicm.wordpress.com/2010/07/15/31/, diakses pada tanggal 03 November 2011.
Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. 2009. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako
Plantamor, http://www.plantamor.com/2009/index.php?plant=981, diakses pada tangaal 19 oktober 2011
Ripiu, 2009. http://ripiu.com/article/read/akusukaitu/2009.html, di akses pada tanggal 03 november 2011.
S,H. Soeprapto.1993.Bertanam Kacang Hijau.Penebar swadaya:Jakarta
Syamsuri. 2006. Biologi SMA Kelas XII 3A. Erlangga. Jakarta.
Yogasetiawan, 2011. http://yogasetiawan.blogspot.com/2011/uji-biologis-24-d_html, di akses pada tanggal 27 oktober 2011.
Zona bawah 2011, http://zonabawah.blogspot.com/2011/04/faktor-lingkungan-yang-mempengaruhi stomata.html, diakses pada tanggal 20 oktober 2011
RIWAYAT PENULIS
Sri Rahayu Lestari, lahir di Desa Karawana, Kec. Dolo, Kab.Donggala (Sekarang telah berganti nama, menjadi Kab.Sigi), Provinsi Sulawesi Tengah , pada tanggal 25 Januari 1993, dari pasangan Sahbudin Sumaila dan Tadria, anak pertama dari empat bersaudara.
Menamatkan pendidikan Sekolah dasar (SDN) 05 Dolo, Kec.Dolo pada tahun 2004. Pada tahun itu saya melanjutkan ke SMPN 05 Biromaru dan menamatkan pendidikan pada tahun 2007. Setelah itu saya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi di SMAN 01 Dolo dan menamatkan pendidikan pada tahun 2010. Sampai saat ini saya masih melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Tadulako, Fakultas Pertanian, Program studi Agroteknologi.SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-996228723892354762011-11-25T17:28:00.000-08:002011-11-25T17:28:40.175-08:00LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM 2010LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM<br />
BIOLOGI UMUM<br />
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat<br />
Dalam Menyelesaikan Mata Kuliah<br />
Biologi Umum<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Oleh<br />
Sri Rahayu Lestari<br />
E 281 10 027<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI<br />
FAKULTAS PERTANIAN<br />
UNIVERSITASTADULAKO<br />
2010<br />
<br />
HALAMAN PENGESAHAN <br />
Judul : Laporan lengkap Praktikum Biologi Umum<br />
<br />
Nama : Sri Rahayu Lestari<br />
No. Stambuk : E 281 10 027<br />
Jurusan : Agroteknologi<br />
Fakultas : Pertanian<br />
Universitas : Tadulako<br />
Palu, Desember 2010<br />
HALAMAN DEDIKASI<br />
1.SURAH Al Nahl ayat 66, Allah swt. Berfirman:<br />
<br />
<br />
<br />
Artinya : Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.<br />
2.SURAH Al Baqarah ayat 22, Allah swt. Berfirman:<br />
<br />
<br />
<br />
Artinya: Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan lanngit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kamu mengetahui.<br />
<br />
3.SURAH Al Mu’min ayat 79 Allah swt. Berfirman:<br />
<br />
Artinya: Allah lah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kandarai, dan sebagiannya untuk kamu makan.<br />
<br />
KATA PENGANTAR<br />
Puji syukur patut kita haturkan kehadirat Allah SWT, sebagai penguasa yang Akbar bagi seluruh alam semesta karena atas rahmat dan berkat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum ini dengan waktu yang telah ditentukan.<br />
Laporan ini dibuat semaksimal mungkin dan dengan berusaha menghindarkan dari kesalahan dan kekurangan. Karena penulis menyadari, bahwasanya manusia tidak akan pernahluput dari kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikkan penulisan laporan selanjutnya.<br />
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Akhirnya semoga Allah SWT, senantiasa memberikan petunjuk kepada kita semua agar apa yang kita cita-citakan menjadi sukses. Amin-amin ya rabal alamin.<br />
<br />
Palu, Desember 2010<br />
Penyusun<br />
<br />
UCAPAN TERIMA KASIH<br />
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, serta junjungan kami Rasulullah SAW karena atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum dengan lancar dan baik tanpa adanya hambatan.<br />
Dengan adanya pembuatan laporan ini penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dr. Shahabudin, M.si. selaku penyusun petunjuk Praktikum Biologi Umum, serta tak lupa juga kepada para asisten biologi khususnya koordinator praktikum Irzan dan asisten penanggung jawab Dewa Nyoman Oka Diputra, serta asisten-asisten yang lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah membimbing dan membantu praktikum dalam menyelesaikan laporan praktikum biologi ini.<br />
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan lengkap praktikum biologi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak sangat diharapakan demi kesempurnaan laporan ini.<br />
<br />
Palu, Desember 2010<br />
Penyusun<br />
<br />
I. PENDAHULUAN<br />
1.1 Latar Belakang<br />
Pada dasarnya panca indra manusia mempunyai keterbatasan sehingga banyak masalah mengenai organisme hanya dapat dipecahkan dengan bantuan alat-alat. Salah satu alat yang paling penting (lazim) digunakan yaitu Mikroskop. Mikroskop berfungsi sebagai alat untuk melihat benda-benda terkecil. Sehingga dengan keberadaan dan bantuan alat inikita dapat mengamati objek dan gerakan sangat halus dan tidak dapat diamati dengan mata telanjang (Mithel, 2000).<br />
Mikroskop yang merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan dan penelitian. Dalam bidang biologi ini terdiri dari beberapa bagian dan fungsi seperti tabungmikroskop yangberfungsi sebagai penghubung antara lensa obyektif dengan lensa okuler, sekrup pengarah kasar (Makrometer), sekrup pengarah halus (Mikrometer), lensa okuler sebagai pembesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif, lensa obyektif berfungsi sebagai pembentukan bayangan pertama, kondesor merupakan alat untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin, diafragma berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke objek, lengan mikroskop berfungsi sebagai tempat untuk memegang mikroskop, revolver merupakan pemutar lensa yang berfungsi untuk meletakkan lensab yang dikehendaki serta kaki mikroskop berfungsi agar mikroskop dapat berdiri tegak (Mithel, 2000).<br />
Istilah sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hook (1667). Pada saat mengamati sayatan gabus dengan bantuan mikroskop ia melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang disebutnya sebagai cela yang berarti kamar kecil. Secara singkat sel merupakan kesatuan struktual fungsional dan herediter terkecil. Semua organisme tumbuhan, hewan, dan mikroba terdiri dari jumlah sel dan sekresinya, sel-sel hanya berasal dari yang ada sebelumnya setiap sel memiliki kehidupan sendiri disamping peranan gabungan didalam organisme Multisel. Pernyataan ini sangat sederhana dan wajar bagi mereka yang memiliki latar belakang biologi namun untuk pengembangan konsep untuk dapat diterima memerlukan waktu yang berabad-abad (Subowo,2007).<br />
Pada dasarnya tumbuhan dan hewan adalah makhluk hidup. Tumbuhan merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia, sehingga para ilmuan tak henti-hentinya mengadakan penelitian guna meningkatkan kualitas dan kuantitas tumbuhan. Hal ini terbukti dengan adanya bagian yang penting pada tumbuhan yang terdiri dari bagian seperti akar, batang, dan daun. Sedangkan hewan merupakan organisme yang mampu bergerak dengan bebas, tetapi pada hewan tingkat rendah hanya mampu menggerakan tubuh dengan cara mengerutkan serabut-serabut dan multiselulernyaa (Chan, 1986).<br />
Konsep hukum mendel dibahas dalam ilmu genetika. Genetika adalah Ilmu yang mempelajari tentangseluk beluk turun menurunnya sifat indu (parental) kepada keturunannya, ilmu ini mempelajari tentang gen dan variasinya, termasuk pendukungnya berupa organel-organel sel lainnya. Tidak semua sifat yang muncul selalu dipertahankan,melainkan selalu mengalami perubahan yang berangsur-angsur atau mendadak (Pratiwi, 1997).<br />
Secara umum transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Dalam proses transpirasi proses kecepatannya berbeda tergantung pada jenis tumbuhan. Transpirasi terjadi karena pada waktu daun menyerap cahaya matahari untuk fotosintesis, hanya sebagian saja tenaga matahari yang diubah menjadi tenaga kimia dan sisanya akan dilepaskan menjadi panas. Transpirasi juga merupakan proses yang sangat membahayakan tumbuhan, karena jika melalui penyerapan akar maka tumbuhan akan kekurangan air melalui batas minimum yang dapat menyebabkan kematian pada tumbuhan tersebut (Lakitan, 1995).<br />
Adapun beberapa faktor –faktor yang mempengaruhi laju transpirasi antara lain yaitu, faktor internal yang mempengaruhi mekanisme stomata, kelembapan udara disekitar stomata (tanaman), suhu udara, suhu daun tanaman, angin dapat pula mempengaruhi laju transpirasi, angin dapat memacu laju transpirasi jika udara bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering dari udara disekitar tumbuhan tersebut (Dwijoseputra,1986).<br />
Tumbuhan hijau merupakan makhluk hidup yang istimewa. Tumbuhan hijau mendapatkan energi untuk melakukan kegiatan hidupnya dari zat tepung (karbohidrat) yang dibuat sendiri. Peristiwa penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik (air dan karbondioksida) dengan pertolongan energi cahaya matahari yang disebut fotosintesis. Fotosintesis berasal dari kata foton=cahaya dan sintesis=penyusunan. Proses fotosintesis berlangsung didaun yang memiliki klorofil (zat hijau daun). Bagian lain tumbuhan yang tidak berklorofil tidak dapat melakukan fotosintesis. Bagian itu hanya mendapatkan zat makanan dari daun melalui pembuluh floem. Zat makanan itu dialirkan keseluruh tubuh dalam bentuk zat gula dan disimpan sebagai zat makanan dalam bentuk zat tepung. Fotosintesis memerlukan karbondioksida (CO2) dan air. Karbondioksida berasal dari udara yang masuk melalui stomata. Air masuk kedalam tubuh tumbuhan melalui akar. Air merupakan pelarut unsur-unsur penting didalam tanah yang berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tumbuhan, misalnya akar, batang, daun, dan bunga. Fotosintesis adalah dasar karbondioksida dan hidrogen untuk membentuk senyawa glukosa dan oksigen sebagai hasil akhir. Pada peristiwa fotosintesis dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:<br />
6CO2+12H2O Cahaya matahari C6H12O6+6O2+6H2O<br />
Klorofil <br />
Engelmen (1982) membuktikan bahwa klorofil merupakan faktor utama dalam fotosintesis dan menyinari ganggang hijau. Banyak faktor yang mempengaruhi Fotosintesis diantaranya adalah, kadar CO2, kadar O2, Air dan Suhu (Soerodikusuma, 1987).<br />
1.2 Tujuan dan kegunaan<br />
1.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop.<br />
Tujuan dari praktikum Biologi Umum tentang pengenalan dan penggunaan mikroskop adalah untuk memperkenalkan komponen mikroskop dan cara menggunakannya serta mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.<br />
Kegunaan praktikum Biologi Umum tentang pengenalan dan penggunaan mikroskop adalah agar praktikan dapat mengetatrui dan membedakan bermacam-macam jenis sel dan dapat menggunakan mikroskop sesuai aturan yang benar.<br />
1.2.2 Pengamatan Sel<br />
Tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengenal bentuk dan struktur sel secara umum dan mampu membandingkan berbagai jenis sel dari berbagai jenis organisme serta mampu memahami sifat semi permeabilitas sel.<br />
Kegunaan dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar praktikam dapat mengetahui dan membandingkan berbagai jenis sel beserta fungsi sel. Juga dapat mengetahui bagaimana proses kerja permeabilitas dan semi pemeabilitas sel<br />
1.2.3 Pengamatan Tumbuhan<br />
Tujuan dari pelaksanaan Praktikum Biologi Umum Pengamatan Tumbuhan adalah agar dapat memahami struktur morfologi, anatomi dan histologi sistem organ pada tumbuhan serta mampu membandingkan struktur morfologi dan anatomi dari akar, batang dan daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta berbagai alat reprduksi pada tumbuhan.<br />
Kegunaan dari pelaksanaan Praktikum Biologi Umum PengamatanTumbuhan adalah agar dapat mengetahui struktur tumbuhan dan menbedakan dengan jelas tumbuhan dikotil dan monokotil dengan melihat perbedaan akar, batang dan daun. <br />
<br />
1.2.4 Pengamatan Hewan<br />
Tujuan dari Praktikum Biologi Umum Pengamatan Hewan adalah agar dapat mengetahui struktur morfologi, anatomi dan histology system organ hewan serta mampu menggambarkan morfologi katak, menjelaskan system pencernaan dan system reproduksi pada katak.<br />
Kegunaan dari Praktikum Biologi Umum Pengamatan Hewan adalah agar dapat memberikan gambaran dan pengetahuan tentang bagaimana cara pembedahan katak untuk di amati sistem reproduksinya.<br />
1.2.5 Memahami konsep hukum mendel<br />
Tujuan dari Praktikum Biologi Umum Memahani Konsep Hukum Mendel adalah agar dapat memahami angka-angka perbandingan Hukum Mendel melalui hukum kebetulan.<br />
Kegunaan dari Praktikiim Biologi umum Memahami Konsep Hukum mendel adalah untuk memberikan pemahaman tentang suatu peristiwa sifat yang diturunkan kepada anaknya melalui ilmu genetika. <br />
<br />
1.2.6 Pengamatan Transipirasi Tumbuhan<br />
Tujuan dari praktikum biologi tentang pengamatan transpirasi pada tumbuhan adalah untuk mengetahui proses transpirasi pada tumbuahan yang diamati<br />
Kegunaan dari praktikum biologi umum tentang proses transpirasi adalah untuk mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan.<br />
<br />
1.2.7 Pengamatan Fotosintesis<br />
Tujuan dari Praktikum Biologi Umum tentang Pengarnatan Fotosintesis adalah untuk membuktikan terbentuknya arnilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau.<br />
Kegunaan dari Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Fotosintesis adalah untuk mengetahui bahwa proses fotosintesis dapat berlangsung dengan tidak ada bantuan sinar matahari.<br />
<br />
<br />
II. TINJAUAN PUSTAKA<br />
2.1. Pengenalan dan pengunaan mikroskop<br />
2.1.1. Sejarah Mikroskop.<br />
Menurut sejarah, orang yang pertama kali berpikir untuk membuat alat yang bernama mikroskop ini adalah Zacharias Janssen. Janssen sendiri sehari-harinya adalah seorang yang kerjanya membuat kacamata. Dibantu oleh Hans Janssen mereka membuat Mikroskop pertama kali pada tahun 1590. Mikroskop pertama yang dibuat pada saat itu mampu melihat perbesaran objek hingga dari 150 kali dari ukuran asli. <br />
Beberapa tahun kemudian Galileo menyelesaikan pembuatan Mikroskop pada tahun 1609 dan Mikroskop yang dibuatnya diberi nama yang sama dengan penemunya, yaitu Mikroskop Galileo. Mikroskop jenis ini menggunakan lensa optik, sehingga disebut Mikroskop optik. Mikroskop yang dirakit dari lensa optik memiliki kemampuan terbatas dalam memperbesar ukuran objek. Hal ini di sebabkan oleh limit difraksi cahaya yang ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. Secara teoritis, panjang gelombang cahaya ini hanya sampai sekitar 200 nanometer. Namun Mikroskop ini memiliki kelemahan, yaitu tidak bisa mengamati ukuran dibawah 200 nanometer (Prawirahartono, 1984).<br />
Setelah itu seorang berkebangsaan belanda bernama Antony Van Leeuwenhoek (1632-1723) terus mengembangkan pembesaran Mikroskopis. Antony Van Leeuwenhoek sebenarnya bukan peneliti atau ilmuwan yang profesional. Profesi sebenarnya adalah sebagai ‘wine terster’ di kota Delf, Belanda. Ia biasa menggunakan kaca pembesar untuk mengamati serat-serat pada kain. Tetapi rasa ingin tahunya yang besar terhadap alam semesta menjadikan ia salah seorang penemu Mikrobiologi. Leewenhoek menggunakan Mikroskopnya yang sangat sederhana untuk mengamati air sungai, air hujan, ludah, feses dan lain sebagainya. Ia tertarik dengan banyaknya benda-benda kecil yang dapat bergerak yang tidak terlihat dengan mata biasa. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan ‘animalcule’ yang menurutnya merupakan hewan-hewan yang sangat kecil. Penemuan ini membuatnya lebih antusias dalam mengamati benda-benda tadi dengan lebih meningkatkan Mikroskopnya. Hal ini dilakukan dengan menumpuk lebih banyak lensa dan memasangnya di lempengan perak. Akhirnya Leewenhoek membuat 250 Mikroskop yang mampu memperbesar 200-300 kali (Subowo, 1989).<br />
Hingga saat ini, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan telah banyak jenis Mikroskop yang berhasil ditemukan dan tentunya lebih modern. Perbesaran yang dihasilkan pun jauh lebih besar dan ada pula yang dapat dianalisis melalui komputer. Adapun jenis-jenis Mikroskop yang berkembang saat ini adalah Mikroskop Elektron. Mikroskop elektron pertama di desain oleh Knoll dan Ruska di Jerman pada tahun 1932. Pada Mikroskop ini, pancaran elektron digunakan untuk mengungkap objek yang lebih kecil dari 2000 amstrong, di mana objek sekecil ini tidak mungkin dilihat oleh Mikroskop cahaya. Elektron yang dilepas dari filamen metal yang dipanaskan di tempatkan pada ruang hampa di kumpulkan dan di fokuskan pada objek melalui lensa kondenser elektromagnetik. Setelah elektron di lewatkan pada objek, mereka di kumpulkan lagi oleh kumparan elektromagnet yang berfungsi sebagai lensa objektif. Lensa ini menghasilkan citra yang diperbesar dari objek yang diterima oleh lensa elektromagnetik ketiga yang kemudian, berlaku sebagai lensa okuler atau lensa proyeksi. Citra akhir kemudian dapat divisualisasi pada layar fluoresdent atau dapat direkam pada pelat fotografis (Subowo, 1989). <br />
2.1.2. Jenis – jenis Mikroskop.<br />
a. Mikroskop Cahaya<br />
Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada ke dua ujung tabung Mikroskop. Lensa okuler pada Mikroskop bias membentuk bayangan tunggal (monokuler) atau ganda (binikuler). Pada ujung bawah Mikroskop terdapat dudukan lensa objektif yang biasa di pasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung Mikroskop terdapat meja Mikroskop yang merupakan tempat preparat<br />
Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek dan lensa Mikroskop yang lain. Pada Mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar atau pun cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin in akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada Mikroskop modern sudah di lengkapai lampu sebagai pengganti cahaya matahari.<br />
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler, merupakan lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan dengan mata pengamat. Lensa ini berfugsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Perbesaran bayangan yang terbentuk berkisar antara 4-25 kali. Lensa kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan di fokus, sehinga pengaturannya tepat akan di peroleh daya pisah maksimal, dua benda menjadi satu. Perbesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah Mikroskop kurang baik. Mikroskop ini mampu mencapai perbesaran maksimal 1000 kali.<br />
b. Mikroskop Elektron<br />
Adalah sebuah Mikroskop yang mampu melakuakan pembesaran objek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada Mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro magnetik yang lebih pendek dibandingkan Mikroskop cahaya.<br />
Jenis - jenis Mikroskop elektron : a)Mikroskop transmisi elektron (TEM) adalah sebuah Mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide di mana elektron di tembuskan ke dalam objek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya pada layar ; b)Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari Mikroskop transmisi elektron (TEM). Pada sistem STEM ini, elektron menembus spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai objek menggunakan pola pemindaian di mana objek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots)yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi dan monitor; c)Mikroskop pemindai elektron, Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang di gunakan untuk studi detil arsitektur permukaan sel atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek diamati secara tiga dimensi; d)Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM) Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang di kembangkan guna mengatasi objek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai objek TEM maupun SEM, Objek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami yang ingin diamati secara detil tanpa merusak atau menambah perlakuan yang tidak perlu terhadap objek yang apabila menggunakat alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana; e)Mikroskop refleksi elektron (REM) adalah Mikroskop elektron yang memiliki cara kerja yang serupa sebagaimana halnya dengan cara kerja TEM namun sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik Refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum – RHELS).<br />
c. Mikroskop Stereo<br />
Benda yang diamati dengan Mikroskop ini dapat di lihat secara 3 dimensi. Komponen utama Mikroskop stereo hampir sama dengan Mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif. Beberapa perbedaan dengan Mikroskop cahaya adalah: (1) ruang ketajaman lensa Mikroskop stereo jauh lebih tinggi di bandingkan dengan Mikroskop cahaya sehingga kita dapat melihat bentuk tiga dimensi benda yang diamati, (2) sumber cahaya berasal dari atas sehingga objek yang tebal dapat diamati. Perbesaran lensa okuler biasannya 3 kali, sehingga perbesaran objek total minimal 30 kali.<br />
Pada bagian bawah Mikroskop terdapat meja preparat. Pada daerah dekat lensa objektif terdapat lampu yang dihubungkan dengan transformator. Pengaturan fokus objek terletak disamping tangkai Mikroskop, sedangkan pengaturan perbesaran terletak diatas pengatur fokos. Mikroskop stereo merupakan jenis Mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar. Mikroskop stereo memiliki perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan Mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi.<br />
d. Mikroskop Ultraviolet<br />
Suatu variasi dari Mikroskop cahaya biasa adalah Mikroskop ultraviolet. Karena cahaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultraviolet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada Mikroskop biasa. Karena cahaya ultraviolet tak dapat di lihat oleh mata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka cahaya photografi (Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan Mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari.<br />
e. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)<br />
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, riketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknik ini protein Antibodi yang khas mula-mula di pisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akan terjadi apabila antigen yang di maksud ada dan di lihat oleh antibodi yang ditandai dengan pewarna pendar.<br />
f. Mikroskop Medan-Gelap<br />
Mikroskop Medan Gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hampir mendekati batas daya Mikroskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan Mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa bekas cahaya yang dapat di lihat. Bekas cahaya dari kerucut hampa ini di pantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat (Cromer, 1994).<br />
<br />
g. Mikroskop Fase kontras<br />
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya : tidak di beri warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat di atasi dengan menggunakan Mikroskop fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit.<br />
Apabila Mikroskop biasa digunakan untuk nukleus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat di lihat, walaupun begitu karena nukleus dalam sel, mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui materi sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata manusia yang di sebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada Mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat di tangkap oleh mata, dengan demikian nukleus dan unsur lain yang sejauh ini tak dapat di lihat menjadi dapat dilihat (Cromer, 1994).<br />
<br />
2.1.3. Bagian – bagian dan fungsi komponen Mikroskop <br />
Lensa Okuler<br />
Lensa Mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang di hasilkan oleh lensa objektif berkisar antara 4 hingga 25 kali (Cromer, 1994).<br />
<br />
<br />
Tabung Mikroskop<br />
Untuk mengatur keadaan fokus terhadap suatu objek, tabung ini dapat di naikkan dan di turunkan sesuai keadaan fokus yang di inginkan (Cromer,1994)<br />
Tombol Pengatur Fokus Kasar<br />
Tombol ini digunakan untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan cepat (Cromer,1994)<br />
Tombol Pengatur Fokus Halus<br />
Tombol ini digunakan untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, atau untuk mendapatkan fokus yang baik sehingga tabung Mikroskop turun atau naik dengan lambat (Cromer, 1994).<br />
Revolvever<br />
Revolvel digunakan untuk memilih lensa obyektif yang akan di gunakan sesuai kebutuhan objek yang akan di amati (Cromer,1994)<br />
Lensa Objektif<br />
Lensa objektif di gunakan untuk menentukan bayangan objektif serta memperbesar benda yang diamati. Umumnya ada 3 lensa objektif dengan pembesaran 4x, 10x, dan 40x (Cromer, 1994).<br />
Lengan Mikroskop<br />
Lengan Mikroskop di gunakan untuk pegangan saat membawa Mikroskop atau memindahkanya dari tempat yang satu ke tempat yang lain (Cromer, 1994).<br />
Meja Preparat<br />
Meja preparat di gunakan untuk meletakkan objek atau benda yang akan kita amati saat kita melakukan praktikum (Cromer, 1994)<br />
Penjepit Objek Glass<br />
Penjepit objek glass di gunakan untuk menjepit preparat di atas meja preparat agar preparat tidak bergeser sehinga objek dapat teramati dengan baik (Cromer, 1994)<br />
Kondensor<br />
Merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk dalam Mikroskop (Cromer, 1994).<br />
Diafragma<br />
Berupa lubang - lubang yang ukurannya dari kecil sampai selebar lubang pada meja objek. Berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang akan masuk Mikroskop. (Cromer, 1994)<br />
<br />
Reflektor/Cermin <br />
Untuk memantulkan dan mengarahkan cahaya ke dalam Mikroskop. Ada 2 jenis cermin, yaitu datar dan cekung. Bila sumber cahaya lemah, misalkan sinar lampu, di gunakan cermin cekung tetapi bila sumber cahaya kuat, misalnya sinar matahari yang menembus ruangan, gunakan cermin datar (Cromer, 1994).<br />
Kaki Mikroskop<br />
Kaki Mikroskop digunakan Untuk menjaga Mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap di atas meja (Cromer, 1994).<br />
2.1.4. Sifat lensa pada mikroskop.<br />
Sifat lensa yang dimiliki mikroskop ádalah mampu memperbesar statu objek. Membentuk bayangan yang bersifat maya dan diperbesar. Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa objektif, kondensor dan okuler. Lensa objektif dan okuler terletak pada ke dua ujung tabung Mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada Mikroskop biasa berbentuk lensa tunggal atau ganda. Pada ujung bawah Mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang biasa di pasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung Mikroskop terdapat meja Mikroskop yang merupakan tempat preparat (Cromer, 1994)<br />
<br />
<br />
<br />
2.2. Pengamatan Sel<br />
2.2.1. Pengertian Sel<br />
Sel adalah suatu dasar kehidupan yang merupakan suatu satuan terkecil dari suatu mahluk hidup yang merupakan struktur dasar dari mahluk hidup tersebut. (kartasapoetra,1988) .Beberapa tokoh yang mengungkapkan teori tentang sel adalah unit struktural terkecil makhluk hidup (Schleiden & T. Schwann) ; sel adalah unit fungsional terkecil mahluk hidup (Max Schultze) ; sel adalah unit pertumbuhan terkecil mahluk hidup (Rudolf Virchow) ; d)unit hereditas terkecil makhluk hidup (Penemuan akhir abad XIX)<br />
2.2.2. Sel hewan<br />
Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan, tidak mempunyai bentuk yang tetap, tidak mempunyai dinding sel (cell wall), tidak mempunyai vakuola (vacuole), walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan), yang biasa di miliki hewan adalah vesikel atau [vesicle], mempunyai sentrosom (centrosome), memiliki lisosom (lysosome), nukleus lebih besar daripada vesikel (Prawiranata, 1992).<br />
2.2.3. Sel tumbuhan<br />
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan, mempunyai bentuk yang tetap, mempunyai dinding sel (cell wall) dari selulosa, mempunyai vakuola (vacuole) atau rongga sel yang besar, tidak Mempunyai sentrosom (centrosome), tidak memiliki lisosom (lysosome), nukleus lebih kecil dari pada vakuola.<br />
2.2.4. Organel – organel sel<br />
Membran Sel<br />
Membran sel adalah bagian dari sel yang membatasi antara isi sel dan lingkungan luarnya. Membran Sel terdiri dari 2 lapisan yang tersusun atas lipoprotein. Mebran Sel juga bersifat semipermeabel yang artinya hanya dapat dimasukki oleh zat- zat tertentu, seperti air (Prawiranata, 1992)<br />
Dinding Sel<br />
Dinding sel hanya di jumpai pada tumbuhan. Dinding sel terletak diluar membran plasma bersifat kaku, dan tersusun atas polisakarida. Semula dinding sel dianggap sebagai sebuah struktur yang inert yang memberikan perlindungan dan penunjang pada sitoplasma yang berada di dalam dan inti sel (Prawiranata, 1992) <br />
Sitoplasma (plasma sel)<br />
Sitoplasma merupakan benda hidup yang terdpat di dalam sel, berbentuk cairan yang agak kental. Sitoplasma atau plasma sel adalah cairan yang berada dalam sel. Penyusun sitoplasma terdiri atas 90% cairan dan sekitar 0% padatan. Sitoplasma terdiri dari 3 lapisan yaitu : 1. lapisan aktoplasma meupakan lapisan paling luar dan berbatasan dengan dinding sel. 2. lapisan tonoplas lapisan plasma yang terletak agak dalam yang berbatasan dengan vakuola. 3. lapisan polioplasma lapisan yang terdapat diantara aktoplasma dan tonoplas, tampak butiran butiran kecil sehingga warnanya keruh (kartasapoetra,1988)<br />
Inti Sel (Nukleus)<br />
Inti Sel adalah bagian yang mengatur seluruh kegiatan sel. Inti sel terdiri dari, selaput inti (Karioteka), Nukleoplasma (Kariolimfa), Kromatin atau Kromosom, Nukleolus(anak inti). Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 yaitu, Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik (Kartasapoetra,1988)<br />
<br />
Plastida<br />
Plastida merupakan benda benda yang mempunyai organisasi khusus biasa berbentuk speris, oval atau berbentuk pita. Dikenal dua jenis plastida yaitu Lekoplas, Kloroplas. Pada kloroplas terdapat dua jenis zat yaitu: khlorofil dan karetenoid (Kartasapoetra,1988)<br />
Badan Golgi<br />
Pada tahun 1900 ahli sitologi Camillo golgi mengamati dan menggambar sebuah unit subselular yang terdiri dari sebuah jalinan benang. Peneliti lain juga banyak struktur yang sama dalam sel, dari banyak jaringan binatang dan menamakanya badan golgi. Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat di lihat dengan menggunakan Mikroskop cahaya biasa (Prawiranata, 1992)<br />
<br />
Mitokondria<br />
Ferey wissling berpendapat bahwa di dalam sitoplasma selain terdapat mitrosoma terdapat pula mitrokondria yang merupakan benda – benda yang hidup yang berupa butiran atau bagian benang yang halus. Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung (Kartasaputra, 1998)<br />
Ribosom <br />
Ribosom adalah partikel partikel RNA padat yang ukuranya sangat kecil. Struktur ini hanya dapat di lihat dengan Mikroskop elektron.<br />
Lisosom <br />
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.<br />
Retikulum endoplasma<br />
Retikulum endoplasma adalah organel yang memiliki struktur menyerupai kantung berlapis-lapis. Retikulum endoplasma merupakan organel yang dapat di temukan di seluruh sel hewan eukariotik.(Gabriel, 1988)<br />
<br />
<br />
<br />
2.3. Pengamatan tumbuhan<br />
2.3.1. Tumbuhan monokotil<br />
Tumbuhan Monokotil adalah tumbuhan yang memiliki keping biji satu. Anggota tumbuhan yang termasuk klas Monocotyledoneae mencakup tumbuhan yang memiliki habitat herba, semak, perdu, atau pohon. Pada tumbuhan monokotil akar lembaga tidak tumbuh terus sehingga terjadi pertumbuhan akar serabut yang menyusun sistem akarnya. Batang dari pangkal ke ujung hampir sama besar dan tidak bercabang. Bulu - bulu dan ruas batang tampak jelas (Siti,1983).<br />
Tumbuhan monokotil dikelompokan menjadi 5 suku yaitu suku Rumut - rumputan (Graminae), suku Pinang - pinangan (Palmae), suku Pisang -pisangan (Musaceae), suku Anggrek-angrekan (Orchidaceae), suku Jahe-jahean (Zingiberaceae) .(Siti,1983)<br />
Ciri – ciri tumbuhan monokoti ; a)Tulang daun umumnya sejajar ; b) Batang tak berkambium ; c) Akar serabut ; d) Bagian-bagian bunga kelipatan 3 (Siti,1983)<br />
2.3.2. Tumbuhan dikotil<br />
Tumbuhan dikotil adalah tumbuhan yang memiliki dua buah keping biji. Pada tumbuhan dikotil akar lembaga terus tumbuh dan membentuk akar tunggang. Akar tunggang akan memiliki cabang yang membentuk akar serabut, akar serabut ini berfungsi memperluas wilayah penyerapan unsur hara (Siti,1983)<br />
Tumbuhan dikotil dikelaompokan menjadi 5 suku yaitu suku Jarak-jarakan (Euphorbiaceae), suku Polong-polongan (Leguminoceae), suku Terung-terungan (Solanaceae), suku Jambu-jambuan (Myrtaceae),suku Komposite (Compositae) (Siti,1983)<br />
Ciri – ciri tumbuhan dikotil ; a)tulang daun beranekaragam ; b)batang berkambium ; c)akar tunggang ; d)bagian-bagian bunga kelipatan 2,4, atau 5 (Siti, 1983).<br />
<br />
2.3.3. Organ – organ tumbuhan<br />
Daun (folium)<br />
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan pada umunya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Bagian batang tempat melekatnya daun di namakan buku – buku ( nodus) batang dan tepat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun disebut ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang disebut klorofil. (Tjitrosoepomo,1989)<br />
Daun lengkap memiliki bagian bagian seperti, pelepah daun (vagina), tangkai daun (patiolus), dan helai daun (lamina). Daun memiliki fungsi seperti, pengambilan zat – zat makanan (resorbsi) terutama yang berupa gas, pengolahan zat – zat makanan (asimilasi),pengupan air (transpirasi), dan pernafasan (repirasi) (Tjitrosoepomo,1989).<br />
<br />
<br />
<br />
Batang (CAULIS)<br />
Batang merupakan bagian tumbuhan yang penting dan mengingat tempat serta duduknya batang bagi tumbuh - tumbuhan ,maka batang dapat disamakan dengan sumbu tumbuh tumbuhan (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Pada umunya batang memilikisifar sifat sebagai berikut ; a)Umunya berbentuk panjang bulat seperti silinder ; b)Terdiri atas ruas ruas yang masing masing dibatasi atas buku buku; c)Tumbuhnya umumnya keatas atau mengikiti cahaya matahari; d)Selalu brtambah panjang di ujung; e)ada yang mengalami percabangan dan ada juga tidak (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Batang memiliki tugas untuk , mendukung bagian – bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, dengan percabangan memperluas daerah asimilasi, jalan pengangkut air dan zat – zat makanan dari bawah keatas,menjadi tempat penimbunan zat makanan (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Akar ( RADIX)<br />
Akar adalah bagian pokok tumbuhan yang penting dan letaknya pada bagian bawah tanaman. (Tjitrosoepomo,1989) Akar biasanya mempunyai sifat – sifat sebagai berikut; a)Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasa terdapat didalam tanahdengan arah kepusat bumi (geotrop) atau menuju ke air(hidrotrop); b)Tidak berbuku buku; c)Warnanya tidak hijau biasanya keputih putihan atua kekuninn kuningan; d)Terus tumbuh pada ujung; d)Bentuknya seringkali meruncing sehingga mudah menembus tanah (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Akar mmemiliki fungís sebagai, memperkuat persediaan makanan. Menyerap air dan zat zat makanan yang terlarut didalam air. Mengangkut zazt makanan tadi ketempat yang membutuhkan. Kadang kadang sebagai tempat menimbun makanan (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Pada umunya akar dibeda bedakan menurut bagian bagian berikut ; a)Pangkal akar(collom) dalah bagian akar yang bersambung dengan batang; b)Ujung akar(apex radicis) adalah bagaian akar yang paling muda; c)Batang akar(corpus radicis) bagian akar yang terletak antara leher dan bagian ujung; d)Cabang cabang akar(radix leteralis) adalah bagian akar yang tidak langsung tersambung dengan pangkal batang; e)Serabut akar (fibrilla radicalis)cabang cabang akar yang halua halus berbentuk serabut; d)Bulu bulu akar (pilus radicalis bagian akar yang merupakan penonjolansel sel kulit luar pada akar; f)tundung akar (calyptra) adalah bagian akar yang paling ujung yang berfunsi melinduni bagian ujung akar yang lemah (Siti,1983).<br />
Bunga(Flos)<br />
Sebelum suatu tumbuhan mati, biasanya telah dihasikan suatu alatyang nanti dapat utmbuh menjadi tumbuhan baru. Alat yang dimaksut dinamakan alat perkembang biakan yang biasa digolongkan menjadi dua golongan, yang bersifat fegetatif dangeneretif (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Alat pertumbuhan generatif berbeda beda pada setiap tumbuhan. Sedangkan pada tumbuhan yang berbiji, alat tersebut lazim merupakan bagian yang dikenal dengan bunga. Oleh karna itu suatu tumbuhan berbiji jika tiba waktunya akan mengeluarkan bunga. Pada bunga inilah terdapat bagiaan bagian setelah terjadi peris tiwa penyerbukan dan pembuahan akan menghasilkan bagian ntumbuhan yang kita sebut biji (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Bagian bagian dari bunga; a)Tangkai bunga(Pedicellus) adalah bagian bunga yang masih jekas bersifat batang, padanya masih sering ditemukan daun daun peralihan; b)Dasar bunga(Receptaculum) adalah ujung tangkai yang sering sekali melebar, dengan ruas ruas yang sangat pendek, sehinga daun yang telah mengalami metemorfosis menjadi bagian bagian bunga yang duduk amat rapat; c)Hiasan bunga ( Perianthium) adalahbagian bunga yang merupakan penjelmaan daun yang tampak berupa lembaran dengan tulang dauan atau urat urat daun masih jelas terlihat. Hiasan buma terdiri atas dua yaitu kelopak dan tajuk bunga tau mahkota; d)Alat kelamin dalah alat yang membuat bung adapat menghasilkan biji. Alat kelami dibagi manjadi dua yaitu alat kelamin jantan (androecium) dan alat kelamin betina (Gynaecium) (Siti,1983).<br />
Melihat kelengkapan yang terdapat pada bunga maka bunga dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :bunga lengkap dan bunga tidak lengkap (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki seluruh kelengkapan bunga. Kelengkapan bunga itu adalah hiasan bunga, dan alat kelamin. Contoh bunga sempurna bunga kembang sepatu. Bunga tidak lengkap dalah bunga yang salah satu atau lebih tidak memiliki hiasan bunga atau alat kelamin . contoh buna tidak sempurna adalah bunga rambutan (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Berdasrkan kepemilikan elat kelamin jatan dan betina bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga – bunga yang memiliki dua alat kelamin dalam satu bunga . cotohnya adalah bunga Kembang sepatu. Bunga tidak sempurna adalah bunga yang tidak memiliki salah satu alat kelamin atau bahkan tidak memiliki alat kelamin. Contohnya bunga pinggir ( bunga pita) (Tjitrosoepomo,1989).<br />
2.4.4. Reproduksi tumbuhan.<br />
Reproduksi vegetatif<br />
Reproduksi vegetatif adalah perkembang biakan tumbuhan yang dilakukan tampa terjadinya pekawinanan. Reproduksi vegetatif terbagi menjadi reproduksi vegetatif alami dan reproduksi vegetatif buatan. Reproduksi vegetatif alami adalah perkembang biakan tumbuhan yang terjadi tampa ada campur tangan dari manusia. Sedangkan reproduksi vegetatif buatan adalah perkembang biakan tumbuhan tanpa kawin yang melalui bantuan manusia (Siti,1983).<br />
Contoh Reproduksi vegetatif alami antara lain ;a) Tunas adventif adalah tunas yang timbul pada akar atau daun tumbuhan yang kemudian menjadi tumbuhan baru ; b)Rizoma adalah batang yang tumbuh secara horizontal di dalam tanah ; c) Gragih adalah batang yang berbuku dan tumbuh di permukaan tanah ; d)Umbi lapis adalah pelepah daun yang tersusun pada batang dengan ruas –ruas yang rapat yang menyimpan cadangan makanan dan pada setiap lapisan terdapat calon tunas yang dapat tumbuh menjadi individu baru ;e) Umbi akar adalah akar yang menggabung dan bayak terdapat cadangan makanan dan memiliki pangkal batang yang bertunas.<br />
Cara reproduksi fegetatif buatan antara lain ; a)Mencangkok adalah metode perbanyakan tanaman dengan cara merangsang perakaran pada cabang tanaman pohon sehingga bisa menjadi tumbuhan baru ; b)Stek adalah perbanyakan tanaman dengan menumbuhkan akar dari pucuk atau potongan batang sehingga menjadi tanaman baru ; c)Menyambung merupakan perbanyakana tanaman dengan cara menyambung pucuk dari tanaman induk ketanaman lain ; d)Okulasi adalah mengabungkan bagian tumbuh dari dua tanaman sejenis yang berbeda sifat ; e)Merunduk merupakan perbanyakan dengan cara membengkokan tanaman atau ranting ke tanah (Siti,1983).<br />
Reproduksi generatif<br />
Bunga merupakan organ yang nantinya akan menjadi buah dan didalam buah akan terdapat biji ,dan didalam biji inilah terdapat calon tumbuhan yang disebut lembaga (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Bunga yang telah siap untuk melakukan atau mengalami peristiwa penyerbukan, kepala sarinya pecah atau membuka dan kelurlah serbuk sari. Serbuk sari yang sampai kepada kepala putik yang cocok dan terjadilah penyerbukan. Setelah itu serbuk sari akan berkecambah, terjadi buluh serbuk sari yang akan tumbuh menuju bakal biji.selama pertumbuhan ini inti serbuk sari membelah menjadi dua yaitu inti vegetatif dan inti generatif lalu membelah lagi menjadi inti sperma.setelah sampai pada liang bakal buah inti vegetatif lenyap (Tjitrosoepomo,1989).<br />
Kemudian sperma dapat menuju ke kantung lembaga, sperma itu dalam kantung lembaga membelah tiga kali secara berturut – turut sehingga terdapat 8 inti dari 8 inti ini 3 menuju ke tempat yang berhadapan dengan liang bakal biji, tiga lainya menuju kantung lembaga, dua lagi menuju tengah kantung lembaga.dari dua serbuk sari tadi yang satunnya kawin dengan sel telur hasil perkawinan inilah yang akan menjadi lembaga dan peristiwa ini disebut pembuahan. Sedangkan inti – inti generatif yang kedua akan kawin dengan inti lembaga sekunder yang nantinya akan membentuk jaringan tempat penyimpanan makanan untuk lembaga. Dan inilah yang dinamakan pembuahan ganda (Siti,1983).<br />
Jika persarian yang diikuti pembuahan berhasil biasanya bakal buah akan tumbuh menjadi buah sedangkan bakal biji akan tumbuh menjadi biji. Kemudian bagiaan – bagian bunga lain akan layu dan gugur (Siti,1983).<br />
<br />
2.4. Pengamatan hewan<br />
2.4.1. Klasifikasi katak (Taksonomi anpibi)<br />
Sistem klasifikasi pada katak Hijau (Rana cancrivora) sebagai berikut :<br />
Kingdom : Animalia<br />
Filum : Chordata<br />
Kelas : Amphibia<br />
Ordo : Anura<br />
Familia : Ranidae <br />
Genus : Rana<br />
Spesies : Rana cancrivora (Soepomo, 1976).<br />
2.4.2. Hewan berdarah dingin.<br />
Hewan berdarah dingin (Poikiloterm) adalah hewan yang sangat bergantung pada suhu di lingkungan luarnya untuk meningkatkan suhu tubuhnya karena panas yang dihasilkan dari keseluruhan sistem metabolismenya hanya sedikit. Suhu tubuh hewan ini berubah sesuai dengan suhu lingkungannya. Hewan ini akan aktif bila suhu lingkungan panas dan akan pasif (berdiam di suatu tempat) bila suhu lingkungan rendah (Soepomo, 1976).<br />
Hal yang menyebabkan hewan tersebut tidak dapat menghasilkan panas yang cukup untuk tubuhnya adalah karena darah dari hewan poikiloterm ini biasanya bercampur antara darah bersih dan darah kotor. Ini disebabkan karena belum sempurnanya katup pada jantung hewan tersebut (Soepomo, 1976).<br />
2.4.3. Hewan berdarah panas.<br />
Hewan homoiterm, adalah hewan yang suhu tubuhnya berasal dari produksi panas di dalam tubuh, yang merupakan hasil samping dari metabolisme jaringan. Suhu tubuh hewan ini relatif konstan, tidak terpengaruh oleh suhu lingkungan disekitarnya. Hal ini karena darah bersih dan darah kotor pada hewan ini sudah tidak bercampur lagi karena katup pada jantungnya sudah sempurna<br />
Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang di pengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air. Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi di bandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan (Soepomo, 1976)<br />
2.4.4. Sistem pencernaan hewan.<br />
Menurut Tjitrosoeputro (1987), dalam melakukan pencernaan amphibi mempunyai alat-alat seperti, mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan yang berakhir pada kloaka. Pencernaan pada katak yang meliputi, esofagus, kemudian lambung, pancreas, dan kemudian menuju usus halus, duodenum (usus 12 jari), dan selanjutnya usus besar, limpa kloaka dan yang terakhir pada kantong kemih (Taryono, 1995).<br />
Pada hewan amphibi, kloaka mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai alat pengeluaran (sekresi), sebagai alat reproduksi (seksual), dan juga sebagai pengeluaran urine. Sehingga tidak dapat dikatakan sebagai anus seperti halnya pada manusia. Olehnya itu alat pengeluarannya disebut kloaka sebab mempunyai banyak fungsi (Soepomo, 1976).<br />
2.4.5. Sistem reproduksi hewan.<br />
Sistem Reproduksi Katak Jantan<br />
Pada mammalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak dan kadal menggunakan hemipenis (penis palsu), sedang pada bangsa unggas misalnya : bebek, untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka (Tenzer,2003). <br />
<br />
Sistem Reproduksi pada Katak Betina<br />
Pada katak betina terdapat sepasang ovarium yang berfungsi sebagai tempat pembuahan dan penghasil ovari. Dalam melakukan reproduksi katak melakukan pembuahan diluar tubuh, sehingga bila ingin bertelur, katak tersebut menuju dalam air dan bertelur (Soepomo, 1976)<br />
<br />
2.5. Memahami konsep hokum Mendel.<br />
2.5.1. Hukum Mendel.<br />
Eksperimen Mendel dimulai saat dia berada di biara Brunn didorong oleh keingintahuannya tentang suatu ciri tumbuhan diturunkan dari induk keturunannya. Jika misteri ini dapat dipecahkan, petani dapat menanam hibrida dengan hasil yang lebih besar. Prosedur Mendel merupakan langkah yang cemerlang dibanding prosedur yang dilakukan waktu itu. Mendel sangat memperhitungkan aspek keturunan dan keturunan tersebut diteliti sebagai satu kelompok, bukan sejumlah keturunan yang istimewa. Dia juga memisahkan berbagai macam ciri dan meneliti satu jenis ciri saja pada waktu tertentu; tidak memusatkan perhatian pada tumbuhan sebagai keseluruhan (Wildan, 1991)<br />
Dari hasil percobaanya, Mendel menyusun hipotesis. Hipotesis tersebut untuk menjelasakan peristiwa persilangan. Hipotesis yang dikemukakan oleh Mendel adalah sebagai berikut.<br />
Setiap sifat organisme dikendalikan oleh sepasang factor keturunan yang sekarang disebut gen. Satu dari induk jantan dan satu dari induk betina.<br />
a. Setiap pasang factor keturunan menunjukan bentuk alternative sesamanya, misalnya tinggi atau pendek, bulat atau keriput, asam atau manis. Kedua bentuk alternative itu disebut alel.<br />
b. Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama, factor dominant akan menutup factor resesif.<br />
c. Pada saat pembentukan sel kelamin, pasangan factor ketureunan memisah. Setiap gamet akan menerima salah satu fajtor dari pasangan itu. Pada proses pembuahan factor-faktor itu akan berpasangt-pasangan secara acak.<br />
d. Individu galur murni memiliki dua alel yang sama, alal dominant disimbolakan dengan huruf besar, sedangakan alel resesif disimbolkan dengan huruf kecil. Misalnya, TT untuk pasangan alel tinggi domonan dan tt untuk pendek resesif. <br />
Mendel menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitiannya. Yang kemudian menjadi Hukum mendel I dan hukum mendel II.<br />
Hukum mendel I<br />
Hukum mendel I menyatakan bahwa setiap ciri dikendalikan oleh dua macam informasi, satu dari sel jantan (tepung sari) dan satu dari sel betina (indung telur di dalam bunga). Kedua informasi ini (kelak disebut plasma pembawa sifat keturunan atau gen) menentukan ciri-ciri yang akan muncul pada keturunan. Atau yang disebut dengan Hukum segregasi atau hokum pemisahan alel-alel dari sati gen yang berpasangan. Dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gamet), pasangan – pasangan alel memisah secara bebas. Hukum ini berlaku untuk persilangan denagn satu sifat benda (monohybrid.<br />
Untuk setiap ciri yang diteliti oleh Mendel dalam kacang polong, ada satu ciri yang dominan sedangkan lainnya terpendam. Induk "jenis murni" dengan ciri dominan memunyai sepasang gen dominan (AA) dan dapat memberi hanya satu gen dominan (A) kepada keturunannya. Induk "jenis murni" dengan ciri yang terpendam memunyai sepasang gen terpendam (aa) dan dapat memberi hanya satu gen terpendam (a) kepada keturunannya. Maka keturunan generasi pertama menerima satu gen dominan dan satu gen terpendam (Aa) dan menunjukkan ciri-ciri gen dominan. Bila keturunan ini berkembang biak sendiri menghasilkan keturunan generasi kedua, sel-sel jantan dan betina masing-masing dapat mengandung satu gen dominan (A) atau gen terpendam (a). Oleh karenanya, ada empat kombinasi yang mungkin: AA, Aa, aA dan aa. Tiga kombinasi yang pertama menghasilkan tumbuhan dengan ciri dominan, sedangkan kombinasi terakhir menghasilkan satu tumbuhan dengan ciri terpendam.<br />
Hukum mendel II<br />
Hukum II Mendel (hukum pengelompokan gen secara bebas atau asortasi). Dalam peristiwa pembentukan gamet , alel membutuhkan kombinasi secara bebas sehingga sifat yang muncul dalam keturunanya beranmeka ragam. Hukum ini berlaku dengan persilangan dua sifat beda (dihibrid) atau lebih. <br />
Penelitian Mendel dengan dua ciri sekaligus, yakni bentuk benih (bundar atau keriput) dan warna benih (kuning atau hijau). Dia menyilang tumbuhan yang selalu menunjukkan ciri-ciri dominan (bentuk bundar dan warna kuning) dengan tumbuhan berciri terpendam (bentuk keriput dan warna hijau). Sekali lagi, ciri terpendam tidak muncul dalam keturunan generasi pertama. Jadi, semua tumbuhan generasi pertama memunyai benih kuning bundar. Namun, tumbuhan generasi kedua mempunyai empat macam benih yang berbeda, yakni bundar dan kuning, bundar dan hijau, keriput dan kuning, dan keriput dan hijau. Keempat macam ini dibagi dalam perbandingan 9:3:3:1. Mendel mengecek hasil ini dengan kombinasi dua ciri lain. Perbandingan yang sama muncul lagi. Perbandingan 9:3:3:1 menunjukkan bahwa kedua ciri tidak saling tergantung, sebab perbandingan 3:1 untuk satu ciri bertahan dalam setiap subkelompok ciri yang lain, dan sebaliknya. Hasil ini disebut Hukum Mendel Kedua -- Hukum Ragam Bebas (Wildan, 1991)<br />
<br />
2.5.2. Sifat Dominan dan Resesif.<br />
Sifat Dominan<br />
Dalam pewarisan keturunan gen, atau Informasi genetik selalu ada dan mewariskan ciri tertentu tertentu yang tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Gen yang lebih kuat ini disebut gen dominan. <br />
Gen dominan adalah gen yang lebih menentukan sifat suatu organisme atau biasa disebut sifat yang lebih kuat sehingga muncul pada tampilan luarnya atau Sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk dengan mengalahkan sifat pasanganya serta gen yang memperlihatkan bentuknya secara utuh tanpa dipengaruhi oleh modifikasi alelnya.<br />
Sifat resesif<br />
Informasi genetik selalu ada meskipun ciri tertentu tidak tampak di dalam beberapa generasi karena didominasi oleh gen yang lebih kuat. Dalam generasi kemudian, bila ciri dominan tidak ada, ciri terpendam itu akan muncul lagi ( gen resesif).<br />
Gen resesif adalah gen yang dikalahkan,kurang berpengaruh atau tertutupi dalam penentuan tampilan luar, serta sifat yang tidak muncul (teresembunyi) pada keturunanya Karena dikalahkan oleh sifat pasanganya (Triastono, 2002).<br />
2.5.3. Sifat intermedit<br />
Pada suatu persilangan, maka keturunan (Filial) yang dihasilkan akan memiliki sifat yang muncul atau sifat yang tidak muncul (tersembunyi) dari salah satu sifat induknya. Sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk dengan mengalahkan sifat pasangannya disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat yang tidak muncul atau tersembunyi pada keturunanya karena dikalahkan oleh sifat pasangannya disebut sifat resesif. <br />
Misalnya bunga mawar merah disilangkan dengan bunga mawar putih, dan menghasilkan keturunan bunga mawar merah. Induk/ Parental: Bunga mawar merah > < Bunga mawar putih Keturunan/ Filial: Bunga mawar merah
Warna merah bersifat dominan, sedangkan warna putih bersifat resesif (alel warna merah dominan terhadap alel warna putih). Warna merah yang bersifat dominan dibandingkan dengan warna putih, maka menyebabkan semua bunga mawar pada keturunan pertama atau filial ke-1 (F1) akan berwarna merah. Apabila dalam suatu persilangan, sifat yang muncul merupakan campuran dari kedua induknya,maka sifat tersebut disebut sifat intermediet (dominan parsial).
Misalnya persilangan antara ikan Koi warna merah dan ikan Koi warna putih menghasilkan Filial 1 yang semuanya ikan Koi berwarna merah muda. Warna merah muda tersebut merupakan sifat intermediet. Induk/ Parental: Ikan Koi merah > < Ikan Koi putih Keturunan/ Filial 1: Ikan Koi merah muda (Soekardi,1993).
2.6. Pengamatan traspirasi.
2.6.1. Pengertian traspirasi.
Transpirasi itu suatu suatu akibat yang tidak dapat dielakan. Luasnya permukaan daun mengakibatkan suatu kondisi yang menyebapkan penguapan mesti terjadi. Pada tanaman transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang membawa garam garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat dalam hubungan pengunaan sinar matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagian dari sinar matahari yang memancar digunakan utuk penguapan. Hal ini juga mempengaruhi bertambah cepatnya laju transpirasi (Dwijoseputro,1980).
Laju transpirasi ialah laju kehilangan air dari tumbuhan yang dihitung dalam satuan waktu. Laju hilangnya air dalam tumbuhan sangat beragam dipengaruhi siang hari, musim, struktur daun dan beberapa faktor lingkungan yang lain.laju kehilangn air pad abeberapa tumbuhan bunga pada tengah hari rata rata sekitar 1,25 gram air per 100 cm persegi luasa daun setiap jam. Batang tanaman jagung bisa mentraspirasi lebih dari setengah liter air sehari dan satu acre tanaman jagung akan mentranspirasi lebih dari 300.000 selama masa tubuhnya.
Hal tersebut menunjukan bahwa adanya perbedaan kecepatan taranspirasi pada tumbuhan. Yang mempengaruhi Laju transpirasi dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor luar dan faktor dalam (Siti,1983).
2.6.2. Faktor – faktor yang mempengaruhi laju transpirasi.
• Faktor luar (lingkungan)
Faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi laju transpirasi ialah suhu, kelembaban udara, cahaya, angin dan kelembaban udara (Siti,1983).
a. kelembaban udara .
Bila daun mempunyai kandungan air yang cukupdan stomata terbuka maka laju traspirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air didalam rongga ronga antar sel daun dengan konsentrasi molekul uap air udara disekitar daun. semakin tinggi kelembaban udara maka transpirasi semakin lambat. Pada saat udara lembab transpirasi akan terganggu, sehingga tumbuhan akan melakukan gutasi (Siti,1983).
b. Suhu
Suhu daun yang terlindung dari sinar matahari langsung kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang terkena sinar matahari mempunyai suhu 10 – 20 derajat farenheit daripada suhu udara. Kenaikan suhu cenderung untuk meningkatkan penguapan air pada tumbuhan dimana semakin tinggi suhu maka transpirasi semakin cepat (Siti,1983).
c. Intensitas cahaya
Sehelai daun yang terkena cahaya matahari langsung akan mengabsorsi energi radiasi. Hanya sebagian kecil saja dari energi itu yang digunakan untuk fotosntesis , selebihnya diubah menjadi energi panas. Sebagian dari energi panas itu dilepas pada lingkungan dan sebagian lagi meninkatkan suhu daun nlebih tingi dari suhu udara di sekitar daunhal ini mengakibatkan laju traspirasi bertambah cepat. Cahaya juga mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata yang berakibat turut andil mempercepat traspirasi (Siti,1983).
d. Angin
Angin memiliki pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap transpirasi.angin yang bergerak melalui permukaan daun akan menyapu setiap lapisan uap air yang terkumpul dekat permukaan daun sebagai akibat transpirasi. Dengan demikian angin mempengaruhi kelembaban udara yang ada disekitar daun sehinga menurunkan uap yang kembali kedalam daun akan tetapi jika daun terkena cahya matahari langsung daun tersebut akan meningkat suhunya. Dalam keadaan tersebut, angin akan mendinginkan daun yang dipanasi dengan pengaliran molekul udara yang mengenainya (Siti,1983).
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung meningkatkan laju transpirasi baik terkena sinar matahari maupun didalam naungan melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, dibawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, mempengaruhi penurunan laju transpirasi, yang cenderung lebih penting terhadap pengaruhnya dalam pengeringan uap(Siti,1983).
e. Kandungan air tanah
Transpirasi dapat dipengaruhi oleh Kandungan air tanah dan laju absorsi air dari akar. Pada siang hari, air ditranspirasi dengan laju lebih cepat dari pada penyerapan air tanah. Kejadian tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pengaruh defisit air dalam daun akan menurunkan laju transpirasi (Siti,1983).
• Faktor dalam.
Faktor dalam terpenting yang mempengaruhi laju transpirasi ialah luas daun, tebal tipisnya daun, adanya lapisan lilin,dan jumlah stomta (Anonim, 2007) .
a. Luas daun
b. Luas permukaan daun mempengaruhi transpirasi karena sebagian besar penguapan air terjadi di daun semakin lebat atau semakin banyak daun yang dimiliki tumbuhan akan memperluas permuaan daun yang dimiliki tanaman, hal ini mengakibatkan penguapan lebih cepat terjadi (Anonimous, 2007).
c. Tebal tipisnya daun
Transpirasi dapat dipengaruhi oleh ketebalan daun, semakin tebal daun semakin sulit penguapan terjadi didaun. Ini karena daun yang tebal akan menyulitkan kenaikan suhu daun yang mengakibatkan berkurangnya kecepatan transpirasi (Anonimous, 2007).
d. Adanya lapisan lilin
Pada tumbuhan yang tinggal di daerah panas umunya memiliki lapisan lilin yang melindungi tumbuhan. Lapisan ini seperti yang dimiliki kaktus berfungsi mencegah kehilangan air dari proses penguapan (Anonimous, 2007).
e. Jumlah stomata
Stomata mempengaruhi kehilangan air karna transpirasi. Semakin banyak stomata pada daun laju transpirasi cenderung tinggi. Tetapi pada batasan tertentu atau saat daun kehilangan air yang cukup besar stomata akan menutup dan mengurangi laju transpirasi (Anonimous, 2007) .
2.7. Pengamatan fotosintesis
2.7.1. Pengertian Fotosintesis
Salah satu sifat fisiologis yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan, ialah kemampuan menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organic serta diasimilasikan didalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cahaya, dan proses asimilasi zat karbón dimana zat – zat anorganik H2O da CO2 oleh klorofil diubah menjadi zat organik dengan pertolongan sinar matahari (Dwijoseputro,1980) .
Jadi fotosintesis adalah proses pembentukan bahan makanan (glukosa) dengan bantuan sinar matahari yang berbahan baku karbon dioksida dan air. Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya, keduanya mampu menangkap energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari prekursor anorganik H2O dan CO2 (Siti,1983) .
Proses fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Klorofil dapat di bedakan menjadi. (Dwijoseputro,1980) .
Klorofil a merupakan pigmen hijau rumput (grass green pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya, Klorofil b merupakan pigmen hijau kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau, dan beberapa bakteri autotrof. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
• Reaksi terang
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Proses diawali dengan penangkapan foto oleh pigmen sebagai antena.Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer). Cahaya hijau ini akan di pantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak energi pada gelombang cahaya dengan panjang tertentu. Hal ini karena panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energi (Triasmono,1996).
Di dalam daun, cahaya akan diserap oleh molekul klorofil untuk dikumpulkan pada pusat-pusat reaksi. Tumbuhan memiliki dua jenis pigmen yang berfungsi aktif sebagai pusat reaksi atau fotosistem yaitu fotosistem II dan fotosistem I. Fotosistem II terdiri dari molekul klorofil yang menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nanometer, sedangkan fotosistem I 700 nanometer. Kedua fotosistem ini akan bekerja secara simultan dalam fotosintesis, seperti dua baterai dalam senter yang bekerja saling memperkuat (Triasmono,1996) .
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, satuan pertukaran energi dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan dan alga, kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen (Dwijoseputro,1980).
Pada saat yang sama dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH Reaksi gelap (Dwijoseputro,1980).
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) (Dwijoseputro,1980).
2.7.2. Percobaan Sachs.
Gustav Julius von Sachs adalah seorang ahli botani Jerman bernama Julius von Sachs Pada tahun 1860, berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). Adanya zat tepung ini dapat dibuktikan dengan uji yodium, amilum dan yodium memberikan warna hitam. Amilum hanya terdapat pada bagian – bagian daun yang hijau dan terkena sinar matahari sebaliknya bagian – bagian daun yang tertutup sepanjang hari tidak mengandung amilum. sehingga percobaan Sachs ini juga disebut uji yodium (Dwijoseputro,1980).
Dari hal tersebut Sachs, membuktikan bahwa fotosintesis; a)Memerlukan cahaya; b)Memerlukan klorofil (tumbuhan hijau); c)Menghasilkan amilum yang diuji dengan larutan iodium.
2.7.3. Larutan indicator
Larutan indicator biasa digunakan dalam percobaan Sachs. Larutan ini juga biasa digunakan dalam pengamatan proses terjadinya fotisintesis yang berguna untuk mengetahui perubahan warna dari daun setelah mendapatkan perlakuan (Amien, 1997).
III METODE PRAKTEK.
3.1 Pengenalan dan penggunakan mikroskop.
3.1.1 Tempat dan Waktu
Praktek Biologi Umum tentang Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop dilakukan pada hari Jumat tanggal 29 Oktober 2010 mulai pukul 14.00 - selesai WITA di Laboratorium Unggas dan Ternak Universitas Tadulako Palu.
3.1.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah mikroskop, gelas objek, cutter, kaca preparat dan pipet tetes. Bahan-bahan yang digunakan adalah potongan kertas yang bertulis huruf "d" berukuran kecil dan butir-butir pati kentang.
3.1.3 Cara Kerja
Mikroskop berguna untuk melakukan sesuatu sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan, lalu preparat basah disiapkan dengan ditetesi medium air dan usahakan tidak ada gelembung udara diatas objek. Kemudian preparat yang sudah disediakan diamati dibawah mikroskop. Terakhir besarnya objek diatur sehingga mendapatkan bayangan sejelas mungkin.Potongan huruf "d" yang telah dibuat sekecil mungkin dan ditetakkan pada gelas objek, lalu ditutup dengan gelas penutup.langkah kedua bentuk bayangan yang diambil dibandingkan dengan bentuk objek yang diamati dengan cara digambar.
Preparat di geser ke kiri dan ke kanan sambil lensa okuler di pasang, lalu lensa objektif diputar sehingga objektif kuat berada di bawah okuler.
Dengan penggantian objektif lemah ke objek kuat, diamati terjadi tidaknya bidang pandang lalu diamati pula perubahan kedudukan bayangan jika terjadi penggantian objektif. Mengamati tentang kentang ditalakukankan dengan cara kentang dikerik hingga cairannya keluar.
Cairan tersebut diteteskan pada gelas objek namun diusahakan tidak ada gelembung udara diatas objek. Caranya yaitu gelas penutup dipegang pada posisi 450 terhadap gelas objek, sentuhlah tepi bawahnya pada perrrukaan tetesan air dan perlahan-latranre bahkan sehingga gelas penutup terletak diatas gelas objek.
Jika masih ada gelembung udara di ulangi lagi sampai berhasil dan diafragma mikroskop diatur agar butir pati kelihatan kontras terhadap air disekelilingnya dan digambar di buku garnbar yang telah disediakan.
3.2 Pengamatan Sel
3.2.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Biologi mengenai pengamatan sel dilaksanakan di Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Pada hari Jumat, 05 November 2010, mulai pukul 14.00 – Selesai.
3.2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, kaca obyek, kaca penutup, pipet tetes, cutter, pinset, tusuk gigi, jarum pentul
Bahan yang digunakan pada saat praktikum ini adalah telur, sirup, Ephitalium mucosa, umbi lapis bawang merah (Allium ascalonicum), Empelur batang ubi kayu (Manihot esculenta), cuka, metilan blue, dan air jerami.
3.2.3 Cara Kerja
Untuk pengamatan struktur sel lapisan bawang merah dipotong dan lapisan siung yang berdaging diambil. Dengan menggunakan pinset, epidermis yang tipis diambil secara perlahan-lahan. Potong kecil epidermis itu diletakkan diatas gelas obyek dan ditutup dengan gelas penutup dibawah mikroskop epidermis itu diamati dengan pembesaran 10x dan gambar bentuk selnya.
Pada pengamatan empulur batang ubi kayu, pertama-tama praktikan menyediakan empulur ubi kayu yang telah diiris sekecil mungkin. Lalu diletakan pada gelas objek. Kemudian beri1 atau 2 tetes aquades dan tutup dengan gelas penutup kemudian diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x dan digambar hasil pengamatan pada buku gambar.
Pengamatan ephitelium rongga mulut, pertarna-tama epitel yang terdapat dibagian dalam dinding pipi dikeruk dengan menggunakan ujung tusuk gigi.Kemudian diletakkan pada gelas objek dan diteteskan I atau 2 aquades kemudian diamati dibawah milroskop dengan pembesaran 10x dan stnrktur sel yang terlihat digambar di buku gambar.
Pada pengamatan permeabilitas membran sel, pertama-tama menyediakan telur, cuka sirup, pita ukur dan toples beserta penutupnya. Selanjutnya telur yang akan diamati dan diukur diameternya juga diperhatikan bentuknya.Lalu telur yang telah diamati dimasukkan ke dalam toples yang berisi air cuka sampai telurnya melayang. Kemudian selanjutnya biarkn selama 72 jam dengan interval 24 jam harus diukur kembali diameter dan bentuk telurnya. Setelah selesai, ganti larutan cuka dengan larutan sirup dan ulang proses yang sama seperti larutan cuka.
3.3 pengamatan tumbuhan
3.3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Tumbuhan dilaksanakan di Laboratorium tehnologi benih Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, pada hari Jumat tanggal 12 November 2010 mulai pukul 14.00 sampai selesai.
3.3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah mikroskop, gelas objek dan gelas penutup. Bahan yang digunakan dalam Praktikum Biologi Umum Pengamatan Tumbuhan adalah bunga kembang sepatu (hibiscus rosa chinensis) bunga kamboja (Plumeria acuminata), mangga (Mangifera indica), jagung (zea mays) kecambah kacang hijau (Phoseolus radlatus) dan stek ubi kayu (Manihot esculenta).
3.3.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam Praktikum Biologi Umum Pengamatan Tumbuhan adalah mengambil masing-masing satu jenis tumbuhan yang mewakili tumbuhan dikotil dan monokotil yaitu bibit mangga dan jagung. Kemudian mengamati morfologi akar, batang dan daun pada tumbuhan tersebut, selanjutnya menggambarkan ketiga organ tersebut pada buku gambar.
Pada pengamatan perkecambahan dimulai dengan mengambil kacang hijau yang telah menjadi kecambah. Kemudian mengamati bagian-bagian kecambah tersebut dan menggambarnya pada buku gambar. Selanjutnya mengambil stek batang ubi kayu dan mengamati bagian-bagiannya kemudian menggambarnya pada buku gambar.
Pada pengamatan alat reproduksi tumbuhan, mengambil bunga yaitu bunga kembang sepatu bunga kamboja dan bunga mawar, kemudian mengamati bagian-bagian bunga tersebut beserta dengan alat reproduksinya dan menggambarnya pada buku gambar. Selanjuhya memotong bagian bakal buahnya secara membujur dan mengamatinya dengan menggunakan kaca pembesar (Lup) serta menggambarnya pada buku gambar.
Setelah mengamati morfologi tumbuhan, kemudian mengamati bagian anatomi dari tumbuhan tersebut. Pada pengamatan anatomi tumbuhan tersebut, mula-mula membuat irisan melintang pada akar, batang dan daun, setelah itu meletakannya pada Kaca objek lalu ditetesi air sebanyak dua tetes dan ditutup perlahan-lahan.Kemudian Mengamatinya pada mikroskop dengan perbesaran 10 kali dan menggambarnya pada buku gambar
3.4 pengamatan hewan
3.4.1 Tempat dan waktu
Praktikum Biologi Umum Pengamatan Hewan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 November 2010 mulai pukul 14:00 sampai selesai di Laboratorium Agroindustri, Fakultas pertanian Universitas Tadulako Palu.
3.4.2 Alat dan Bahan
Alat digunakan dalam Praktikum Biologi Umum Pengamatan Hewan adalah pinset, toples, papan bedah, jarum pentul, pisau bedah( silet) dan masker .Bahan yang digunakan dalam Praktikum Biologi Umum Pengamatan Hewan adalah katak sawah (Rana cancrivora) dan alcohol 70 %.
.3.4.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam Praktikum Biologi Umum Pengamatan Hewan adalah mengambil seekor katak sawah, kemudian memasukkannya kedalam toples yang berisi alcohol 70% lalu membiarkannya beberapa saat sampai katak tersebut pingsan. Setelah katak tersebut pingsan, kemudian meletakkannya di atas papan bedah dalam keadaan tertelungkup lalu mengarnati morfologinya dan menggambar serta member keterangan ekstremitas anterior dan ekstremitas posterior.
Selanjutnya melakukan pembedahan secara hati-hati pada bagian perut yang dimulai dari bagian yang sejajar dengan kloaka lurus sampai pada bagian kaki, selanjutnya membelah tegak lurus yang sejajar dengan kloaka sampai dengan bagian lengan (tulang yang keras) dan membelah lurus agar terlihat jelas. Kemudian menarik lambung katak sampai pada kerongkongan dan mengiris bagian tersebut, selanjutnya mengamati bagian system pencernaan dan menggambarnya pada kertas gambar dengan keteranganya. Setelah mengamati system pencernaan pada katak kemudian mengamati dan menggambar system reproduksi katak pada kertas gambar dengan keterangannya .
3.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
3.5.1 Tempat dan waktu
Praktikum Biologi Umum Memahami Konsep Hukum Mendel dilaksanakan diLaboratorium Agroteknologi Program Studi Petemakan Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu pada hari Kamis 09 Desember 2010, dimulai pukul 14.00 sampai selesai.
3.5.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan adalah dalam Praktikum Biologi Umum Memahami Konsep Hukum Mendel adalah dos kue 2 buah dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Biologi Umun Memahami Konsep Hukum Mendel adalah kancing baju warna marah dan putih masing-masing 50 buah.
3.5.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam Praktikum Biologi umum Memahami Konsep Hukum Mendel adalah mengambil dos dan memasukan semua kancing baju yang diumpamakan sebagai model-model gen lalu mengocok dos yang berisi kancing tersebut Selanjutnya mengambil kancing baju tersebut secara acak dengan menutup mata. Pada setiap pengarnbilan kancing pada dos tersebut kita menuliskan hasilnya pada buku.
3.6 pengamatan transpirasi
3.6.1 Tempat dan waktu
Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan transpirasi dilaksanakan di Laboratorium Unggas dan Ternak Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, pada hari Kamis, tanggal 16 Desember 2010 Mulai pukul 14:00 sampai selesai.
3.6.2 Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum biologi umum tentang pengamatan transpirasi pada tumbuhan adalah alat tulis, kertas grafik, gelas ukur, rak dan tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam praktikum biologi umum tentang pengamatan transpirasi pada tumbuhan adalah 3 tumbuhan yang berbeda morfologinya, air, dan, minyak kelapa.
3.6.3 Cara kerja
Potonglah batang atau ranting tumbuhan dibawah permukaan air . Usahakan potongan selalu berada didalam air demikian juga sewaktu memasukan potongan atau ranting tumbuhan kedalam gelas ukur usahakan selalu terendam. Gunakan 3 macam tumbuhan untuk dimasukan kedalam 3 gelas ukur 10 ml dengan 5 ml air. Satu gelas tanpa tumbuhan hanya berisi air saja (kontrol). Setelah itu susunlah dalam rak tabung reaksi . Ingat ketinggian air harus sama dengan kontrol, kemudian tetesi dengan minyak kelapa sampai seluruh permukaan tertutup dengan minyak kelapa maksudnya agar air tidak menguap dari dalam tabung reaksi.
Setelah itu, satu rangkaian gelas ukur diletakan di lapangan terbuka. Catat air yang hilang / menguap setiap 10 menit selama 1 jam. Jumlah air yang hilang pada setiap 10 menit dapat dihitung dengan menambahkan sejumlah air hingga mencapai tinggi permukaan semula.
3.7 Pengamatan Fotosintesis
3.7.1 Tempat dan waktu
Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Fotosintesis dilaksanakan diLaboratorium Unggas dan Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Dimulai dari pukul 14.00 sampai selesai.
3.7.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah dalam Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Fotosintesis adalah pemanas listrik, pinset, cawan petri, dan kertas timah.
Bahan yang digunakan dalam Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Fotosintesis adalah daun ubi (Manihot esculenta), iodium dan alkohol, 96%.
3.7.3 Cara Kerja
Cara kerja dalam Praktikum Biologi Umum tentang Pengamatan Fotosintesis adalah mengarnbil dam ubi yang telah dibungkus dengan aluminium foil sehari sebelumnya, kemudian membuka aluminium foil tersebut dan merendam pada air Panas sampai layu. Setelah itu diangkat dengan pinset dan direndam dengan alcohol panas. Selanjutnya meletakan daun ubi tersebut dicawan petri kemudian meneteskannya dengan larutan iodium sebanyak tiga tetes lalu amati apa yang terjadi dan tulis hasilnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop
4.1.1 Hasil
Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 1. Mikroskop dan Bagian-bagiannya
Gambar 2. Preparat Huruf “d” pada sepotong kertas sebelum pengamatan
Gambar 3. Preparat Huruf “d” sesudah diamati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x
Sebelum diwarnai Sesudah diwarnai
Gambar 4. Hasil pengamatan butir pati kentang (Solanum terebosum)
4.1.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah di lakukan bahwa Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda-benda kecil. Mikroskop memiliki beberapa bagian yaitu Lensa okuler, Tabung mikroskop, Revolver, Lensa obyektif, Gagang mikroskop, Meja mikroskop, Penjepit obyek, Kondesor, Pengatur kasar, Pengatur halus, Cermin dan Kaki Mikroskop.
Mikroskop merupakan suatu alat yang sangat sederhana memungkinkan kita dapat mengamati suatu objek dan gerakan yang sangat halus yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop ditemukan oleh seorang ilmuawan yang bernama Anthony Van Leewenhoek. Beliau berhasil menemukan lensa yang dapat memperbesar gambar benda atau objek pengamatan. Lalu dibuat sebuah mikroskop tetapi masih dalam bentuk yang sangat sederhana.
Hasil pengamatan dengan menggunakan mikroskop berupa preparat huruf “d” yang berubah menjadi huruf “p” dan butir pati kentang yang pertama tidak dapat dilihat akhirnya dapat dilihat jelas dengan menggunakan mikroskop. Hal ini terjadi karena mikroskop menggunakan prinsip penggabungan lensa cembung yang terdapat pada lensa objektif sehingga bayangan yang dihasilkan bersifat maya, diperbesar, dan terbalik. Pengamatan ini dilakukan dengan pembesaran 10x dari bentuk aslinya. (Anonim, 2003).
Pada pengamatan huruf “d” dengan ukuran yang kecil, didapatkan bayangan benda berupa huruf “p” dan butir pati kentang didapatkan bayangan gelembung-gelembung butir pati kentang dengan jelas yang mana pembesaran terjadi pada lensa objektif adalah pembesaran okuler yaitu pembesaran sudut.
Pada pengamatan butir pati kentang (Solanum tuberosum) hasil diperoleh berupa bbutiran yang terikat erat dimana tampak juga nukleus dan dinding sel. Akan tetapi, diantara butiran-butiran yang masih terikat terlihat adanya ruang yang kosong dalam artian tidak terdapatbutiran pati kentang. Kemudian pada pengamatan butiran-butiran tersebut tidak dapat dibedakan antara xylem dan floem karena tidak adanya kambium.
Keefektifan kerja suatu instrumen optik seperti mikroskop dapat ditentukan berdasarkan revolusi atau daya urai (Resolving Power). Daya urai ini menggambarkan jarak minimal yang memungkinkan dua objek yang berjarak sangat dekat untuk dibedakan dan diidentifikasi dengan jelas (George, 2006).
4.2 Pengamatan Sel
4.2.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 5. Bentuk irisan empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta)
Sebelum di warnai Sesudah diwarnai
Keterangan:
Sebelum diwarnai: Sesudah diwarnai:
1. Ribosom 1.Vakuola
2. Retikulum endoplasma 2.Ruang pembatas sel
3. Dinding sel 3.Inti sel
4. Vakuola 4.Sitoplasma
5.Dinding sel
Gambar 6. Sel epidermis umbi lapis bawang merah
Keterangan:
Dinding Nukleus
Nukleolus
Nukleus
Gambar 7. Pengamatan Struktur sel selaput rongga mulut
Darah manusia Darah katak
Keterngan:
Sel darah manusia Sel darah katak
1. Sel darah merah 1.Sel darah merah
2. Sel darah putih 2.Sel darah putih
Gambar 8. Pengamatan sel darah katak dan sel darah manusia
Gambar 9. Bidang Protozoa Pada Rendaman Air Jerami
4.2.2 Pembahasan
Dinding sel dibuat oleh proplasma dan berguna untuk melindungi dan memperkuat protoplas. Dinding sel menentukan bentuk dari sel. Ruang antara sel berfungsi untuk menghubungkan dari bagian sel yang satu kebagian sel yang lain (Santosa,1997).
Dari pengamatan sel epidermis umbi bawang merah yang dijadikan sebagai gambaran sel tumbuhan diperoleh hasil bahwa pada sel umbi bawang merah terdapat inti sel, dinding sel, ruang-ruang antar sel dan sitoplasma. Inti sel yang berfungsi sebagai pembatas luar dan pelindung sel, ruang-ruang antar sel berfungsi sebagai penghubung antara sel yang satu ke sel yang lain. Sedangkan sitoplasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya semua reaksi enzim metabolisme sel (Suwono, 1967).
Pada pengamatan sel epitelium mucosa diperoleh bahwa didalam sel tersebut terdapat membran sel yang membatasi bagian sel dan merupakan bagian terluar dari sel. Membran sel merupakan selaput yang selektif permeabel, artinya hanya dapat dilalui oleh molekul tertentu yang berfungsi sebagai pengendali kegiatan sel .
Pada pengamatan empulur batang ubi kayu terdapat bagian-bagian sel yang berongga yang berbentuk seperti balok-balok segitiga dan memiliki dinding sel. Dinding sel pada empulur batang ubi kayu berfungsi sebagai pelindung bagian sel yang terdapat dibagian dalam empulur batang ubi kayu tersebut. Didalam empulur batang ubi kayu tersebut terdapat inti sel yang berbentukbulat kecil yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan yang terdapat dalam sel empulur batang ubi kayu (Fahn, 1992).
Pengamatan pada rendaman air jerami diperoleh hasil bahwa pada rendaman jerami terdapat protozoa. Akan tetapi bentuk protozoa yang satu dengan yang lainnya tidak sama, selain itu pada protozoa terdiri dari membran sehingga menyebabkan bentuk-bentuk selnya tidak tetap (Nasir, 1993).
Berdasarkan hasil pengamatan melalui beberapa percobaan pada sampel hewan dan tumbuhan, diperoleh perbedaan secara umum antara sel hewan dan sel tumbuhan. Pada sel hewan masih terdiri dari membram sel yang sifatnya lunak sehingga bentuknya tidak tetap. Sedangkan pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang bersifat kakukarena mengandung selulosa sehingga bentuk selnya tetap. Selain itu juga pada sel tumbuhan terdapat nukleus dan sitoplasma (Sulisetijono, 2000).
Hal yang dikemukakan bahwa sel hewan dan sel tumbuhan memiliki dinding sel, sehingga bentuk selnya berubah-ubah. Memiliki lisosom, tidak memiliki plastida, vakuolanya sedikit tetapi ukurannya besar dan mempunyai mitokondria yang banyak. Sedangkan pada sel tumbuhan terdapat dinding sel, bentuk selnya tetap, tidak memiliki lisosom, memiliki plastida, vakuolanya banyak dan memiliki mitokondria yang sedikit (Sulisetijono, 2000).
4.3 Pengamatan Tumbuhan
4.3.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Akar tumbuhan Monokotil
Keterangan:
1.Batang akar(Corpus Radix)
2.Pangkal akar(Coolum)
3.Serabut akar (Fibrilia Radiaralis)
4.Ujung akar(Apex radix)
Gambar 10. Morfologi akar jagung
Akar tumbuhan dikotil
1.Batang akar (Corpus radix)
2.Pangkal akar (Coolum)
3.Ujung akar (Apex radix)
Gambar 11. Morfologi akar Mangga
Gambar 12. Morfologi Batang Jagung
Gambar 13. Morfologi Batang Mangga
Gambar 14. Morfologi Daun Jagung
Daun Tumbuhan Dikotil
Keterangan:
1.Ujung daun (Apex Folli)
2. Tulang daun (Nervata)
3.Tepi daun (Margo Folli)
4.Pangkal daun (Basos Folli)
Gambar 15. Morfologi Daun Mangga
Gambar 16. Morfologi Kecambah Kacang Hijau
Gambar 17. Morfologi Bunga Kembang Sepatu
Gambar 18. Morfologi Bunga Kamboja
Gambar 19. Morfologi Stek ubi Kayu
Gambar 20. Anatomi akar jagung
Gambar 21. Anatomi akar mangga
Gambar 22. Batang jagung
Gambar 23. Anatomi Batang Mangga
Gambar 24. Anatomi Daun
Gambar 25.Pengamatan Beberapa Preparat Awetan Tumbuhan
4.3.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan, nampak perbedaan yang sangat jelas dari keduanya. Morfologi akar sampai daun nampak begitu berbeda. Pada tumbuhan monokotil seperti jagung akarnya berbentuk serabut, bentuk tulang daun sejajar atau melengkung, batang umumnya tidak bercabang, ruas batang tampak jelas dan tidak berkambium (Darjanto, 1984).
Didalam sistem pembuluh pada akar jagungterdapat pembuluh yang terdapat disebelah pembuluh korteks berkas pembuluh tersusun dalam satu lingkaran yang tertutup atau terputus. Serta terdapat xylem dan floem yang terletak disebelah luar dan dalam. Pada lingkaran tersebut terdapat bagian yang terputus-putus yang dinamakan ikatan pembuluh (Frandson, 1990).
Pada pengamatan bunga kembang sepatu terdapat putik (Stigma), benang sari (Stamen), mahkota (Clrolla), kelopak (Calix) dan tangkai bunga (Pendicelus). Pada bunga kembang sepatu putik berfungsi untuk alat kelamin jantan yang berfungsi untuk menempelkan serbuk sari pada saat penyerbukan. Kemudian pada putikjuga terdapat bagian bagian dari pusat bunga yang tersusun dari lembaran bakal buah (Kimball, 1992).
Pada daun jagung memiliki bentuk daun panjang dan runcing. Ujung daun berbentuk meruncing dan tulang daun berbentuk lurus. Pada daun jagung dimana daun tersebut tidak bergerigi, dan dalam helaian daun hanya terdapat satu daun (Mahardono,1980).
Pada pengamatan anatomi tumbuhan yaitu pada sel tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-macam. Ada yang berbentuk peluru, kubus, prisma, memanjang seperti rambut atau seperti ular. Sel tumbuhan memiliki dua bagian pokok yaitu protoplasma merupakan bagian yang hidup yang terdiri atas sitoplasma, nukleus, dan organel. Sedangkan pada dinding sel tumbuhan merupakan bagian yang tidak hidup (Taryono, 1994).
4.4 Pengamatan Hewan
4.4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan pada hewan yaitu katak (Rana cancrivora) diperoleh hasil sebagai berikut:
Gambar 26. Morfologi Katak
Gambar 27. Sistem pencernaan katak
Gambar 29. Sistem reproduksi katak
4.4.2Pembahasan
Menurut Tjitrosoeputro (1987), salah satu bagian morfologi pada katak adalah sistem pencernaannya. Morfologi pada katak terdiri dari kulit, mata, tangan, kaki dan berbagai macam morfologi lainnya. Disini diperjelas sistem respirasi atau sistem pernafasan. Alat respirasi pada katak seperti pada hewan amphibi lainnya. Amphibi merupakan hewan vertebrata yang pertama kali memulai kehidupan didarat. Perbedaannya dengan ikan adalah ikan hanya dapat hidup di air, sedangkan amphibi mempunyai alat-alat yang sesuai dengan kehidupan di darat, misalnya paru-paru sebagai alat pernafasan, sepasang kaki yang berguna untuk berjalan dan berenang (Soepomo,1976).
Salah satu bagian dari morfologi pada katak adalah pada sistem pencernaanya. Morfologi pada katak terdiri dari kulit, mata, kaki, dan berbagai macam morfologi lainnya. Alat respirasi pada katak seperti hewan amphibi lainnya (Tjitrosoeputro, 1987).
Terdapat strukturfungsi tubuh katak yaitu fruncusn dua pasang extremitas seluruh tubuh terbungkus halus dan licin, bagian kepala terdapat Rima oris yang lebar untuk pernafasan, sepasang Organan visus yang bulat. Dibelakang mata terdapat Membran timpani untuk menerima getaran suara, pada akhir tubuh terdapat kloaka yang berfungsi sebagai tempat pelepasan faeces, urine dan sel kelamin.
Pada hewan amphibi, kloaka mempunyai tiga fungsi yaitu sebagai alat pengeluaran (sekresi), sebagai alat reproduksi (seksual), danjuga sebagai pengeluaran urine. Sehingga tidak dapat dikatakan sebagai anus seperti halnya pada manusia. Olehnya itu alat pengeluarannya disebut kloaka, karena mempunyaibanyak fungsi (Soepomo, 1976).
Sistem klasifikasi pada katak hijau (Rana cancrivora) sebagai berikut: Kerajaan: Animalia ; Filum: Chordata; Kelas: Amphibia; Ordo:Anura; Familia: Ranidae; Genus: Rana; dan Spesies: Rana cancrivora.
Pada katak hijau (Rana cancrivora) terdiri atas Esofagus, lambung (Vertikulus), usus besar (Intestinum crassum), usus halus (Intesinum tenuel). Pada Esofagus dapat meluas dan menerima mangsa yang besar. Lambung (Ventrikulus) disebelah kiri, pylorus terletak pada ujung belakang lambung. Pankreas adalah kelenjar yang menunjang pencernaan terletak dimesentrium antara lambung dan duodenum,sedangkan recktum bagian ujung belakang yang membesar, terletak median yang bermuara kedalam kloaka (Soepomo, 1976).
Sistem reproduksi pada katak jantan ada sepasang testis yang berfungsi memproduksi sperma, Vas deferens berfungsi sebagai saluran sperma, kloaka merupakan muara tiga saluran yaitu saluran pencernaan, saluran kelamin, dan saluran pengeluaran (Soepomo,1976).
Sistem reproduksi katak betina adanya kebenaran pendapat dikemukakan oleh Tenzer, adanya ovarium yang berfungsi memproduksi ovum. Oviduk berfungsi sebagai saluran ovum, sedangkan kloaka merupakan muara tiga saluran yaitu saluran pencernaan, saluran kelamin, dan saluran pengeluaran (Soepomo,1976).
4.5 Memahami Konsep Hukum Mendel
4.5.1 Hasil
Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan hukum Mendel diperoleh hasil sebagai berikut:
Macam pasangan Frekuensi yang muncul
Merah-Merah 13
Merah-Putih 24
Putih-Putih 13
Perbandingan yang dihasilkan apabila gen M (Merah) bersifat dominan terhadap gen P (putih) yaitu:
1. Perbandingan fenotipnya: MM :Mm :mm = 13:24:13 atau 3:1
2. Perbandingan genotipnya 38:12
Sedangkan perbandingan gen dihasilkan apabila bersifat intermediet adalah:
1. Perbandingan fenotipnya: 2:1:1
2. Perbandingan genotipnya 3:1
4.5.2 Pembahasan
Parental (P) : MM><mm
Merah><putih<br />
<br />
Gamet : M m<br />
F1 : Mm<br />
(Merah putih)<br />
Tabel 1. hasil persilangan Monohybrid<br />
<br />
M M<br />
M MM<br />
(Merah) Mm<br />
(Merah putih)<br />
m Mm<br />
(Merah putih) Mm<br />
(Putih)<br />
<br />
Pada praktikum persilangan monohybrid yang disimpulkan dengan pariental M untu induk yang warna putih. Hasil yang diperoleh dari persilangan tersebut adalah perbandingan 3:1 dan jika M bersifat intermediet maka diperoleh perbandingan adalah 2:1:1. Jika gen bersifat intermediet maka diperoleh perbandingan fenotip 3:1 dan perbandingan genotipnya 2:1:1 inilah perbandingan tertinggi terjadipada gen yang bersifat dominan, akan tetapi pada gen yang bersifat resesif nilai perbandingan tertinggi berada pada gen baru atau perpaduan dari sifat gen-gen tersebut. Dengan demikian hasil perbandingan pada persilangan monohybrid sama dengan teori mendel meskipun tidak sama dalam hal angka perbandingan itu, dikarenakan adanya perbedaan jumlah gen pasangan yang disilangkan (Sudjino, 2005).<br />
4.6 Pengamatan Transpirasi Tumbuhan<br />
4.6.1 Hasil<br />
Dari pengamatan transpirasi diperoleh hasil sebagai berikut:<br />
Tabel 2. Tabel hasil pengamatan tiap 10 menit<br />
Waktu mulai Hasil Pengamatan<br />
1-10 menit Rica: 6,3; Jagung:6,3; Kemangi: 6,2<br />
10-20 menit Rica:6,1; Jagung:6,1; Kemangi: 5,8<br />
20-30 menit Rica:5,9; Jagung:6,0; Kemangi : 5,7<br />
30-40 menit Rica:5,8 ;Jagung:5,9 ;Kemangi:5,7<br />
40-50 menit Rica:5,7 ;Jagung:5,8 ; Kemangi:5,7<br />
50-60 menit Rica:5,7 ; Jagung:5,8 ; Kemangi: 5,6<br />
<br />
4.6.2 Pembahasan <br />
Transpirasi adalah hilangnya air dari daun. Air keluar daun melalui stomata yang merupakan pori-pori kecil yang berada didaun. Kebanyakan daun ditutupi oleh epidermis yang berkutikula yang memiliki restensi (Ketahanan) tinggi untuk terjadinya difusi air. Namun stomsta memiliki restensi sangat rendah ketika uap air berdifusi keluar melalui stomata.<br />
Pada percobaan ini diamati adalah faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi pada tumbuhan dan menghitung jumlah air yang hilang akibat adanya penguapan pada masing-masing tabung. Saat melakukan pengamatan, pada 10 menit pertama intensitas cahaya sangat tinggi, namun pada menit-menit berikutnya intensitas cahaya makin menurun disebabkan karena waktu yang hampir sore sehingga laju transpirasi mengalami penurunan, walaupun intensitas cahaya menurun pada 10 menit ketiga sampai seterusnya tetap terjadi penguapan walaupun hanya sedikit. Hal ini menunjukan bahwa angin juga ikut berperan penting karena angin dapat menyapu uap air yang berkumpul didekat permukaan.<br />
Cahaya Tumbuhan jauh lebih cepat bertranspirasi bila terbuka terhadap cahaya dibandingkan dengan keadaan gelap. Hal ini cahaya mendorong/merangsang stomata tumbuhan. Dengan demikian sangat menentukan pemindahan pada udara bersisikan pada uap air dari ruang udara (Dwjoseputra,1986).<br />
Suhu tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu tinggi dalam 300C, daun dapat bertranspirasi 3 kali lebih cepat dibanding dengan suhu 2000C. Hal ini disebabkan karena suhu juga mempengaruhi kelembaban udara. (Dwjoseputra, 1986).<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
4.7 Pengamatan Fotosintesis<br />
4.7.1 Hasil<br />
Dari pengamatan fotosintesis diperoleh hasil sebagai berikut:<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 29. Daun tanaman yang ditutupi kertas alumunium foil<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Gambar 30. Daun tanaman yang tidak ditutupi kertas alumunium foil<br />
4.7.2 Pembahasan<br />
Fotosintesis adalah reaksi pengubahan zat anorganik (air dan karbondioksda) menjadi zat organik (gula, amolum) oleh klorofil dengan pertolongan energi cahaya (terutama cahaya matahari). Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme dibumi. Dengan fotosintesis ini, tumbuhan menyediakan makanan bagi organisme lain baik secara langsungmaupun tidak langsung. Cahaya yang dimanfaatkan oleh tumbuhan hijau memerlukan klorofil, karbondioksida, air dan cahaya. Cahaya dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk fotosintesis cahaya merah dan nila. Dalam proses fotosintesis , yang pertama kali dibentuk adalah gula(glukosa), selanjutnya dapat diubah menjadi zat tepung. Senyawa-senyawa lain yang dapat terbentuk adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Air,oksigen, dan karbondioksida di alam mengalami siklus sehingga selalu terjaga suatu kesetimbangan alam. (Soerodikusumo, 1987)<br />
Organel yang berperan dalam fotosintesis adalah kloroplas yang mengandung pigmen, klorofil yamg menyebabkan warna hijau pada daun. Tiap-tiap kloroplas dibatasi oleh sepasang membran luar yang halus. Batas luar ini melingkup matriks fluida yang dinamakan stomata. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas adalah dua zat warna (berwarna hijau mudah dan berwarna hijau tua) atau disebut juga klorofil. Pigmen penyerap cahaya pada tanaman tilakoid disusun dalam suatu rangkaian fungsional yang disebut dengan fotosintesis (Gem, 1994).<br />
<br />
V. KESIMPULAN DAN SARAN<br />
5.1 Kesimpulan<br />
5.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop<br />
Berdasarkan hasil pengamatan tentang mikroskop dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:<br />
1. Mikroskop yaitu peralatan yang didesain untuk memperbesar gambaran objek yang berukuran kecil.<br />
2. Mikroskop mempunyai komponen-komponen yaitu tubus, lensa okuler, pengatur kasar, pengatur halus, lengan mikroskop, meja preparat, diafragma dan alas.<br />
3. Sifat bayangan yang ditimbulkan mikroskop adalah maya, terbalik dan diperbesar.<br />
5.1.2 Pengamatan Sel<br />
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:<br />
1. Setiap sel tumbuhan memiliki bagian-bagian sel yang hampir sama, serta memiliki fungsi yang berbeda-beda.<br />
2. Sel adalah satuan unit terkecil dari makhluk hidup dan merupakan komponen utama penyusun makhluk hidup, baik secara struktur maupun fungsional.<br />
3. Sel hewan memiliki bentuk sel yang tidak tetap karena masih berupa membran sel sedangkan sel tumbuhan memiliki sel yang tetap karena terdiri dari dinding sel yang mengandung selulosa.<br />
5.1.3 Pengamatan Tumbuhan<br />
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:<br />
1. Tumbuhan adalah organisme eukariota terbagi atas Gymnospermae dan Angiospermae. Tumbuhan angiospermae terbagi atas monokotil dan dikotil.<br />
2. Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang struktur terluar dari makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.<br />
3. Daun merupakan bagian dari sistem batang sehingga daun memiliki bagian-bagian yang menyerupai batang. Daun yang lengkap terdiri dari tiga bagian yakni pelepah atau pipih, tangkai (petiolus), dan helai daun (lamina).<br />
4. Akar adalah bagian batang suatu tumbuhan yang tertanam dibawah tanah. Akar berfungsi sebagai tempat penyerapan unsur hara dan makanan dari dalam tanah, sebagai pengisap air dan makanan, serta sebagai alat penguat suatu tanaman.<br />
5. Reproduksi tumbuhan terdiri atas dua, yaitu seksual dan aseksual.<br />
5.1.4 Pengamatan Hewan<br />
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:<br />
1. Morfologi Katak terdiri atas mulut (Cavum oris), mata(Organ visus), kepala (Caput), lengan atas (Brahium), badan (Abbomen), punggung (Dorsum), paha (Femus), betis (Crus), jari-jari kaki (Digiti), jari-jari tangan (Digiti), lengan bawah (Ante bracium), dan kloaka.<br />
2. Sistem pencernaan pada katak terdiri atas esofagus, lambung, duadenum, pilosus, usus halus, rektum, limpa, dan kloaka.<br />
3. Sistem reproduksi pada katak jantan terdiri atas testis, vasdeferens, ginjal, kantung sperma dan kloaka, sedangkan sistem reproduksi pada katak betina terdiri atas saluran telur, ovarium, ginjal, ureter, lubang dari oviduk dan uterus.<br />
5.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel<br />
Dari hasil pengamatan dan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa kesimpulan, sebagai berikut:<br />
1. Genetika merupakan suatu ilmu yang mempelajari mekanisme pewarisan sifat dari induk pada keturunannya.<br />
2. Persilangan monohybrid adalah persilangan antara dua individu yang berbeda dalam sepasang gen.<br />
3. Keturuna F1 pada persilangan monohybrid adalah seragam.<br />
4. Pada persilangan monohybrid yang bersifat dominan penuh, individu F1 memiliki fenotip seperti induknya yang dominan (merah), sedangkan yang bersifat dominan tidak penuh (intermediet), Fenotip individu F1 tidak seperti induk murni, melainkan mempunyai sifat fenotip diantara kedua induknya (Merah muda).<br />
5. Jika dominan nampak sepenuhnya pada persilangan monohybrid maka akan memperlihatkan perbandingan genotip yang sama dengan fenotipnya adalah 3:1.<br />
<br />
5.1.6 Pengamatan transpirasi tumbuhan<br />
Dari hasil pengamatan dan hasil pembahasan dapat disimpulkan, sebagai berikut:<br />
1. Transpirasi adalah hilangnya air dari daun, air keluar dari tanaman dengan melalui stomata yang merupakan pori-pori kecil yang berada didaun.<br />
2. Transpirasi tumbuhan melalui daun dapat terjadi melalui 3 jalan penguapan, yaitu sebagai berikut adalah, penguapan kutikula adalah penguapan-penguapan air dengan menembus sel-sel perifer beserta lapisan kulit luarnya, penguapan stomata adalah penguapan air melalui stomata, penguapan substomata adalah penguapan air melalui stomata dalam keadaan tertutup.<br />
3. Terjadinya transpirasi dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain adalah suhu, kelembaban, cahaya, dan angin.<br />
4. Pada tumbuhan terjadi transpirasi karena untuk mencegah kandungan air yang berlebihan pada tumbuhan tersebut.<br />
<br />
5.1.7 Pengamatan fotosintesis<br />
Dari hasil pengamatan dan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:<br />
1. Proses fotosintesis terhadap tumbuhan hijau dapat menghasilkan amilum dan dapat menghasilkan oksigen.<br />
2. Faktor-faktor yang menentukan berlangsungnya fototsintesis yaitu cahaya, klorofil, karbondioksida dan air.<br />
3. Klorofil berfungsi sebagai penangkap cahaya. Jadi, proses fotosintesis dapat berlangsung apabila terdapat cukup cahaya.<br />
<br />
5.2 Saran<br />
1. Jika masih ada yang kurang dalam Laporan ini, mohon diberi petunjuk agar pada praktikum selanjutnya bisa lebih baik.<br />
2. Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan sebaik-baiknya serta keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus diperhatikan. <br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
Agus, 1985. Morfologi Tumbuhan. Gajah mada University Press, Yogyakarta.<br />
Amin H, 1977. Botani. Balai pustaka Jakarta.<br />
Darjanto, 1984. Anatomi Tumuhan. Biocca Exact, Bandung.<br />
Dwijoseputro, 1986. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo persada Jakarta.<br />
Gabriel, J. F. 1998. Fisika Kedokteran. Universitas Udaya Press, Bali.<br />
Haryanto, 1994. Anatomi Tumbuhan.UGM Press Yogyakarta.<br />
Ismedi, 1993. Biokimia. UGM Press Jakarta.<br />
Kimball, 2000. Biologi Umum. Jakarta, Erlangga.<br />
Lakitan, Benyamin. 1995. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan<br />
Michael J. Pelzar, Jr. Dan ECS Cha. 1986. Dasar-dasar mikrobiologi. <br />
UI-Press Jakarta.<br />
Noble, 1989. Parasitologi. Gajah mada University Press, Yogyakarta.<br />
Parawirohartono, 1984. Biologi Umum. Jakarta, Gramedia.<br />
Pratiwi, 1997. Biologi. Universitas Terbuka, Jakarta.<br />
Pratiwi, D,A. 2003. Biologi Umum. Jakarta, Erlangga.<br />
Sastodinoto, 1989 . Biologi Umum. Jakarta, Gramedia,<br />
Soepomo,1997. Zoologi. Jakarta,Erlangga,<br />
Soerudikusumo,1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta,Karunika.<br />
Subowo,2007. Biologi sel. Angkasa Bandung.<br />
Suryo,1990. Genetika Tumbuhan. UGM Press Yogyakarta.<br />
Syamsuri, 2000. Biologi Umum. Jakarta, Erlangga.<br />
Tjirosoepomo, 1985. Morfologi Tumbuhan.UGM Yogyakarta.<br />
<br />
RIWAYAT PENULIS<br />
Sri Rahayu Lestari, lahir di Desa Karawana, Kec. Dolo, Kab.Donggala (Sekarang telah berganti nama, menjadi Kab.Sigi), Provinsi Sulawesi Tengah , pada tanggal 25 Januari 1993, dari pasangan Sahbudin Sumaila dan Tadria, anak pertama dari empat bersaudara. <br />
Menamatkan pendidikan Sekolah dasar (SDN) 05 Dolo, Kec.Dolo pada tahun 2004. Pada tahun itu saya melanjutkan ke SMPN 05 Biromaru dan menamatkan pendidikan pada tahun 2007. Setelah itu saya melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi di SMAN 01 Dolo dan menamatkan pendidikan pada tahun 2010. Sampai saat ini saya masih melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Universitas Tadulako, Fakultas Pertanian, Program studi Agroteknologi.<br />
SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-19602342962107601532011-03-10T00:41:00.001-08:002011-03-10T00:41:38.654-08:00sorry2 answerHey~Whoooahh whoah<br />
I will love you tonight<br />
Michidorok neol wonhago isseo yeah<br />
Dan harurado neo eobsi an doeneun nan oh~ baby<br />
I hold you in my arms ojik geu sarange simjangi ttwineun geol<br />
Nan jeomjeom sumi makhyeowa ireoda jukkesseo I want you baby<br />
<br />
Neomu neomu areumdawo ne moseube neogsi ppajyeobeorin na<br />
Ppajyeobeorin na<br />
Geujeo ne nunbiche saro japhyeo gogaejocha dollil sudo eomneun na<br />
Babo gateun na<br />
Gaseum teojyeo beoril geot gata neoui soneul jabeumyeon ne ipsure ip<br />
Matchum halttaemyeon<br />
Geunyeomani naege jooin ilsu itneun geol I'm a slave for you~<br />
<br />
Sorry sorry sorry sorry naega naega naega meonjeo nege nege nege<br />
Ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo baby<br />
Shawty shawty shawty shawty nuni busyeo busyeo busyeo sumi makhyeo<br />
Makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo baby<br />
Sorry sorry sorry sorry naega naega naega meonjeo nege nege nege<br />
Ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo baby<br />
Shawty shawty shawty shawty nuni busyeo busyeo busyeo sumi makhyeo<br />
Makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo baby<br />
Nan nan nananana nanana nana nanana nana nanana (lalalala)<br />
Nan nan nananana nanana nana nanana nana nanana nanana<br />
<br />
Haengbokhan baborado doen gibun neukkil su itgenni yeah<br />
Nal gajyeodo neon neon gwaenchanha geudaero sigani meomchwoseo<br />
Hanaui naigil wonhae<br />
<br />
Neomu neomu areumdawo ne moseube neogsi ppajyeobeorin na<br />
Ppajyeobeorin na<br />
Geujeo ne nunbiche saro japhyeo gogaejocha dollil sudo eomneun na<br />
Babo gateun na<br />
Gaseum teojyeo beoril geotgata neoui soneul jabeumyeon<br />
Ne~ ipsure ip matchundamyeon<br />
Geunyeomani naege jooin ilsu itneun geol I'm a slave for you~<br />
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/super_junior/sorry_sorry_answer.html ]<br />
Sorry sorry sorry sorry naega naega naega meonjeo nege nege nege<br />
Ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo baby<br />
Shawty shawty shawty shawty nuni busyeo busyeo busyeo sumi makhyeo<br />
Makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo baby<br />
Sorry sorry sorry sorry naega naega naega meonjeo nege nege nege<br />
Ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo baby<br />
Shawty shawty shawty shawty nuni busyeo busyeo busyeo sumi makhyeo<br />
Makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo baby<br />
<br />
Sangsanghan su eobseo neoreul ilhneundaneun geot<br />
Nega eobsi saraganeun salmiran geot<br />
Isunganeun kieokhalkke maengsehalkke<br />
Neol cheoeumcheoreom baraboneun haebaraki boy<br />
<br />
Machi neonnareul guwonhake bonaejin geol<br />
Saranghaneun salmi naege heorakdwin geol<br />
Geudaemaneuro naneun chungbunhae finally you're in my life<br />
<br />
Sorry baby sorry baby neoman neoreul saranghaeseo mianhae<br />
Cheongmal mianhae<br />
Shawty baby shawty baby geudaemaneul barabwaseo mianhae<br />
Cheongmal eojjeol suga eobtna bwa<br />
<br />
Sorry sorry sorry sorry naega naega naega meonjeo nege nege nege<br />
Ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo baby<br />
Shawty shawty shawty shawty nuni busyeo busyeo busyeo sumi makhyeo<br />
Makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo baby<br />
Sorry sorry sorry sorry naega naega naega meonjeo nege nege nege<br />
Ppajyeo ppajyeo ppajyeo beoryeo baby<br />
Shawty shawty shawty shawty nuni busyeo busyeo busyeo sumi makhyeo<br />
Makhyeo makhyeo naega michyeo michyeo baby<br />
<br />
Realize the heat, the lie<br />
Baby, give me can't deny<br />
Sori naeji malgo urin geujeo I gongganeul neukkyeo<br />
Gipi bbajyeodeuneun sarang jeunghuguneul neukkyeo<br />
Jeoldae byeonhajido malja heeojiji malja<br />
Naboda deo saranghae maleul haejuja<br />
Baek beondo man beonirado<br />
On and on Precious love<br />
<br />
Nan nan nananana nanana nanana nana nanana (lalalala)<br />
Nan nan nananana nanana nana nanana nana nanana nanana<br />
<br />
More lyrics: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/super_junior/#shareSRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-71979279615305423252011-03-10T00:38:00.000-08:002011-03-10T00:38:28.345-08:00u by super junior[Siwon:]<br />
Meng zhong de tian shi lai jiang lin<br />
Er wo yi jing que ding yao de ren jiu shi ni<br />
<br />
[Han Geng:]<br />
Qing rang wo lai wei ni duan ding<br />
Shou hu ni de qi shi ta xian zai zai zhe li<br />
<br />
[Kyuhyun:]<br />
Wo wu fa xiang shen pang ni bu zai<br />
Yao zen me ren nai yi ge ren de wu nai<br />
<br />
[Ryeowook:]<br />
Oh wo de ai<br />
Fang chu qu zen me shou hui lai<br />
<br />
[All:]<br />
Cuz I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Donghae:]<br />
Ni shu yu wo zui mei de meng<br />
<br />
[All:]<br />
No, I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Zhou Mi:]<br />
Wo yao wo men shou jin jin xiang wo<br />
<br />
[Donghae:]<br />
Ni fa shang can yu de xiang qi<br />
Bai xi de bei jing rang wo chen zui bu yu<br />
<br />
[Henry:]<br />
Di chen dai ci xing de hua yu<br />
Chan rao zai er bian liu lian be ceng xiao qu<br />
<br />
[Ryeowook:]<br />
Ba jie zhi cang zai mei gui li<br />
Neng be neng qing ni he wo yi qi zou na wei lai<br />
<br />
[Kyuhyun:]<br />
Oh wo de ai<br />
Fang chu qu zen me shou hui lai<br />
<br />
[All:]<br />
Cuz I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Donghae:]<br />
Feng kuang bu yi bu neng shi qu ni<br />
<br />
[All:]<br />
No, I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Zhou Mi:]<br />
Wo zhi yao wo men xin jin jin xiang yi<br />
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/super_junior/u_mandarin.html ]<br />
[All:]<br />
Cuz I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Han Geng:]<br />
Bu yao liu wo gu dan zai zhe li<br />
<br />
[All:]<br />
No, I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Siwon:]<br />
Ni zhi shu yu wo rang wo shu yu ni<br />
<br />
[Zhou Mi (Rap):]<br />
Mei you shen me neng gou gai bian wo ai ni de zi you<br />
Wo zhi xiang wo ni de shou he ni fen xiang suo you mei meng<br />
Xiang yao pei ban zhe ni zia ni gu dan shi hou<br />
Cha diao ni de yan lei fu chu wo de wen rou<br />
<br />
[Donghae (Rap):]<br />
Bu guan you shen me wo ye bu gan jue ji mo<br />
Mei you ni deng yu yong yuan pian li le zhong xin<br />
Rang wo zhe yang peng zhe ni zai ni shou zhong<br />
Rang wo wang zhe ni kan zhe ni ai zhe ni de xiao rong<br />
<br />
[Ryeowook:]<br />
Wo hui rang ni zhi yao wo zhi wei wo ku<br />
<br />
[All:]<br />
Cuz I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Henry:]<br />
Feng kuang bu yi bu neng shi qu ni<br />
<br />
[All:]<br />
No, I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Kyuhyun:]<br />
Wo zhi yao wo men xin jin jin xiang yi<br />
<br />
[All:]<br />
Cuz I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Han Geng:]<br />
Bu yao liu wo gu dan zai zhe li<br />
<br />
[All:]<br />
No, I can't stop thinking 'bout you girl<br />
<br />
[Siwon:]<br />
Ni zhi shu yu wo rang wo shu yu ni<br />
<br />
[All:]<br />
Cuz I can't stop<br />
<br />
More lyrics: http://www.lyricsmode.com/lyrics/s/super_junior/#shareSRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-87343877574541351402011-02-23T20:22:00.000-08:002011-02-23T20:22:10.728-08:00artikel pertanian<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx" rel="themeData"></link><link href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CADMINI%7E1%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml" rel="colorSchemeMapping"></link> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><style>
<!--
/* Font Definitions */
@font-face
{font-family:Wingdings;
panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0;
mso-font-charset:2;
mso-generic-font-family:auto;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;}
@font-face
{font-family:"Cambria Math";
panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4;
mso-font-charset:1;
mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;}
@font-face
{font-family:Calibri;
panose-1:2 15 5 2 2 2 4 3 2 4;
mso-font-charset:0;
mso-generic-font-family:swiss;
mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:-1610611985 1073750139 0 0 159 0;}
/* Style Definitions */
p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal
{mso-style-unhide:no;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
margin-top:0cm;
margin-right:0cm;
margin-bottom:10.0pt;
margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoChpDefault
{mso-style-type:export-only;
mso-default-props:yes;
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:Calibri;
mso-fareast-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:"Times New Roman";
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
.MsoPapDefault
{mso-style-type:export-only;
margin-bottom:10.0pt;
line-height:115%;}
@page Section1
{size:612.0pt 792.0pt;
margin:72.0pt 72.0pt 72.0pt 72.0pt;
mso-header-margin:36.0pt;
mso-footer-margin:36.0pt;
mso-paper-source:0;}
div.Section1
{page:Section1;}
/* List Definitions */
@list l0
{mso-list-id:1015419779;
mso-list-template-ids:-1191669678;}
@list l0:level1
{mso-level-number-format:bullet;
mso-level-text:;
mso-level-tab-stop:36.0pt;
mso-level-number-position:left;
text-indent:-18.0pt;
mso-ansi-font-size:10.0pt;
font-family:Symbol;}
ol
{margin-bottom:0cm;}
ul
{margin-bottom:0cm;}
-->
</style> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pertanian</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> adalah kegiatan pemanfaatan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Organisme" title="Organisme"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">sumber daya hayati</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> yang dilakukan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">manusia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> untuk menghasilkan bahan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pangan" title="Pangan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pangan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, bahan baku </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Industri"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">industri</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, atau sumber </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Energi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">energi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, serta untuk mengelola </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup" title="Lingkungan hidup"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">lingkungan hidupnya</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Budidaya"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">budidaya</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> tanaman atau bercocok tanam (</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">bahasa Inggris</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">: <i>crop cultivation</i>) serta pembesaran </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan_ternak" title="Hewan ternak"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">hewan ternak</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> (<i>raising</i>), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroorganisme"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">mikroorganisme</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> dan bio</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">enzim</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Keju"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">keju</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">tempe</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, atau sekedar </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ekstraksi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> semata, seperti penangkapan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ikan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> atau eksploitasi </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">hutan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto" title="Produk domestik bruto"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">PDB</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> dunia. Sejarah </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Indonesia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/BPS" title="BPS"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">BPS</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biologi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">biologi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ekonomi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_tanah"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ilmu tanah</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Meteorologi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">meteorologi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_mesin" title="Teknik mesin"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">permesinan pertanian</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Biokimia"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">biokimia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Statistika"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">statistika</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, juga dipelajari dalam pertanian. <b>Usaha tani</b> (<i>farming</i>) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. <i>Petani</i> adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (<i>livestock</i>) secara khusus disebut sebagai <i>peternak</i>.<o:p></o:p></span></div><table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0.75pt;"><br />
<br />
</td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;"></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18pt;">Cakupan pertanian<o:p></o:p></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">tanaman</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hewan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">hewan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrobia" title="Mikrobia"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">mikrobia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lahan_pertanian&action=edit&redlink=1" title="Lahan pertanian (halaman belum tersedia)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">sebidang lahan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tanaman_semusim" title="Tanaman semusim"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">semusim</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kehutanan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kehutanan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pohon</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hutan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">hutan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">). </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Peternakan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Peternakan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vertebrata"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">vertebrata</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> kecuali </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ikan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ikan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Amfibia"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">amfibia</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">) atau </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Serangga"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">serangga</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> (misalnya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lebah"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">lebah</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">). </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perikanan"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Perikanan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Konservasi_sumber_daya_alam&action=edit&redlink=1" title="Konservasi sumber daya alam (halaman belum tersedia)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">konservasi sumber daya alam</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">ekonomi</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Benih"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">benih</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">/</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bibit" title="Bibit"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">bibit</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pemasaran</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_intensif"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pertanian intensif</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> (<i>intensive farming</i>). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Agribisnis"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">agribisnis</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai <i>intensifikasi</i>. Karena </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertanian_industrial&action=edit&redlink=1" title="Pertanian industrial (halaman belum tersedia)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pertanian industrial</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertanian_berkelanjutan&action=edit&redlink=1" title="Pertanian berkelanjutan (halaman belum tersedia)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pertanian berkelanjutan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> (<i>sustainable agriculture</i>). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_organik"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pertanian organik</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> atau </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Permakultur&action=edit&redlink=1" title="Permakultur (halaman belum tersedia)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">permakultur</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian_ekstensif"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pertanian ekstensif</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pertanian_subsisten&action=edit&redlink=1" title="Pertanian subsisten (halaman belum tersedia)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">pertanian subsisten</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Alga"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">alga</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Hidroponika&action=edit&redlink=1" title="Hidroponika (halaman belum tersedia)"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">hidroponika</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.<o:p></o:p></span></div></div>SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-610300609114289202010-08-30T22:31:00.000-07:002010-08-30T22:31:18.604-07:00kisah cintaQ<div style="background-color: #cc0000; color: magenta; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"><i>AQ sangat menyayanginya... tetapi mengapa dia slalu mengkhianatiq ????</i><br />
<i>sdh 2x dia ketahuan main serong, tp q slalu memaafkannya....</i><br />
<i>mdh2an kalii ini dia bnar2 setia ma aq.....</i></span></div>SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-41670232818365512692010-08-22T00:55:00.001-07:002010-08-22T00:55:06.967-07:00PANCASILA1.ketuhanan yg maha Esa<br />
2.kemanusiaan yg adil dan beradab<br />
3.persatuan indonesia<br />
4.kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyrawatan perwakilan<br />
5.keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-381337908912334570.post-17848156130933292332010-08-22T00:54:00.000-07:002010-08-22T00:54:24.393-07:00PANCASILA1.ketuhanan yg maha Esa<br />
2.kemanusiaan yg adil dan beradab<br />
3.persatuan indonesia<br />
4.kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyrawatan perwakilan<br />
5.keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.SRI RAHAYU LESTARIhttp://www.blogger.com/profile/13778949873880582036noreply@blogger.com0